Lakukan Hal Aneh Saat Dibelikan Bendera, Pria Ini Kemudian Ditangkap sebagai Terduga Teroris

Woto mengaku pernah membelikan bendera merah putih dan memasangkan bendera itu di depan rumah

Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
Kolase - Terduga teroris di Lampung diamankan Densus 88 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebelum Densus 88 menggerebek kediaman terduga teroris di Pringsewu, banyak hal ganjil yang diceritakan warga. 

Kebiasaan mereka umumnya berbeda dengan yang dilakukan warga sehari-hari.

Tim Densus  88 Anti Teror bersama Polda Lampung dan Polres Tanggamus kembali mengamankan terduga teroris di wilayah Lampung.

Ini merupakan kali kedua setelah pada 18 Mei lalu, Densus 88 juga mengamankan dua terduga teroris yakni Supriyanto (39) dan Budi Arman (40) di Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.

Inilah fakta-fakta penangkapan terduga teroris di Lampung.

Baca: Jadwal Lengkap dan Live Streaming Pekan 13 Hari Ini, Hasil Liga 1 dan Klasemen Terbaru

Baca: Alami Pelecehan Seksual, Via Vallen Ungkap Sosok Pemain Sepakbola Ternama

1. Ditangkap jelang kedatangan Kapolri dan Panglima TNI

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto mengadakan safari Ramadan ke Lampung, Senin (4/6/2018). Bersama mereka, turut hadir Ketua MUI Ma'ruf Amin.

Sehari sebelum kedatangan mereka, Tim Densus 88 menangkap sejumlah terduga teroris pada Minggu (3/6/2018).

Polisi menangkap tiga orang terduga teroris di Pekon Waringin Sari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Ketiga terduga teroris itu yakni Uj (43), sehari-hari berprofesi sebagai penjual obat tradisional, kemudian Im (42) yang berprofesi sebagai penjual kue aneka keripik khas Lampung.

Terakhir, In atau Hen (37), penjual motor bekas.

Penangkapan pertama kali dilakukan kepada Uj dan Im, baru selanjutnya terduga teroris In atau Hen. D

Dirintelkam Polda Lampung Kombes Amran Ampulembang membenarkan penangkapan ini.

"Benar, yang mengamankan dari Tim Densus 88 Anti Teror danPolda Lampung," ungkapnya saat dihubungi Tribun Lampung, kemarin.

Menurut dia, saat ini para terduga teroris tersebut masih dimintai keterangan di Mako Brimob Lampung.

"Mungkin pemeriksaan awal, jadi masih disini, dan sampai kapan penyelidikannya tergantung materinya. Karena yang menangani Tim Densus 88 Anti teror," jelas Amran.

2. Jaringan JAD

Kapolri menyebutkan, lima orang yang diamankan di Lampung dalam tiga pekan terakhir, merupakan jaringan kelompok radikalisme Jamaah Ansarut Daulah (JAD).

"(Mereka) Jaringan JAD. Saya selalu sampaikan setiap kesempatan yang bermain (membuat teror) ini kelompok JAD," kata Tito saat melakukan Safari Ramadan bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Makorem 043/Gatam, Bandar Lampung, Senin (4/6).

3. Kuda kepang

Kepala Pekon Waringinsari Barat Woto Siswoyo menuturkan, penangkapan terduga teroris di Pekon Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo pada Minggu pagi sempat membuat warga gempar.

Tidak hanya itu, pemasangan police line juga mengundang perhatian para pengguna jalan.

Ini karena kediaman para terduga teroris itu berada di tepi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Pringsewu dengan Lampung Tengah.

"Ramainya kayak orang melihat kuda kepang tadi," ujar Woto Siswoyo.

Ia sendiri mengaku tidak tahu persis bagaimana penangkapan itu terjadi.

Woto hanya diminta datang oleh Babinkamtibmas setempat untuk menyaksikan penggeledahan di kediaman Uj dan Im pada Minggu pagi. Di dua lokasi tersebut, sudah ramai warga.  

Awalnya, ia mendatangi kediaman Im, namun penggeledahan sudah pindah ke tempat Uj yang jaraknya sekitar 200 meter.

Ia pun bergegas ke kediaman Uj. Namun terus Woto, saat dirinya sampai di kediaman Im dan Uj, keduanya sudah dibawa oleh petugas.

"Saya hanya menyaksilan penggeledahan, ada buku-buku tadi yang dibawa," ujarnya.

Carik Pekon Waringinsari Barat Sofiyanto menambahkan, diantara buku-buku tersebut merupakan pengetahuan soal keyakinan para terduga terorisme.

Ditambahkan Woto lagi, dirinya kembali diminta untuk menyaksikan penggeledahan pada malam sekitar pukul 19.30 WIB.

Kali ini penggeledahan dilaksanakan di kediaman In atau Hen.

"Hen sudah tertangkap, jadi malam ini (kemarin) saya diminta menyaksikan penggeledahan rumahnya," ujarnya.

4. Perkelahian

Salah seroang Babinsa Waringinsari Barat Misno mengaku melihat rombongan petugas yang datang ke lokasi toko obat Uj.

Ketika itu, dia sedang menghadiri kegiatan di Balai Pekon Waringinsari Barat. Lantaran acara belum mulai, ia pun menunggu.

Sementara warung obat milik Uj berada di dekat Balai Pekon, ada di seberang jalan.

Ia menuturkan, pada saat itu ada warga yang ribut minta pertolongan karena penangkapan Uj oleh aparat dikira perkelahian.

Misno yang ditemui di kediaman kepala Pekon Waringinsari Barat mengaku sempat mendatangi lokasi keributan yang dimaksud.

Tapi begitu paham peristiwa tersebut adalah penangkapan oleh aparat dia lantas diam dan menyarankan warga untuk tidak membantu.  

5. Dikenal Tertutup

Dua terduga teroris yakni Uj dan Im yang tertangkap di wilayah Pekon Waringin Sari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu dikenal tertutup dan kurang bersosialisasi di lingkungan sekitarnya.

Hal ini diungkapkan Kepala Pekon Waringinsari Barat Woto Siswoyo.

Menurutnya, Uj dan Im tidak pernah aktif di kegiatan pekon, bahkan menghadiri kegiatan saudaranya sendiri seperti kendurian atau hajatan pun tak datang.

"Pada pengajian umum tidak pernah kelihatan juga," tutur Woto, Minggu (3/6). Uj dan Im sendiri sudah lama tinggal di Pekon Waringin Sari Barat.

Im berasal dari Pati, Jawa Tengah sedangkan Uj dari Brebes Jawa Tengah.

Keduanya menikah dengan warga Pekon Waringin Sari Barat dan menetap sudah puluhan tahun di sana.

6. Dibelikan bendera Merah Putih

Uj dan Im memang sangat berbeda dari warga lainnya.

Salah satunya terlihat dari sikap mereka yang tidak pernah mau memasang bendera merah putih pada saat peringatan HUT Kemerdekaan RI.

Woto mengaku pernah membelikan bendera merah putih dan memasangkan bendera itu di depan rumah Im.

Namun, dia justru diminta untuk menurunkan bendera tersebut.

Selama ini, kata Woto, keduanya terkenal sebagai orang yang saklek dengan akidahnya sendiri.

Sementara terduga teroris lainnya, In atau Hen (37), bertetangga dengan Im.

Menurut Woto, In ini sebenarnya adalah Hen.  Hen masih saudara Im. Sebab Hen menikah dengan adik istrinya Im.

Keduanya menumpang di rumah mertuanya sehingga tinggal dalam satu pekarangan.

Berdasarkan informasi, Hen asalnya dari Pekon Sukoharjo III, Kecamatan Sukoharjo.

Panglima TNI dan Kapolri
Panglima TNI dan Kapolri ()

7. Ada jaringan teroris di Lampung

Kapolri mengakui ada jaringan terorisme di Lampung. Namun, ia enggan membeberkan lebih lanjut tentang sel-sel teroris yang ada di Bumi Ruwa Jurai.

"Ada jaringan (teroris) tapi tidak terlalu besar, ya nantilah kami proses baru kami kasih tahu," ucapnya.

Untuk menghentikan aksi terorisme, Tito memastikan Polri mengambil langkah yang tidak terbuka.

Menurut dia, Polri menggandeng TNI untuk bersama-sama menumpas jaringan terorisme yang tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air, termasuk di Lampung.

"Yang jelas, sekarang ini kami mengambil langkah-langkah terhadap jaringan-jaringan (terorisme) ini, tapi tak ingin langkah yang terbuka. Bersama Bapak Panglima TNI, kami ada teknik untuk mengerem jaringan-jaringan ini," beber Tito.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved