Diguncang Gempa Dahsyat, Bocah Sihab Pilih Tuntaskan Salat Magrib di Masjid Palu

Diguncang Gempa Dahsyat, Bocah Sihab Pilih Tuntaskan Shalat Maghrib di Masjid Palu Sulawesi Tengah

Editor: taryono
Sihab, bocah yang menjadi korban terluka akibat Gempa Palu, di Rumah Sakit Wirabuana, Jalan Sisimangaraja, Kecamatan Palu Timur, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tragedi gempa bumi dan tsunami yang menerjang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) hingga Jumat (5/10/2018) telah menelan korban meninggal lebih dari 1.500 jiwa.

Tragedi ini pun membuat rakyat Indonesia berduka.

Dari tragedi ini pula, terdapat kisah-kisah haru.

Baca: Setelah Gempa, Kampung Jono Oge Kabupaten Sigi Bergeser 3 Km dan Digantikan Kebun Jagung

Meski, bencana itu membuat Sihab terluka dan harus menjalani operasi.

Kaki Sihab, harus dioperasi akibat tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk karena gempa bumi bermagnitudo 7,4, pada 28 September 2018 lalu.

Kejadian itu terjadi saat Sihab sedang menunaikan shalat maghrib di Masjid Angkatan Laut, kawasan Yos Sudarso, Kota Palu.

Sihab memilih menyelesaikan shalatnya, meski bangunan masjid disebut telah bergoncang akibat gempa.

Baca: Kisah 5 Korban Gempa Palu Bertahan Hidup Selama 6 Hari di Bawah Reruntuhan Bangunan

“Anak saya posisinya lagi shalat, dia pas gempa dia tertimpa pagar bangunan masjid saat itu,” ucap Wahyuni, di Rumah Sakit Wirabuana, Jalan Sisimangaraja, Kecamatan Palu Timur, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018).

Setelah gempa itu terjadi, ia sempat panik mencari-cari anaknya dari satu posko ke posko lainnya.

“Anak saya lagi shalat, sedangkan saya lagi di luar cari makan, saya cari anak saya semalaman di posko tidak ada,” tutur Wahyuni.

“Saya minta tolong tim (petugas) untuk cari anak saya di rumah saya, saya takut anak saya terjepit kan, dan sesuatu terjadi pada anak saya. Sambil menangis,” kata Wahyuni.

Setelah dilakukan pencarian semalaman, pada Sabtu (29/9/2018) pukul 09.00 Wita, akhirnya ia menemukan anaknya sedang berbaring lemah di salah satu tempat pengungsian.

“Ternyata saya diinfokan anak saya masih hidup di pengungsian. Saya langsung ke sana. Anak saya belum diobati,” ujar Wahyuni.

Baca: Bocah Korban Gempa yang Ingin Ikut Jokowi Ternyata Dilahirkan Sosok Wanita Cantik

Ia langsung membawa anaknya ke Rumah Sakit Wirabuana, untuk mengobati kaki anaknya.

Kaki Sihab saat itu tidak bisa digerakkan.

Sampai di rumah sakit, Sihab saat itu ditangani sementara dengan alat seadanya di tenda darurat yang didirikan depan rumah sakit.

“Untuk sementara kaki anak saya dibungkus dengan kayu agar tidak bengkok, kemudian hari ini baru anak saya dioperasi karena kata dokternya tadi, kaki anak saya patah dan harus dioperasi, diletakkan pen di kakinya agar tidak pendek sebelah,” tutur Wahyuni. 

Kisah Izrael

Cerita haru lain terjadi ketika Presiden RI, Jokowi berbincang dengan bocah korban yang lain, tak jauh dari Hotel Roa Roa yang ambruk, di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10/2018).

Seorang anak korban bencana menghampiri presiden dan bertanya apakah dirinya boleh ikut menumpang mobil atau tidak.

Awalnya, presiden meninjau proses evakuasi yang dilakukan Basarnas dibantu TNI dan Polri.

Diketahui, hotel itu ambruk setelah gempa bumi bermanitudo 7,4 SR mengguncang Palu, Jumat (28/9/2018) lalu.

Puluhan orang terjebak di dalamnya.

Usai sekitar 20 menit meninjau langsung proses evakuasi tersebut, presiden berjalan ke mobilnya untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Donggala.

Namun, belum sampai ia ke mobilnya, seorang anak kecil laki-laki berbaju kaos garis putih-biru mengampiri dan menyalami Jokowi.

Presiden kemudian mengajak anak tersebut ke mobilnya.

Sesampainya di mobilnya, dia memberi beberapa bungkus biskuit kepada anak tersebut.

"Ini bawa, ya," ujar Jokowi.

Meski biskuit sudah di tangan, anak itu tak lantas beranjak dari hadapan Jokowi.

Ia masih berdiri menatap Presiden.

"Apa lagi?" tanya Jokowi pelan.

"Sudah," jawab anak itu.

Kemudian, seorang wanita di tengah kerumunan warga mengaku bahwa anak itu adalah keponakannya.

Anak itu kini tidak memiliki ibu.

Sementara sang ayah, menjadi korban gempa dan sedang dirawat di rumah sakit.

Jokowi kemudian memberikan pesan kepada anak tersebut, "Sekolahnya yang baik ya," sembari mengusap-usap punggungnya.

Anak laki-laki itu menjawab, "Iya."

Tanpa disangka-sangka, sang anak dengan polos kemudian bertanya, "Boleh ikut, tidak?"

Jokowi menjawab, "Nunggu di rumah saja, nanti besok sekolah, belajar. Yang pintar ya."

Sang anak mengatakan, dirinya tidak bisa bersekolah. Sebab, sekolahnya rusak akibat gempa.

Presiden pun berjanji kepada sang anak tersebut untuk segera memperbaiki bangunan sekolah agar dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa.

"Iya," jawab sang anak.(*)

---> Jangan lupa subscribe Channel YouTube Tribun Lampung News Video

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved