Ayahnya Dipecat dari PSMS Medan, Putri Djadjang Nurdjaman Tulis Pesan Mengharukan ke Suporter
Ayahnya Dipecat dari PSMS Medan, Putri Djadjang Nurdjaman Tulis Pesan Mengharukan ke Suporter
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Putri eks Pelatih PSMS Djadjang Nurdjaman, Nadia Desvianti, mengapungkan syukur dan terima kasih kepada fans atau suporter PSMS yang telah memperlakukan ayahnya dengan baik.
Ucapan terima kasih itu dituliskan Nadia di akun Instagramnya setelah pelatih yang akrab dipanggil Djanur itu dipecat dari jabatan sebagai pelatih PSMS Medan.
Djanur dicopot oleh manajemen PSMS Medan pada Jumat (13/7/2018).
Djanur dipecat karena performa tim Ayam Kinantan yang tak kunjung membaik dan kini berada di dasar klasmen sementara Liga 1 Indonesia.
Pada postingannya di akun media sosial Instagram yang diunggah sehari setelah pemecatan ayahnya, Nadia meminta maaf jika ayahnya dianggap belum mampu berbuat yang terbaik.
Namun, ini mengaku bersyukur karena ayahnya banyak mendapat dukungan dari suporter PSMS.
“Saya telah membaca pesan-pesan dan komentar tentang ayah saya. Kalian semua menakjubkan dan menurut saya kalianlah suporter terbaik. Saya merasa beruntung ayah pernah bersama kalian dan bagian dari tim,” tulisnya.
Bergabung pada akhir musim lalu, Djanur langsung membawa PSMS naik kasta dari Liga 2 ke Liga 1.
Mengawali musim dengan dua kali kekalahan di pertandingan awal, PSMS sempat naik ke papan tengah karena beberapa kali kemenangan di kandang.
Namun, belakangan PSMS berkutat di zona degradasi dan saat ini hanya mampu mengumpulkan 15 poin dari 15 kali tanding.

Sebagian fans PSMS mengaku kecewa dengan pemecatan Djanur.
Sekretaris PSMS Medan Club (PFC), M. Alfian Majid mengatakan, keputusan ini merupakan langkah mundur yang dilakukan manajemen.
"Sudah pasti ini langkah mundur. Pengurus yang seharusnya didepak, bukan Djanur. Karena segala kebutuhan pemain dan pelatih banyak yang tidak direalisasi pengurus," katanya, Jumat (13/7/2018).
"Separuh musim belum habis semua perangkat pelatih sudah didepak tanpa komunikasi terlebih dulu. Ini yang harus didepak tuh pengurus nya bukan pelatih. Pelatih sudah menawarkan pemain untuk di kontrak tetapi pengurus menolaknya," katanya.
Ditambah lagi, katanya, separuh musim hampir seluruh jajaran pelatih telah digusur dari tim bukan membuat hal yang positif. Malah membuat tim semakin terpuruk.
Djanur Sebut Sudah Membaca Skenario Pemecatannya
Mendapat surat pemecatan, Djanur mengaku legowo. Toh, menurutnya, hal tersebut sudah biasa dalam sepak bola.
"Yang jelas saya terima keputusan ini. Hal ini biasa dalam dunia sepak bola. Masa saya harus menangis, saya punya keyakinan bisa membawa PSMS untuk bangkit dari keterpurukan, namun apa boleh buat ini sudah jadi keputusan mereka," kata Djanur saat dihubungi, Jumat (13/7/2018).
Djadjang mengaku sudah mendapatkan sinyal sejak jauh hari.
Saat manajemen menunjuk Suharto AD sebagai asistennya, di situ Djadjang sudah merasa dirinya akan didepak.
"Sebetulnya saya sudah pelajari, ada skenario yang dilakukan PSMS kepada saya, mulai dari datangkan Suharto sebagai asisten. Kemudian memecat dua asisten saya sebelumnya tanpa memberi tahu saya dahulu," ujar Djanur saat dihubungi, Jumat (13/7/2018).
"Skenario manajemen ini sebetulnya agar buat saya tidak betah di PSMS. Mereka melihat saya tidak juga mengundurkan diri, sehingga mereka mengambil keputusan untuk memecat saya," tambah pelatih berusia 53 tahun tersebut.
Djanur memberikan pesan kepada pihak manajemen untuk menyelamatkan PSMS jangan sampai terdegradasi dari Liga 1. Pasalnya, kata Djanur dia sudah susah payah untuk membawa PSMS naik Liga 1.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada suporter PSMS yang selama ini mendukung saya, ditempat lain mungkin saya sudah dihajar atau dimaki-maki tapi suporter Medan sangat baik untuk saya, saya ucapkan terima kasih. Saya berharap manajemen bergerak cepat untuk berbenah agar tidak turun ke Liga 2," pungkas Djanur.
Manajemen PSMS Medan tak butuh waktu lama untuk mencari sosok pengganti Djadjang Nurdjaman yang baru saja didepak sebagai pelatih kepala.
PSMS telah mendapatkan pelatih baru eks Pelatih Persipura Jayapura yakni Peter Butler. Pelatih asal Inggris itu akan bergabung dengan PSMS dalam waktu dekat.
"Sudah ada gantinya, mantan pelatih Persipura asal Inggris, Peter Butler. Dia masih di Manchester, tapi sudah kita sudah belikan tiket. Paling lama besok sudah sampai dia ke Medan," ujar CEO PSMS, Dhody Thahir saat dihubungi, Sabtu (14/7/2018).
Alasan manajemen PSMS memilih Peter Butler lantaran yakin bisa membawa PSMS keluar dari zona degradasi. Pasalnya, menurut Dhody, Peter merupakan pelatih yang cukup disiplin. Pengalamannya memegang Persipura diyakini dapat sepaham dengan keinginan PSMS.
"Kita lihat pengalaman dia di Persipura, cukup baik. Kemarin dia sempat membawa Persipura ke posisi papan atas klasemen. Kemudian dia pelatih asing, jadi bisa lebih disiplin. Apalagi Inggris, negara maju," bebernya.

Peter Butler Menggantikan Djanur
Manajemen PSMS Medan tak butuh waktu lama untuk mencari sosok pengganti Djajang Nurdjaman yang baru saja didepak sebagai pelatih kepala.
Kini mereka telah mendapatkan pelatih baru eks Pelatih Persipura Jayapura yakni Peter Butler. Pelatih asal Inggris itu akan bergabung dengan PSMS dalam waktu dekat.
"Kita sudah ada gantinya mantan Pelatih Persipura asal Inggris itu si Peter Butler. Dia masih di Manchester, tapi sudah kita sudah belikan tiket. Paling lama besok sudah sampai dia ke Medan," ujar CEO PSMS, Dhody Thahir saat dihubungi, Sabtu (14/7/2018).
Alasan Manajemen PSMS memilih Peter Butler lantaran yakin bisa membawa PSMS keluar dari zona degradasi. Pasalnya, menurut Dhody, Peter merupakan pelatih yang cukup disiplin. Pengalamannya memegang Persipura diyakini dapat sepaham dengan keinginan PSMS.
"Kita lihat pengalaman dia di Persipura, cukup baik. Kemarin dia sempat membawa Persipura ke posisi papan atas klasemen. Kemudian dia pelatih asing, jadi bisa lebih disiplin. Apalagi Inggris, negara maju," bebernya.
Lanjut Dhody, Peter akan mulai menangani tim jelang laga tandang lawan Persebaya Surabaya, Rabu (18/7/2018) nanti.
"Dia sudah resmi sebagai pelatih, jadi tinggal teken saja setelah tiba di Medan. Setelah itu lawan Persebaya nanti dia sudah bisa langsung menangani tim. Tapi mungkin nanti hanya bisa memberikan arahan dulu, karena dia mau lihat tim ini," pungkasnya.
Sekadar mengingatkan, Djajang Nurdjaman dipecat sejak kemarin setelah menangani 15 laga bersama Ayam Kinantan atau dua lagi sisa jelang berakhirnya putaran I. PSMS sementara huni dasar klasemen dengan 15 poin dari 5 kali menang dan 10 kali kalah.
Pengalaman Melatih di Asia Tenggara
Peter Butler berusia 51 tahun. Ia lahir di Halifax, Inggris, 27 Agustus 1966.
Di Indonesia, Peter Butler pernah melatih Persiba Balikpapan, Kaltim, pada musim 2006-2008 dan 2012.
Ketika itu, ia mundur dari pelatih Kota Minyak tersebut dengan alasan keuangan serta kondisi persepakbolaan Indonesia yang tengah kacau.
Pelatih asal Inggris tersebut mengaku belum menerima haknya. Hal tersebut terlihat melalui akun Twitter Butler (@pjfbutts), yang menyatakan "No Pay No Play".
Sebenarnya permasalahan yang terjadi, seperti yang dilansir dari ESPNStar.my, keputusannya untuk hengkang diakibatkan kisruh yang kini melanda sepakbola Indonesia.
"Ini jalan yang terbaik. Klub gagal menyediakan visa pekerjaan kepada saya karena status ISL yang tidak diakui FIFA atau AFC," ujar Butler seperti yang dilansir dari Balikpapaners.com. Saat itu, status PSSI memang sedang bermasalah, terjadi dualisme.
"Ini menyebabkan nasib saya dalam bahaya dan saya mungkin dideportasi karena bekerja tanpa visa pekerjaan yang sah di Indonesia," ungkap Peter.
Kinerja yang dapat dicapai, saat Peter membawa Persiba Balikpapan promosi ke ISL pada 2008. Tim berjuluk "Beruang Madu" kala itu dibawanya finis di urutan ketujuh wilayah Timur Liga Djarum Indonesia.
Dia tangani Persiba dalam dua masa, pertama pada 2006 sampai 2008, kemudian kembali 2012 lalu. Pada 2012, Persiba memang finis di urutan ketujuh. Tapi lebih baik capaian itu setidaknya lebih baik dari tim asal Kaltim lainnya, Mitra Kukar (9) dan Persisam Samarinda (11).
Lima tahun kemudian, tahun 2017, Peter berlabuh ke kandang Persipura Jayapura.
Mutiara Hitam, julukan Persipura, sebelumnya sudah membebastugaskan Wanderley Santos sebagai pelatih. Alhasil, mereka menunjuk Butler sebagai nahkoda baru.
"Calon Pelatih Persipura Jayapura, yakni Peter Butler. Dia sudah punya pengalaman cukup banyak sebagai pelatih, dan pernah di Indonesia beberapa tahun lalu, sempat menangani Persiba," ujar Ketum Persipura, Benhur Tomi Mano dalam rilisnya.
Pelatih asal Inggris ini memang punya jejak karir yang lumayan bagus. Karirnya pertama kali dimulai saat jadi pelatih sementara Halifax Town. Dia kemudian pindah ke Australia menjadi pelatih-pemain Sorrento FC kurun 2000-2002.
Butler akhirnya mencoba pertaruhan di Asia Tenggara. Sejumlah klub pernah ditanganinya, semacam Singapore Armed Forces Football Club (SAFFC), Sabah FA (negara Bagian Malaysia), Persiba Balikpapan, Kelantan FA (klub peserta Liga Super Malaysia), hingga Terengganu T-Team (Malaysia).
Mantan pemain West Ham United itu juga pernah jadi pelatih kepala di BEC Tero Sasana. Dia meiliki Lisensi UEFA Pro. Selama kariernya, Butler terbilang cukup istimewa.
(lam/tribun-medan.com)