Potret Masa Kecil Ratna Sarumpaet, Riwayat Anak Menteri yang Salahkan Setan Saat Bikin Hoaks
Nama aktivis Ratna Sarumpet mendadak viral akibat aksinya yang membuat cerita bohong alias hoaks.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Nama aktivis Ratna Sarumpet mendadak viral akibat aksinya yang membuat cerita bohong alias hoaks.
Awalnya, ia mengaku dikeroyok sejumlah orang tak dikenal di Bandung.
Cerita tersebut pun ia sampaikan ke sejumlah tokoh, yang kemudian menyebarkan informasi tersebut melalui media sosial dan menjadi viral pada Selasa (2/10/2018).
Namun, hasil penyelidikan polisi memperlihatkan hal berbeda.
Dalam konferensi pers pada Rabu (3/10/2018), polisi menyatakan bahwa tak ada peristiwa pengeroyokan terhadap Ratna Sarumpaet.
Tak lama berselang, pada hari yang sama, Ratna Sarumpaet akhirnya mengakui bahwa cerita pengeroyokan tersebut adalah bohong alias karangannya belaka.
Ratna mengatakan, ia justru pergi ke rumah sakit kecantikan di wilayah Menteng untuk melakukan sedot lemak di pipi.
"Kedatangan saya karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi," kata Ratna, dalam konferensi pers yang digelar kediamannya, Jalan Kampung Melayu Kecil V No. 24, tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Baca: Selain Kasus Ratna Sarumpaet, Deretan Kasus Hoaks Paling Fenomenal Sepanjang 2018
Sebelum memutuskan melakukan sedok lemak, Ratna Sarumpaet ternyata memiliki paras ayu nan menawan pada masa muda.
Dilansir Tribunnews.com, deretan potret cantik masa mudanya tersebut bisa dilihat di akun Instagramnya @rsarumpaet.
Kecantikannya tersebut bahkan telah ia miliki sedari kecil.
Ratna kecil ternyata seorang bocah yang menggemaskan.
Hal tersebut terungkap dari foto lawasnya yang diunggah ke Instagram pada 10 Mei 2015 silam.
Kala itu, Ratna dengan mengunggah foto masa kecilnya di Instagram.
Foto tersebut diambil pada 1953, saat usianya baru menginjak lima tahun.
Ratna kecil tampak lucu dalam balutan dress dan model rambut pixie.
Tak sendiri, ia ditemani sang adik Riris Sarumpaet yang duduk di sampingnya.
Lewat keterangan panjang yang ditulisnya, Ratna menyapa para pengikutnya.
Baca: Nasib Ratna Sarumpaet, Prabowo Sebut Sangat Sayang, Kini Dilaporkan Sandiaga ke Polisi
Ibunda Atiqah Hasiholan tersebut juga bercerita tentang kecintaannya pada dunia fotografi.
"FOTO 1953
Hi para Instagramers - Aku baru buka akun nih ' salam kenal - aku bukan fotografer ahli tapi suka fotografi seperti kalian semua.
Kalau moto aku cuma pake hp - sesekali pinjam camera anak ato mantu -
Foto pertamaku ini - diambil sekitar thn 1953, 62 th silam waktu aku (yang kanan) masih culun dan menggemaskan hehehe.
Yang di sampingku itu Riris Sarumpset. Dia guru besar di UI dan dia adik kandungku - Salam ...," tulis Ratna Sarumpaet.

Foto masa kecil Ratna Sarumpaet itu mendapat respons positif dari warganet.
Tak sedikit warganet yang memberikan pujian dengan menyebut Ratna cantik dan telah memiliki karakter sejak kecil.
"Kecil nya cantik yaa," puji akun @belinda_utama.
@agusrusyana86: "Foto saat kecil nya pun udah punya karakter sendiri."
@icazhari: "Dari kecil pun, karakternya sudah tegas. Bangga dan kagum banget."
Baca: Prabowo Subianto Minta Maaf, Deretan Tokoh yang Kecam Ratna Sarumpaet di Twitter
Riwayat Anak Menteri
Ratna Sarumpaet lahir di Tarutung, 16 Juli 1949.
Ia dibesarkan di keluarga yang aktif dalam politik.
Dilansir Wikipedia, Ratna merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Julia Hutabarat, seorang aktivis hak-hak wanita.
Tiga saudaranya, Mutiara Sani, Riris Sarumpaet, dan Sam Sarumpaet, adalah anggota komunitas seni Indonesia.
Saat remaja, ia pindah ke Jakarta untuk belajar.
Ia menyelesaikan sekolah menengahnya di PSKD Menteng.
Dalam biografinya, teman sekelasnya, Chrisye ingat bahwa Sarumpaet sangat percaya diri.
Chrisye mencatat bahwa Ratna menikmati menulis puisi dan kemudian membacanya dengan suara keras.
Sementara, siswa lain terlibat dalam kegiatan lain.
Pada 1969, Ratna Sarumpaet belajar arsitektur di Universitas Kristen Indonesia.
Saat itulah, ia melihat penampilan Kasidah Berzanji oleh suatu kumpulan yang dipimpin WS Rendra, yang meyakinkannya untuk keluar dari universitas tersebut dan bergabung dengan grup tersebut.
Pada 1974, ia mendirikan Teater Satu Merah Panggung, yang melakukan adaptasi karya-karya asing, semisal Rubaiyat Omar Khayyam serta Romeo and Juliet dan Hamlet karya William Shakespeare.
Pada karya yang terakhir, Ratna Sarumpaet memainkan peran tituler.
Ratna Sarumpaet Bikin Hoaks
Setelah kabar tentang dirinya dianiaya sejumlah orang beredar pada Selasa (2/10/2018), aktivis Ratna Sarumpaet akhirnya mengaku berbohong dengan membuat cerita bahwa ia dikeroyok, Rabu (3/10/2018).
Dilansir Kompas.com pada Rabu (3/10/2018), pengakuan lengkap Ratna Sarumpaet disampaikan saat menggelar jumpa pers di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Dalam jumpa pers tersebut, Ratna menyampaikan klarifikasinya.
Berikut, pengakuan lengkap Ratna Sarumpaet.
Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan wartawan.
Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh.
Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda, dan membuat kita semua bisa saling memaafkan.
Tanggal 21 (September), saya mendatangi rumah sakit khusus bedah, menemui dokter Sidik Mihardja, ahli bedah plastik.
Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri-kanan saya.
Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, saya sudah tiga-empat kali ke sana.
Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 pagi saya bangun, saya melihat muka saya lebam-lebam secara berlebihan, atau secara tidak seperti yang saya alami biasanya.
Waktu dokter Sidik visit, saya tanya ini kenapa begini, dia bilang itu biasa.
Intinya begitu, jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan, oke.
Bahwa betul saya ada di dokter Sidik pada hari itu, dan ketika saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka saya masih ada, seperti ada kebodohan yang saya enggak pernah bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya.
Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam dan memang saya ditanya kenapa, dan saya jawab dipukul orang.
Jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek, namanya juga anak lihat muka ibunya lebam-lebam kenapa, dan saya enggak tahu kenapa dan saya enggak pernah membayangkan terjebak dalam kebodohan seperti ini, saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan.
Ada kebenarannya dengan apa yang saya katakan kepada anak-anak saya.
Jadi selama seminggu lebih cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak anak saya, tidak ada hubungannya dengan politik, tidak ada hubungannya untuk luar.
Tapi setelah sakit di kepala saya mereda dan saya mulai berhubungan dengan pihak luar, saya enggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, kepada diri saya, tapi saya kembali dengan kesalahan itu bahwa saya dipukuli.
Jangan dikira saya mencari pembenaran, enggak, ini salah.
Apa yang saya lakukan sesuatu yang salah.
Ketika sampai ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia.
Iqbal saya panggil ke sini, cerita itu juga yang berkembang dalam percakapan.
Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial, saya enggak sanggup baca itu, ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke Pak Djoksan (Djoko Santoso), membawa saya ke Pak Prabowo, bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu, sampai kita keluar dari lapangan polo kemarin, saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu.
(Di) lapangan polo, saya merasa betul ini salah.
Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo, Amien Rais, saya tahu dalam hati ini saya salah, tetapi saya enggak mencegat mereka, itu yang terjadi.
Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu.
Saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam sebuah jumpa pers, saya enggak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini.
Saya salat malam tadi malam berulang kali, dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop.
Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya, saya meminta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi.
Bohong itu perbuatan yang salah dan saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya.
Mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak dengan perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa, perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir, untuk itu melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo terutama, kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat.
Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini, tetapi saya berjanji akan memperbaiki semua ini, dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak.
Saya mohon maaf kepada Bapak Amien Rais yang juga dengan sabar mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers, saya minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02, sekarang ini saya melukai hati kalian, saya ini membuat kalian marah, demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya berharap Tuhan memberi saya kekuatan kepada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita.
Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak, yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya.
Aku tahu kalian kecewa, tetapi begitulah hidup kita lihat, bukan bagaimana Anda melihat aku, tetapi bagaimana kita melihat rakyat.
Saya ingin tetap emak-emak berjuang di garis itu.
Ratna could be somebody, could be nobody, tetapi kalian adalah emak-emak Indonesia yang terus berjuang.
Aku juga meminta maaf kepada semua pihak, semua yang terkena dampak dari apa yang saya lakukan, saya juga meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik, kali ini berbalik ke saya.
Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri.
Mari kita semua mengambil pelajaran dari semua ini, bangsa kita ini sedang dalam keadaan tidak baik.
Seperti yang saya lakukan ini, seperti yang kita hebohkan selama ini, adalah sesuatu yang tidak penting, mari kita hentikan.
Saya minta maaf, saya tidak akan memberikan kesempatan tanya-jawab karena sensitifnya persoalan ini, dan saya takut kita jadi salah mengerti.
Baca: Polisi: Ratna Sarumpaet Sedot Lemak Pakai Rekening yang Sama dengan Bantuan Korban Danau Toba
Saya sudah memberikan pernyataan, tolong itu diterima dengan baik.
Dengan adanya klarifikasi ini, saya meminta agar tidak ada lagi polemik setelah hari ini.
---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video