Polisi Temukan Barang Ini di Rumah Terduga Teroris asal Lampung Utara

Polisi masih melakukan penyelidikan terkait HS, terduga teroris asal Lampung Utara.

Penulis: anung bayuardi | Editor: Yoso Muliawan
Istimewa
Polisi menyita barang bukti sebuah buku dari rumah orangtua HS, terduga teroris, di Lampung Utara. 

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG ANUNG BAYUARDI

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Polisi masih melakukan penyelidikan terkait HS, terduga teroris asal Lampung Utara.

HS adalah satu dari empat terduga teroris yang ditembak mati oleh anggota Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Minggu (13/5/2018) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.

Baku tembak terjadi di gerbang belakang Terminal Pasir Hayam, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Di rumah HS (24) di Lampura, polisi menemukan sebuah buku tentang jihad. 

Buku tersebut diduga dibawa HS saat pulang kampung pada Lebaran tahun 2017.

"Dari kamarnya, kami temukan buku tentang jihad," kata Kapolres Lampura Ajun Komisaris Besar Eka Mulyana melalui ponsel, Minggu.

Belum diketahui tujuan HS membawa buku tersebut.

"Kami masih mengumpulkan keterangan," ujar Eka.

Dari penelusuran Tribun, HS pernah bekerja di salah satu perusahaan di Lampura selama dua tahun.

Anak kesembilan itu kemudian merantau selama tiga tahun ke Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jabar.

Selama tiga tahun merantau tersebut, HS pernah tiga kali pulang ke rumah ortunya di Lampura.

Sebelum Lebaran tahun 2017, ia pulang ke kampung halaman saat Lebaran tahun 2016.

"Terakhir tiga bulan lalu (Februari), menjenguk ortunya (ayahnya) yang sakit," kata Eka.

Eka memastikan HS berasal dari sebuah desa di Lampura berdasarkan kartu tanda penduduk yang bersangkutan.

"Dia ditangkap di Cianjur. Anggota masih mengumpulkan keterangan," ujarnya.

Kepala desa tempat ortu HS bermukim membenarkan HS berasal dari desanya.

"Iya, betul dia warga saya," kata kades tersebut melalui ponsel, Minggu.

"Nanti ya. Masih ada anggota dari polres dan polsek yang mendata," imbuhnya.

Si Pendiam yang Putus Sekolah

Seperti apa sosok HS? 

HS terbilang pendiam.

Sang ayah menuturkan, HS hobi berolahraga, terutama bola voli.

"Dia rajin ibadah. Tidak pernah berantem atau ribut di lingkungan," ujar ayah HS di rumahnya, Minggu (13/5/2018).

Ayah HS sangat terkejut mendengar informasi putranya meninggal dunia dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror Polri.

HS hanya mengenyam bangku pendidikan hingga kelas 2 di salah satu Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) di Lampura.

Beberapa tahun setelah putus sekolah tepatnya tahun 2015, tutur ayah HS, putranya pamit ke Jakarta untuk bekerja.

Kepada ayahnya, HS mengaku akan tinggal di rumah kakaknya di Jakarta.

Setahun kemudian, saat Lebaran, HS pulang kampung.

"Terakhir Februari lalu (HS) sempat nengok saya," beber ayah HS.

"Saya sakit, 6 hari di RSU Ryacudu (Kotabumi). Dia juga sempat kasih uang Rp 2 juta sebelum pamitan ke Jakarta lagi," tutur ayah HS.

Masuk Terminal

Densus 88 Antiteror Polri menembak mati empat terduga teroris di Cianjur, Jabar, Minggu (13/5/2018) dini hari.

Empat terduga teroris yang telah diikuti pergerakannya dari Sukabumi itu diduga melakukan perlawanan.

Keempatnya masuk kawasan Terminal Pasir Hayam ketika mengetahui keberadaan tim Densus 88.

Tim langsung mengejar keempatnya yang menggunakan mobil merek Honda Brio bernomor polisi wilayah Bogor.

Tim kemudian menembak mati keempatnya karena diduga melakukan perlawanan dengan senjata api ketika disetop.

Tim mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga akan digunakan untuk aksi teror.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved