Pedagang Pasar Way Kandis Keluhkan Tarif Sewa Kios Naik

Sebanyak 20 pedagang di Pasar Perumnas Way Kandis, Bandar Lampung, mengeluhkan kenaikan tarif sewa kios.

Editor: Yoso Muliawan
Tribun Lampung/Bayu Saputra
Pasar Way Kandis 

"Kenaikan tarif itu bukannya tanpa dasar. Tapi, kondisi ekonomi masyarakat sudah membaik," ujarnya.

Kelola Anggaran Lebih Efektif

Secara umum, menurut dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bandar Lampung Erwin Octavianto, pengelolaan pasar khususnya di Bandar Lampung memang memerlukan pembenahan.

Dewasa ini, Erwin menjelaskan, kegiatan pasar terbagi menjadi dua jenis, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi pelayanan maupun harga.

"Khusus pasar tradisional, pengelolaannya harus menjadi perhatian bersama. Kondisi saat ini, pengelolaan pasar tradisional di Bandar Lampung cukup buruk. Baik dari sisi lingkungan maupun penataannya yang semrawut. Jika pola pengelolaan serta penataannya tidak berubah, maka keberadaan pasar tradisional bisa terancam," kata Erwin, Minggu.

Perubahan tarif sewa kios bagi pedagang di pasar tradisional pun, menurut Erwin, harus berbarengan dengan pembenahan pola pengelolaan.

"Apabila tarif sewa kios meningkat tetapi pola pengelolaan dan penataan tidak berubah, maka itu sangat salah," ujar Erwin. "Tidak arif jika pihak pengelola hanya memikirkan profit tanpa memikirkan penataannya," sambung Erwin.

Erwin pun menilai, pembenahan pola pengelolaan tidak selalu dengan cara menaikkan tarif sewa kios untuk para pedagang.

"Bisa misalnya, dengan mengelola anggaran yang ada menjadi lebih efektif," katanya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved