Wisatawan Dilarang Mendekat, Aktivitas Gunung Anak Krakatau Meningkat

Dua hari terakhir, Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di selat Sunda terpantau mengalami peningkatan aktivitas.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Safruddin
TRIBUN LAMPUNG/PERDIANSYAH
tiga pendaki tengah berfoto dengan latar gunung anak krakatau. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMSEL – Dua hari terakhir, Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di selat Sunda terpantau mengalami peningkatan aktivitas.

Ini terpantau dari pengamanan GAK di pos pantau Desa Hargo Pancuran, Kecamtan Bakauheni Lampung Selatan.

Menurut petugas pos pantau GAK, Andi Suardi, pada akhir pekan kemarin minggu (24/6), aktivitas gunung api yang ada di selat Sunda itu terpantau ada hembusan sebanyak 44 kali.

Baca: Ini Website Resmi Penerimaan CPNS Tahun 2018

Sedangkan untuk gempa vulkanik dangkal tercatat 58 kali dan gempa vulkanik dalam terpantau 2 kali.

“Tapi untuk asap kawah tidak bisa teramati secara visual. Karena kawasan gunung GAK tertutup kabut,” kata Andi Suardi kepada Tribun Lampung, Senin (25/6).

Andi Suardi mengatakan untuk status GAK saat ini level II Waspada.

Warga masyarakat dan juga wisatawan disarankan untuk tidak mendekati kawasan GAK dalam radius 1-2 kilometer.

Pagi ini, lanjut Andi, pengamatan GAK masih dilakukan.

Namun untuk kawasan GAK masih ditutupi kabut sehingga pantauan visual masih terganggu.

Meski aktivitas gunung anak Krakatau (GAK) dalam dua hari terakhir terpantau mengalami peningkatan.

Baca: Waspada, Hujan yang Mengguyur Wilayah Lampung Akan Berlangsung Hingga Malam Hari

Namun kegiatan warga di pulau Sebesi, pulau berpenghuni terdekat dari kawasan gunung api yang ada di selat Sunda itu tetap seperti biasanya.

Menurut Alif salah seorang warga pulau Sebesi, peningkatan aktivitas GAK sudah terlihat sejak Jumat (22/6) sore.

Ini terlihat dari adanya asap putih yang keluar dari kawah gunung yang cukup tinggi.

"Benar sejak Jumat lalu sudah terpantau. Dan pada sabtu lalu terlihat ada asap putih dari kawah yang cukup tinggi. Tidak seperti biasanya," kata dia kepada tribun, senin (25/6).

Menurut Arif, meski ada peningkatan aktivitas namun kondisi ini tidak mempengaruhi aktivitas warga masyarakat yang tinggal di pulau Sebesi.

Apalagi hingga kini, juga warga belum merasakan adanya gempa dari aktivitas GAK.

"Kalau untuk kegiatan masyarakat masih berjalan biasa. Tidak terpengaruh. Sebelumnya beberapa tahun lalu, GAK juga sempat meningkat aktivitasnya," tandasnya.

Baca: Dikenal Kaya Raya, Ini Isi Lemari Sepatu Pasangan Ruben Onsu-Sarwendah

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan kegempaan vulkanik GAK terpantau mengalami peningkatan sejak 18 Juni 2018.

Baca: Momen Kate dan Meghan Tak Sengaja Pernah Pakai Baju yang Sama, Cantik Mana?

"Sampai sekarang masih didominasi aktivitas kegempaan vulkanik dan kegempaan permukaan seperti hembusan,," ujar Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana.

Devy menjelaskan, gempa hembusan menghasilkan emisi abu sampai ketingian 500 meter.

Sedangkan kegempaan vulkanik GAK masih mengindikasikan adanya pergerakan magma dari kedalaman menuju permukaan.

"Hingga saat ini PVMBG maih menetapkan status waspada level II. Masyarakat, wisatawan dan nelayan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer,"ujarnya.

Aktivitas di GAK tak akan berbahaya selama masyarakat tidak melakukan aktivitas di kawah gunung tersebut.

"PVMBG tetap memantau perkembangan aktivitas Krakatau dengan secara terus menerus untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," ujarnya. (ded)

BACA JUGA :

20 Istilah Unik di Dunia Balap Liar, Cabe-cabean Hingga Adu Kebo

Prediksi Rusia vs Uruguay Grup A Piala Dunia 2018

Sebelumnya Meninggal, Harry Moekti Sampaikan Permintaan Ini ke Adiknya, Bikin Haru

Nissa Sabyan Buka-bukaan Soal Tas Kecilnya, Isinya Ternyata . . .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved