Grafis Tribun Lampung
Blood Moon 27 Juli 2018, Aphelion Saat Bumi Berada di Titik Terjauh Matahari
Menurut Earthsky.org, perlu waktu hampir empat jam saat bayangan Bumi menutupi sisi terdepan Bulan hingga akhirnya ia bisa bersinar kembali.
Penulis: dodi kurniawan | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gerhana bulan dengan waktu terlama di abad ke-21 akan berlangsung pada 27 Juli 2018 mendatang.
Menurut Earthsky.org, perlu waktu hampir empat jam saat bayangan Bumi menutupi sisi terdepan Bulan hingga akhirnya ia bisa bersinar kembali.
Baca: Blood Moon 27 Juli 2018: Yuk, Nonton Gratis Gerhana Bulan Total di Itera
Sementara gerhana bulan totalnya berlangsung selama satu jam 43 menit.
Sebagai perbandingan, gerhana bulan selanjutnya yang akan terjadi pada 2019, hanya berlangsung selama satu jam dua menit. Lalu, apa yang membuat gerhana bulan kali ini sangat lama?
Baca: 7 Fenomena Langit Selain Gerhana Bulan Total Blood Moon, Terjadi hingga Akhir Tahun 2018
Hal ini terjadi karena pada Juli, Bumi berada pada titik terjauhnya dengan Matahari biasa disebut aphelion. Saat aphelion, bayangan umbra Bumi mencapai panjang dan lebar maksimumnya.
Baca: Gratis, Potret Pakai Teleskop Gerhana Bulan Total Blood Moon 2018 di Itera
Sementara itu, di waktu yang sama, Bulan juga berada di titik paling jauh dalam orbitnya di sekelililing Bumi. Kombinasi antara keduanya memberikan kita gerhana bulan yang berlangsung sangat lama.
Proses tersebut mulai bisa diamati mulai tanggal 27 Juli sore setelah Matahari terbenam, hingga 28 Juli ketika fajar menyingsing.
Khusus untuk gerhana bulan totalnya, baru akan terjadi tengah malam sampai dini hari.
Warna bulan tidak akan gelap gulita, melainkan kemerahan.
Nah berikut infografis penjelasan terjadinya Gerhana Bulan 27 Julli 2018.




