Keluarga Cendana Berkumpul, 6 Anak Soeharto Bergabung di Partai Berkarya
Partai Berkarya merupakan partai politik (parpol) yang didirikan Tommy Soeharto pada 2016.
Penulis: taryono | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Partai Berkarya merupakan partai politik (parpol) yang didirikan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto pada 2016.
Partai tersebut memiliki legitimasi hukum setelah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) menerbitkan Surat Keputusan (SK) Menkumham Nomor M.HH-20.AH.11.01 tahun 2016.
Dilansir Tribunjakarta.com, Tommy mengungkapkan, satu di antara alasannya terjun ke dunia politik karena rasa prihatin.
Sebab setelah 20 tahun Reformasi, arah kehidupan berbangsa dan bernegara tidak menuju ke arah yang lebih baik.
Partai Berkarya disebut-sebut sebagai Partai Keluarga Cendana.
Baca: Sel Mewah Hingga Bisnis Jual Beli di Lapas Sukamiskin
Itu lantaran anak-anak Presiden ke-2 RI, Soeharto, berada di parpol dengan nomor urut tujuh pada Pemilu 2019 mendatang.
Mereka antara lain Sigit Harjojudanto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Harijadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).
Sebelumnya, partai bernuansa keluarga Cendana yang pernah berpartisipasi pada pemilu adalah Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), yaitu pada 2004 dan 2009.
PKPB meraih dua kursi pada Pemilu 2004.
Sementar pada 2009, parpol tersebut gagal menempatkan wakil mereka di DPR.
Pada 2004, PKPB secara terang-terangan berniat mengusung putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut, untuk menjadi presiden.
Namun, rencana itu gagal karena PKPB tak mencapai batas ambang pencalonan presiden.
Dua partai lain yang pernah didirikan anggota keluarga Cendana adalah Partai Karya Republik dan Partai Nasional Republik.
Dua partai itu tidak pernah mengikuti pemilu.
Baca: Kronologi Lengkap Komentar Pedas Iis Dahlia di Audisi KDI yang Jadi Kontroversi
Target 80 Kursi
Partai Berkarya menargetkan meraih 80 kursi di DPR RI pada Pemilu 2019.
Sejumlah publik figur akan diajak bergabung untuk mencapai target tersebut.
"Tidak ragu-ragu, kami ingin katakan mohon izin Partai Berkarya menargetkan 80 kursi DPR RI," ujar Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, di Kantor DPP Partai Berkarya, Jakarta Selatan, Minggu.
Untuk mencapai target itu, Partai Berkarya melakukan sejumlah cara.
Satu di antaranya mengajak publik figur, antara lain Dony Kusuma, Annisa Tri Hapsari, Paramitha Rusadi, Sultan Djorghi, Raslina Rasidin, dan Andi Arsyl.
"Sudah tentu, bergabungnya tokoh, kami beruntung dan percaya diri bisa merebut 80 kursi," kata dia.
Sejauh ini, dia mengaku, pihaknya sudah memasukkan data calon anggota legislatif melalui Sistem Informasi Pencalonan (Silon), yang dipergunakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk memasukkan data caleg di berbagai tingkatan.
Priyo menjelaskan, proses pemasukan data ke Silon itu sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Sejauh ini, sekitar 400 nama sudah dimasukkan ke sistem itu.
"Jadi, Partai Berkarya akan mengajukan 575 dari semua dapil se-Indonesia. Dari 80 dapil yang ada, dan tidak yang kosong satu pun," tambahnya.
Tak lolos
Partai Berkarya diprediksi takkan lolos dari ambang batas parlemen.
Jika prediksi itu benar, Partai Berkarya akan senasib dengan tiga partai yang didirikan keluarga Cendana pada beberapa pemilu sebelumnya.
Ketua Umum Partai Berkarya, Neneng Tutty menyebut, Tommy Soeharto sebagai tokoh sentral organisasinya.
Ia mengatakan, menjelang Pemilu 2019, Tommy akan intensif mengampanyekan program yang pernah dijalankan Soeharto.
"Dia adalah ketua dewan pembina partai kami. Jadi, dia pasti akan mengikuti ayahnya. Trilogi pembangunan, ekonomi kerakyatan, swasembada pangan, akan kami teruskan," ujar Neneng kepada BBC Indonesia, Senin (19/2).
Trilogi pembangunan Orde Baru yang disebut Neneng, terdiri dari stabilitas nasional dinamis, pertumbuhan ekonomi tinggi, dan pemerataan pembangunan.
Merujuk data Komisi Pemilihan Umum, Partai Berkarya memiliki 409.022 anggota dengan tingkat keterwakilan perempuan mencapai 36,36 persen.
Jumlah anggota Partai Berkarya lebih tinggi dibandingkan sejumlah partai lama, antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang hanya beranggotakan 339.224 orang.
Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Kebangkitan Bangsa juga berada di bawah Partai Berkarya, masing-masing 300.158 anggota dan 375.254 anggota.
Meski demikian, pengajar ilmu politik di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Mada Sukmajati menyebut, Partai Berkarya hingga saat ini belum pernah memaparkan program politik secara gamblang ke publik.
Mada menilai, partai itu hanya akan menggantungkan nasib mereka pada Tommy Soeharto sebagai simbol Orde Baru, dan tidak menawarkan program nyata.
"Masih sumir, pernyataan Partai Berkarya akan menjual program Orde Baru. Masyarakat juga belum melihatnya. Mereka hanya menjual Orde Baru lewat Tommy dan simbol beringin dan warna kuning," kata Mada kepada BBC Indonesia.
Dalam situs resminya, Partai Berkarya menyatakan misi mereka adalah meningkatkan partisipasi politik dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, serta memperjuangkan ideologi partai.
Terkait ideologi partai, Mada menyebut, diferensiasi partai di Indonesia hanya berbasis Pancasila dan agama.
Partai yang berideologi Pancasila, kata dia, termasuk Partai Berkarya, tidak memiliki perbedaan satu sama lain.
"Partai baru ini tidak menawarkan ideologi, visi, misi dan program baru. Yang mereka tawarkan adalah improvisasi program, hanya mood atau keinginan publik saat ini," tutur Mada.