Sempat Sebut Perintah Biadab dan Unggah Video Peluk Ratna Sarumpaet, Hanum Rais Minta Maaf
Satu di antaranya adalah putri Amien Rais, Hanum Salsabiela Rais. Kabar Ratna Sarumpaet menjadi korban penganiayaan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Setelah kasus kebohongan Ratna Sarumpaet soal penganiayaan dirinya terbongkar, sejumlah tokoh mengungkapkan permohonan maaf maaf kepada publik melalui akun Twitter masing-masing.
Satu di antaranya adalah putri Amien Rais, Hanum Salsabiela Rais atau dikenal dengan Hanum Rais.
Kabar Ratna Sarumpaet menjadi korban penganiayaan beredar pada Selasa (2/10/2018).
Kabar tersebut disertai penyebaran foto wajah lebam Ratna Sarumpaet di linimasa Twitter.
Kabar itu sontak memunculkan solidaritas dari berbagai pihak.
Pihak yang turut menyebarkan kabar terkait Ratna Sarumpaet, satu di antaranya adalah Hanum Rais.
Dilansir TribunWow.com, dalam akun Instagramnya, @hanumrais, pada Selasa (2/10/2018), Hanum Rais mengunggah sebuah video yang menunjukkan dirinya sedang berjalan bersama Ratna Sarumpaet.
"Saat ini saya bersama Bunda Ratna Sarumpaet, saya bisa merasakan, beliau buat saya adalah Cut Nyak Dien masa kini, Kartini masa kini adalah Bunda Ratna Sarumpaet dan mungkin Bunda Neno Warisman."
"Dan mudah-mudahan mengilhami ribuan Neno Warisman dan juga Ratna Sarumpaet di Indonesia, salah satunya mudah-mudahan saya jadi bagian dari perjuangan ini ya, bunda," ucapnya sambil merangkul pundak Ratna."
Baca: Video Ratna Sarumpaet Menangis Telah Bohong soal Dianiaya, Mahfud MD Minta 3 Orang Bertanggung Jawab
Hanum juga sempat terisak ketika mencurahkan isi hatinya itu.
Dalam unggahan yang diberi judul "SAHABAT DAN INSPIRASI KEBERANIAN" itu, ia sangat menyayangkan atas kekerasan yang diduga menimpa Ratna.
Ia juga menganggap tindakan itu sama seperti melanggar perintah Tuhan, untuk menghargai ibu dan perempuan, serta meninggikan derajat perempuan.
"Sepulang mengisi acara bedah buku #iamsarahza dan film #hanumrangga di kampus STIE Ahmad Dahlan, saya dan suami @rangga_alma menyempatkan meluncur menengok keadaan Bunda Ratna Sarumpaet @rsarumpaet.
Saya tdk bisa membayangkan tgl 21 September lalu, bagaimana ia dipaksa keluar dari taksi, kemudian kepalanya dihantamkan ke jalan lalu mengalirlah aniaya demi aniaya bertubi tubi di wajah beliau.
Semua dilakukan oleh mereka yang ketika melakukannya, sesungguhnya mereka tengah menyiksa ‘ibu’ mereka juga.
Sebuah perintah biadab menganiaya seorang ibu telah mengalahkan perintah agung Allah untuk menghargai ibu dan perempuan, serta meninggikannya.
Bu Ratna, andalah Tjoet Nya’Dien masa kini. Andalah pendekar wanita sejati
Ancaman jika dirimu terus ‘bersuara’ atau melapor, maka anak dan cucu adalah tebusannya, sempat membuatmu luruh dalam kebimbangan berjuang.
Namun, anak dan cucumu telah berbisik padamu, “Ibu, lanjutkan perjuangan.
Baca: Ratna Sarumpaet Berbohong, Rachel Maryam Meminta Maaf: Innalillahi, Sandiwara Apa Ini?
Bismillah Allah bersama Ibu dan kita”, segera membuatmu bangkit dan berkisah penggal maut yang hampir menghampir.
Saat hari peringatan anti kekerasan dunia pada hari ini, justru sebagian mereka memperingatinya dengan menghunus kekerasa pada wanita, ibu, nenek berusia 70 tahun!
Kami yakin, satu dua Ratna dan Neno dibiadabi, akan menumbuhkan ribuan Ratna dan Neno yang siap membersamai" tulis Hanum.
Selain di Instagram, Hanum Rais juga mengunggah video di akun Twitternya @hanumrais yang diunggah pada Selasa (2/10/2018) malam.
Dalam video yang diunggahnya, Hanum tampak memeluk Ratna Sarumpaet.
Sembari menahan air mata, Hanum mengatakan bahwa dirinya merasakan apa yang dialami oleh Ratna.
"Jika saya jadi beliau, mana berani melapor pada berwajib jika diancam diintimidasi anak dan cucunya akan dihabisi? Perempuan, 70 tahun, mgkn jika dia yang binasa tak masalah, tapi bagaimana jika generasinya? Wahai negara, masih adakah keadilan hukum di negeri ini?," tulis Hanum.
Namun setelah Ratna Sarumpaet mengakui bahwa penganiayaan terhadap dirinya adalah sebuah kebohongan, unggahan Hanum di Instagram maupun Twitter menghilang.
Hanum kemudian mengunggah tiga cuitan di Twitter miliknya yang berisi permohonan maaf pada Rabu (3/10/2018).
"Memohon maaf adalah ajaran besar dalam Islam ketika kita berbuat keliru. Saya secara pribadi mohon maaf atas kecerobohan dlm mengunggah berita meski telah bertabayyun pada ibu Ratna S langsung,hinggapada akhirnya yg bersangkutan telah mengaku berbohong. #KebohonganRatna"
Baca: Video Ratna Sarumpaet Menangis dan Sebut Dirinya Pencipta Hoaks Terbaik, Rio Dewanto Jadi Perhatian
"Pertemanan dan hubungan baik selama ini membuat kami mudah tersentuh&iba, apalagi saat beliau dgn meyakinkan menceritakan adegan pengeroyokan dgn air mata serta menunjukkan bekas di wajah. Naas, beliau mencederai kepercayaan kami semua, seluruh masy indonesia.#kebohonganRatna"
"Sebuah pelajaran bagi kami, kita semua, di era yg penuh dengan intrik dan tipu muslihat, ternyata tabayyun tak cukup. Namun taqarrub padaNya yang terus dipelihara, agar kita selalu mengetahui siapa sahabat yang tulus dan mereka yang menikam dari belakang. Wallahu a’lam bissawab"
Pengakuan Lengkap Ratna Sarumpaet
Setelah kabar tentang dirinya dianiaya sejumlah orang beredar pada Selasa (2/10/2018), aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku berbohong dengan membuat cerita bahwa ia dikeroyok, Rabu (3/10/2018).
Pengakuan lengkap Ratna Sarumpaet disampaikan saat menggelar jumpa pers di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Lihat video pengakuan Ratna Sarumpaet terkait kebohongan yang ia lakukan pada akhir artikel ini.
Dalam jumpa pers tersebut, Ratna menyampaikan klarifikasinya.
Berikut, pengakuan lengkap Ratna Sarumpaet.
Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan wartawan.
Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh.
Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda, dan membuat kita semua bisa saling memaafkan.
Tanggal 21 (September), saya mendatangi rumah sakit khusus bedah, menemui dokter Sidik Mihardja, ahli bedah plastik.
Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri-kanan saya.
Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, saya sudah tiga-empat kali ke sana.
Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 pagi saya bangun, saya melihat muka saya lebam-lebam secara berlebihan, atau secara tidak seperti yang saya alami biasanya.
Waktu dokter Sidik visit, saya tanya ini kenapa begini, dia bilang itu biasa.
Intinya begitu, jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan, oke.
Bahwa betul saya ada di dokter Sidik pada hari itu, dan ketika saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka saya masih ada, seperti ada kebodohan yang saya enggak pernah bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya.
Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam dan memang saya ditanya kenapa, dan saya jawab dipukul orang.
Jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek, namanya juga anak lihat muka ibunya lebam-lebam kenapa, dan saya enggak tahu kenapa dan saya enggak pernah membayangkan terjebak dalam kebodohan seperti ini, saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan.
Ada kebenarannya dengan apa yang saya katakan kepada anak-anak saya.
Jadi selama seminggu lebih cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak anak saya, tidak ada hubungannya dengan politik, tidak ada hubungannya untuk luar.
Tapi setelah sakit di kepala saya mereda dan saya mulai berhubungan dengan pihak luar, saya enggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, kepada diri saya, tapi saya kembali dengan kesalahan itu bahwa saya dipukuli.
Jangan dikira saya mencari pembenaran, enggak, ini salah.
Apa yang saya lakukan sesuatu yang salah.
Ketika sampai ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia.
Iqbal saya panggil ke sini, cerita itu juga yang berkembang dalam percakapan.
Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial, saya enggak sanggup baca itu, ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke Pak Djoksan (Djoko Santoso), membawa saya ke Pak Prabowo, bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu, sampai kita keluar dari lapangan polo kemarin, saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu.
(Di) lapangan polo, saya merasa betul ini salah.
Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo, Amien Rais, saya tahu dalam hati ini saya salah, tetapi saya enggak mencegat mereka, itu yang terjadi.
Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu.
Saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam sebuah jumpa pers, saya enggak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini.
Saya salat malam tadi malam berulang kali, dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop.
Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya, saya meminta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi.
Bohong itu perbuatan yang salah dan saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya.
Mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak dengan perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa, perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir, untuk itu melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo terutama, kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat.
Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini, tetapi saya berjanji akan memperbaiki semua ini, dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak.
Saya mohon maaf kepada Bapak Amien Rais yang juga dengan sabar mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers, saya minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02, sekarang ini saya melukai hati kalian, saya ini membuat kalian marah, demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya berharap Tuhan memberi saya kekuatan kepada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita.
Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak, yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya.
Aku tahu kalian kecewa, tetapi begitulah hidup kita lihat, bukan bagaimana Anda melihat aku, tetapi bagaimana kita melihat rakyat.
Saya ingin tetap emak-emak berjuang di garis itu.
Ratna could be somebody, could be nobody, tetapi kalian adalah emak-emak Indonesia yang terus berjuang.
Aku juga meminta maaf kepada semua pihak, semua yang terkena dampak dari apa yang saya lakukan, saya juga meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik, kali ini berbalik ke saya.
Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri.
Mari kita semua mengambil pelajaran dari semua ini, bangsa kita ini sedang dalam keadaan tidak baik.
Seperti yang saya lakukan ini, seperti yang kita hebohkan selama ini, adalah sesuatu yang tidak penting, mari kita hentikan.
Saya minta maaf, saya tidak akan memberikan kesempatan tanya-jawab karena sensitifnya persoalan ini, dan saya takut kita jadi salah mengerti.
Baca: Kronologi Ratna Sarumpaet Membuat Kebohongan Mulai dari Anak-anaknya hingga Prabowo Cs
Saya sudah memberikan pernyataan, tolong itu diterima dengan baik.
Dengan adanya klarifikasi ini, saya meminta agar tidak ada lagi polemik setelah hari ini.