Mitos atau Fakta, Masa Subur Wanita Hanya Sampai Umur 40 Tahun?

Pakar ini akan meluruskan beberapa kesalahpahaman yang paling umum seputar kesuburan.

Editor: Reny Fitriani
shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kesuburan adalah topik yang sangat diperbincangkan, apalagi jika Moms menginginkan anak.

Ada banyak informasi mengenai kesuburan, yang sayangnya, tak sedikit dari info tersebut merupakan hoaks kesehatan belaka.

Baca: GRAFIS: Sejarah Sirkuit Sachsenring: Wilayah Kekuasaan Honda dan Marquez

Meskipun beberapa mitos benar-benar tidak masuk akal, ada beberapa informasi lain yang cukup bisa 'mengecoh' Moms.

Dikutip dari INSIDER, yang berbicara dengan beberapa pakar seperti Dr. Mary Jane Minkin, profesor Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi di Universitas Yale.

Ada juga Dr. Angela Le, pendiri Fifth Avenue Fertility Wellness, dan Dr. Alan Copperman, direktur divisi endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Mount Sinai Medical Center.

Baca: Siaran Langsung Semifinal Piala Dunia 2018: Perancis vs Belgia, Rabu 11 Juli 2018 Pukul 01.00

Pakar ini akan meluruskan beberapa kesalahpahaman yang paling umum seputar kesuburan.

Mitos 1: Alkohol bisa membuat mandul

Menurut Minkin dan Le, tidak ada penelitian yang dapat dipercaya kalau secara langsung infertilitas berhubungan dengan konsumsi alkohol.

Sebuah studi 2015 oleh The American Journal of Clinical Nutrition melaporkan, bahwa meskipun kebiasaan minum alkohol dikaitkan dengan mengurangi semua penyebab kematian dan morbiditas, efek asupan alkohol pada fungsi reproduksi perempuan belum jelas.

Namun, Le mengatakan bahwa jika seorang ibu berkonsultasi dengannya tentang masalah kesuburan, salah satu hal pertama yang dia tanyakan adalah konsumsi alkohol.

"Jika seseorang telah mencoba selama bertahun-tahun untuk hamil, salah satu hal pertama yang saya minta mereka lakukan adalah detoks dari makanan penyebab radang.

Ini termasuk makanan seperti gluten, susu dan alkohol," kata Le.

Ia menambahkan Kadang-kadang, orang-orang minum lebih banyak alkohol karena mereka stres dikarenakan tak mampu hamil."

Dalam sebuah artikel yang ditulis Le untuk FertilityIQ berjudul A Healthy Fertility Diet, dijelaskan bahwa makanan penyebab radang dapat menyebabkan masalah kesuburan.

Seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan endometriosis.

Mitos 2: Jika Moms lebih bugar, maka lebih subur

Ketiga dokter mengatakan masalah kesuburan tidak ada hubungannya dengan 'bentuk tubuh'.

Sebaliknya, ini tentang berat dan persentase lemak tubuh.

"Perempuan dengan BMI yang sangat rendah mungkin merasa sulit untuk hamil, begitu juga wanita dengan angka BMI ekstrem," kata Copperman.

Sebuah studi 2013 melaporkan, "peningkatan berat badan dapat menurunkan kesuburan pada pria dan perempuan.

Ini meningkatkan risiko disfungsi ovulasi dan resistensi insulin tetapi juga dapat mengurangi kemungkinan konsepsi pada wanita dengan siklus reguler."

Meskipun bentuk tubuh tidak memengaruhi kesuburan secara langsung, Le mendorong pasiennya berolahraga secara teratur, terutama jika telah tidak subur untuk sementara waktu.

"Berolahraga mengarah pada pelepasan endorfin, dan merupakan cara alami untuk menjadi lebih bahagia," kata Le.

"Orang-orang yang frustrasi mereka ingin hamil bisa sangat marah, atau bahkan minum segelas anggur semalam untuk mengatasi stres.

Olahraga adalah cara yang jauh lebih sehat untuk merasa lebih baik," tambahnya.

Mitos 3: Menyusui membuat mandul

Meskipun Le dan Minkin mengatakan menyusui tidak akan membuat mandul, seseorang dapat berhenti berovulasi saat menyusui.

Minkin menjelaskan ketika seseorang sedang menyusui, mereka mengalami peningkatan kadar prolaktin, hormon yang memungkinkan mereka menghasilkan susu.

Meskipun tingkat yang tinggi ini dapat menghentikan ovulasi selama beberapa bulan pertama laktasi, namun tingkatnya akan menurun seiring waktu dan Moms akan mulai berovulasi lagi.

Mitos 4: Moms subur hanya sampai usia 40 tahun

Dokter Minkin mengatakan perempuan paling subur di usia 20-an, kurang dari 30 tahun, dan bahkan kurang dari 35 tahun.

Seiring bertambahnya usia, perempuan akan kehilangan lebih banyak dari apa yang disebutnya 'kekuatan reproduksi' mereka.

"Saya memiliki pasien perempuan yang telah hamil beberapa kali di usia 40-an dengan mudah, dan saya juga memiliki pasien 32 tahun yang telah mencoba hamil selama empat tahun tanpa ada keberhasilan. Itu benar-benar tergantung pada orangnya."

Minkin mengatakan aspek penting untuk diperhitungkan adalah usia menopause keluarga.

"Jika ibumu mengalami menopause pada usia 40, saya benar-benar akan membuatmu enggan menunggu lama untuk hamil," katanya.

"Memang, kami tidak bisa menjamin Anda juga akan mengalami menopause dini, tetapi itu layak untuk dipikirkan dan direncanakan."

Mitos 5: Perempuan adalah satu-satunya penyebab infertilitas

Le mengatakan salah satu hal yang paling membuat frustrasi baginya adalah ketika wanita berpikir infertilitas adalah semua kesalahan mereka.

Seringkali, katanya, pria juga harus disalahkan atas ketidaksuburan pasangan.

"Membuat bayi adalah olahraga tim," katanya.

CDC melaporkan bahwa sekitar 35% dari pasangan yang mengalami infertilitas memiliki faktor yang berkontribusi pada pria dan perempuan.

Lebih jauh lagi, 8% pasangan infertil penyebab infertilitas dari pria saja.

Menurut CDC, infertilitas pada pria dapat terjadi karena berbagai alasan.

Beberapanya termasuk gangguan fungsi testis atau ejakulasi, gangguan hormonal, kelainan genetik, usia, penggunaan berlebihan obat-obatan dan alkohol, obesitas, paparan testosteron, paparan radiasi dan obat-obatan tertentu.

Nah, itu dia Moms mitos seputar infertilitas yang masih dipercaya banyak orang. (Nakita.id/Amelia Puteri)

Sumber: Nakita
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved