AS Bongkar 34 Dokumen Rahasia, Isinya Peran Prabowo dan SBY Jelang Lengsernya Soeharto
Amerika Serikat merilis 34 dokumen rahasia yang mengungkap peran Prabowo Subianto dan SBY jelang jatuhnya Presiden Soeharto pada 1998
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKART - Amerika Serikat merilis 34 dokumen rahasia yang mengungkap peran Prabowo Subianto dan SBY jelang jatuhnya Presiden Soeharto pada 1998.
Sebanyak 34 dokumen rahasia Amerika Serikat mengungkap rentetan laporan pada masa prareformasi, salah satunya bahwa Prabowo Subianto disebut memerintahkan Kopassus untuk menghilangkan paksa sejumlah aktivis pada 1998 dan adanya perpecahan di tubuh militer.
Dokumen-dokumen yang dirilis ke publik oleh lembaga Arsip Keamanan Nasional (NSA) ini mengemukakan berbagai jenis laporan pada periode Agustus 1997 sampai Mei 1999.
Baca: SKCK Prabowo untuk Capres Beredar, Ini Penjelasan Petinggi Gerindra
Baca: 1 Tahun Jalin Komunikasi dengan Jokowi, Ketum Demokrat SBY Pilih Gabung Koalisi Prabowo
Baca: Prabowo Sebut AHY Cawapres Why Not, Bagaimana dengan PKS?
Sebagian merupakan percakapan staf Kedutaan AS di Jakarta dengan pejabat-pejabat Indonesia, lainnya adalah laporan para diplomat mengenai situasi di Indonesia.Prabowo: Era Suharto akan berakhir
Satu dokumen merupakan telegram berisi percakapan antara Asisten Menteri Luar Negeri AS, Stanley Roth, dengan Komandan Kopassus, Mayor Jenderal Prabowo Subianto.
Dalam pertemuan selama satu jam pada 6 November 1997 itu, keduanya membahas situasi Indonesia.

Hak atas foto NSA
Prabowo mengatakan mertuanya, Presiden Suharto, tidak pernah mendapat pelatihan di luar negeri dan pendidikan formalnya pun sedikit.
Namun, menurutnya, Suharto sangat pintar dan punya daya ingat tajam.
Bagaimanapun, urai Prabowo, mertuanya tidak selalu bisa memahami persoalan dan tekanan dunia.
"Akan lebih baik jika Suharto mundur pada Maret 1998 dan negara ini bisa melalui proses transisi kekuasaan secara damai", sebut Prabowo dalam dokumen itu.
"Apakah itu terjadi pada Maret atau perlu beberapa tahun lagi, era Suharto akan segera berakhir," sambungnya.

Hak atas foto ERIK PRASETYA
Siapa di balik penghilangan para aktivis?
Arsip tertanggal 7 Mei 1998 ini mengungkap catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai nasib para aktivis yang tiba-tiba menghilang.
Catatan itu memuat bahwa para aktivis yang menghilang boleh jadi ditahan di fasilitas Kopassus di jalan lama yang menghubungkan Jakarta dan Bogor.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/demo-menuntut-prabowo-subianto-diadili_20180725_215024.jpg)