Gempa Donggala Palu

Mengerikan, Inilah Video Detik-detik Rumah Roboh dan Ambles Akibat Gempa Palu Donggala 7,4 SR

Ada video beredar tentang detik-detik saat rumah roboh karena proses likuifaksi dan ambles akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu.

Editor: Teguh Prasetyo
Grup WA Bugis-Palu-Donggala
Kondisi jalur Trans Sulawesi di jalur Donggala Palu pascagempa. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada video beredar tentang detik-detik saat rumah roboh karena proses likuifaksi dan ambles akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu.

Video tersebut dibagikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Baca: Kisah Mengharukan Syahrul Fahmi Selamatkan Istrinya yang Hamil Besar Saat Gempa Melanda Palu

Dilansir TribunWow.com (grup Tribun Lampung), hal tersebut tampak dari laman Twitter @Sutopo_PN yang diunggah, pada Senin 1 Oktober 2018.

Di dalam video tersebut, tampak fenomena dimana bangunan serta pepohonan amblas.

Tampak pula sejumlah masyarakat bergegas melarikan diri.

Sutopo menjelaskan dalam kicauannya, video tersebut merupakan video detik-detik saat rumah-rumah bergerak dan roboh disebabkan proses likuifaksi dan amblesan akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu.

Proses likuifaksi ini menyebabkan permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur.

"Detik-detik saat rumah-rumah bergerak dan roboh disebabkan proses likuifaksi dan amblesan akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu.

Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur.

Proses geologi yang sangat mengerikan. Diperkirakan korban terjebak di daerah ini," tulis Sutopo.

Baca: Inilah Video Evakuasi Fitri Leonica, Warga Lampung yang Selamat dari Reruntuhan Hotel Roa Roa Palu

Sebelumnya, Sutopo juga sempat mengungah video proses likuifaksi yang menyebabkan rumah dan pepohonan amblas, Minggu (30/9/2018).

Sutopo mengatakan, fenomena itu terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Dalam penjelasannya, munculnya lumpur dari permukaan tanah itu menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon.

Fenomena yang bernama likuifaksi (liquefaction) itu merupakan perubahan tanah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan.

"Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan," kicau akun @Sutopo_PN.

Baca: Gempa Donggala dan Tsunami Palu Picu Pelarian Ribuan Napi, Wapres Angkat Bicara

Diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Sulawesi Tengah tepatnya 27 km Timur Laut Donggala, Jumat (28/9/2018) sekitar pukul 17.02 WIB.

Dikutip dari akun Twitter BMKG @infoBMKG, gempa 7,7 SR terjadi di kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 0,18 LS dan 119,85 BT.

Gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Tengah dirasakan beberapa kali karena adanya gempa susulan.

"#Gempa Mag:7.7, 28-Sep-18 17:02:44 WIB, Lok:0.18 LS,119.85 BT (27 km TimurLaut DONGGALA-SULTENG), Kedalaman:10 Km, Potensi tsunami utk dtrskn pd msyrkt #BMKG," tulis BMKG dalam Twitternya, Jumat (28/9).

30 menit kemudian, status peringatan dini tsunami berakhir.

Baca: Kemunculan Ikan Aneh Ini Diyakini Akan Terjadi Gempa dan Tsunami, Begini Penjelasan Ahli

Update Gempa

BNPB menginformasikan melalui unggahan Facebook, Minggu (30/9/2018), terdapat 832 korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah.

Diberitahukan bahwa ada 821 orang meninggal yang berasal dari Kota Palu dan 11 orang korban berasal dari Donggala.

Penyebab korban meninggal dunia terutama karena tertimbun reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempa dan tsunami.

Kini semua korban meninggal telah dimakamkan secara layak usai dilakukan identifikasi.

Untuk menghindari timbulnya penyakit, korban meninggal dunia mulai dimakamkan secara massal, Minggu.

Sementara itu identifikasi mayat dilakukan melalui DVI, face recognition dan sidik jari, data korban ada di DVI Polda Palu.

Korban yang terluka berat ada 540 orang yang dirawat di rumah sakit.

Sementara ada 16.732 pengungsi yang tersebar di 24 titik.

Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih banyak korban yang belum teridentifikasi.

Korban jiwa diduga masih tertimbun bangunan runtuh dan daerahnya belum dijangkau oleh Tim SAR.

Baca: Kisah Viki Atlet Paralayang Bertahan di Reruntuhan Hotel Roa Roa Saat Gempa Palu

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, juga telah menetapkan masa tanggap darurat terhadap gempa dan tsunami di Palu.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Masa tanggap darurat ditetapkan selama 14 hari, sejak 28 September 2018 hingga 11 Oktober 2018.

"Gubernur telah menunjuk Danrem Konrem 132/Tadulako sebagai komandan tanggap darurat penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah," kata Sutopo dalam jumpa pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (30/9/2018), seperti dilansir TribunWow.com dari Kompas.com.

Sutopo mengatakan, dengan ditetapkan status tanggap darurat, maka pemerintah daerah dan nasional memiliki kemudahan akses untuk pengerahan personel, logistik, peralatan, termasuk penggunaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan dalam penanganan darurat di Sulawesi Tengah.

Posko induk tanggap darurat juga ditempatkan di Makorem 132/Tadulako, Kota Palu.

Menurut Sutopo, ada empat kabupaten/kota yang terdampak gempa dan tsunami, yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.

"Mendagri telah mengeluarkan surat kawat, memerintahkan buptai dan wali kota di empat kabupaten/kota tadi segera menetapkan status tanggap darurat agar ada kemudahan akses sehingga penanganan bisa dilakukan cepat," kata Sutopo.

(TribunWow.com/ Ananda Putri Octaviani)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul : Video Detik-Detik Rumah Roboh dan Amblas saat Gempa di Sulteng hingga Penjelasan BNPB

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved