Inilah Kisah Letusan Krakatau Purba yang Akibatkan Pulau Sumatera dan Jawa Terpisah. Dahsyat!
Gunung Anak Krakatau meletus setinggi lebih kurang 1 km, Senin 25 Juni 2018, pukul 07.14 WIB.
200 km3 material vulkanik seperti debu halus, pasir, kerikil, hingga bom dilontarkan ke stratosfer, sehingga menutupi sinar matahari,
Dunia menjadi gelap akibat letusan Krakatau kuno ini.
Suhu udara di Khatulistiwa juga dilaporkan turun 10C.
Terlalu banyaknya material yang dimuntahkan membuat tubuh gunung tersebut ambruk, menghasilkan kaldera 40 km x 60 km dan membentuk Selat Sunda, sehingga memisahkan Jawa dan Sumatera.
Baca: Susah Payah Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2018, Argentina Sudah Ditunggu Prancis
Seorang bishop Suriah, John dari Efesus, menulis sebuah chronicle di antara tahun 535 – 536 M.
“Ada tanda-tanda dari Matahari, tanda-tanda yang belum pernah dilihat atau dilaporkan sebelumnya. Matahari menjadi gelap, dan kegelapannya berlangsung selama 18 bulan. Setiap harinya hanya terlihat selama empat jam, itu pun samar-samar. Setiap orang mengatakan bahwa Matahari tak akan pernah mendapatkan terangnya lagi," demikian tertulis di chronicle tersebut.
Dokumen lainnya dari Dinasti Cina mencatat: ”suara guntur yang sangat keras terdengar ribuan mil jauhnya ke barat daya Cina”.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Mengenang Letusan Dahsyat Gunung Krakatau yang Membuat Dunia Gelap dan Memisahkan Jawa-Sumatera"