Masuk Daftar Makanan Mewah, Siapa Sangka Dulunya Lobster Dianggap Makanan Sampah

Masuk Daftar Makanan Mewah, Siapa Sangka Dulunya Lobster Dianggap Makanan Sampah

Editor: Reny Fitriani
Shutterstock / Kompas.com
Ilustrasi. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pernahkah Anda makan lobster di Zaman milenial ini?

Akui saja, lobster bukan makanan murah dan biasanya terdapat di restoran kelas atas.

Makanan makanan ini bisa menghabiskan uang hingga jutaan rupiah sekali makan.

Lobster memang identik dengan kemewahan.

Baca: Inilah 10 Foto yang Menunjukkan Betapa Menjengkelkannya Toko Online

Namun lobster dulu tidak diperlakukan demikian.

Baca: Ustaz Duda Ini Jadi Pria Idamannya, Kartika Putri Nangis Pernikahan Pertamanya Diramal Tragis Begini

Faktanya, ketika para pemukim Eropa pertama kali mendarat di pantai AS, lobster sangat melimpah sehingga orang menggunakan lobster untuk pakan babi mereka.

Pada tahun-tahun awal di daerah pemukiman Eropa, penduduk pesisir Timur Laut menemukan lobster tersapu di pantai dengan tumpukan setinggi dua kaki.

Lobster
The Vintage News
Lobster

Lobster-lobster ini dianggap sampah atau 'serangga' yang sering disebut 'kecoa laut'.

Kembali pada tahun 1700-an, lobster Maine, atau Homarus Americanus, dilemparkan ke hewan ternak, cangkangnya digiling dan digunakan sebagai pupuk kandang.

Penduduk asli Amerika menggunakan lobster untuk memancing ikan.

Baca: Netizen Julid, Sudah Cantik Bak Princess Begini Cinta Kuya Disebut Mirip Tante-tante

Memang, sebelum tahun 1800-an, satu-satunya orang yang makan lobster adalah yang kurang beruntung: janda miskin, anak yatim piatu, pegawai kontrak, hingga narapidana.

Lobster
TVN
Lobster

Lobster yang tergeletak di sekitar halaman depan rumah itu seperti tanda kemiskinan yang memalukan dan degradasi moral.

Namun karena perjalanan kereta api menyebar di akhir tahun 1800-an, kereta membuat menu lobster seolah-olah barang mewah bagi pelanggan pedalaman yang tidak pernah tahu makanan 'kecoa laut' yang dianggap sampah.

Penumpang menyukainya dan mengoceh tentang rasa meningkatkan popularitas lobster.

Sementara itu, pengunjung kelas atas mulai bepergian ke Maine di musim panas dan sangat senang mencoba makanan laut eksotis.

Pengemasan dengan pendingin es juga memungkinkan lobster untuk dikirim ke pedalaman.

Sejak saat itu restoran mulai menyajikan lobster.

Lobster pertama kali muncul di menu pada tahun 1850-an, menurut majalah Mother Jones.

Koki segera menemukan bahwa memasaknya langsung (daripada membunuhnya dan memasaknya kemudian) meningkatkan cita rasa dan dengan sisi mentega cair membuat makanan itu makin sempurna.

Lobster
TVN
Lobster

Permintaan semakin banyak dari tahun ke tahun dan penangkapan lobster berlebihan menyebabkan harga lobster mencapai puncaknya pada tahun 1920.

Hanya sedikit yang bisa membeli kemewahan lobster yang disajikan di piring porselen.

Namu pada tahun 1940-an, Anda bisa membeli lobster dalam kaleng, seperti tuna dan harganya murah, sangat janggal.

Konsep lobster kaleng ini ada pada zaman Perang Dunia II.

Selama Perang Dunia II, lobster dikirim dalam kaleng untuk memberi makan tentara di garis depan.

Bahkan saat itu, lobster lebih murah daripada kacang kalengan dan orang-orang memberikannya kepada hewan peliharaan mereka.

Namun pada tahun 1950-an, lobster telah mendapatkan kembali tempatnya di menu simbol status kemewahan.

Restoran mulai menyajikannya kembali sebagai makanan mewah.

Lobster
TVN
Lobster

Kira-kira berapa ya harga untuk menu makanan lobster saat ini?

Sebenarnya tergantung jenis lobster, lobster laut atau tawar dan tergantung ukurannya juga.

Beberapa menu restoran mungkin menjual harga lobster mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Menu lobster
Net
Menu lobster

Lobster gajah dengan bumbu garlic Butter berat 1,1 kg misalnya, bisa di bandrol dengan harga Rp 350 ribu.

Tertarik untuk mencicipinya? (Intisari-Online/Adrie P Saputra)

Berita ini sudah tayang di Intisari-Online dengan judul "Fakta Menarik Lobster: Dulu Hanya Dianggap Makanan Sampah yang Tak Berguna"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved