Pria Lampung Ini Usahanya Beromzet Puluhan Miliar Rupiah, Siapa Sangka Dulunya Pernah Jadi OB
Pria Lampung Ini Usahanya Beromzet Puluhan Miliar Rupiah, Siapa Sangka Dulunya Pernah Jadi OB
Setelah putar otak, bersama partner bisnisnya sepakat untuk menjual sebagian saham kepada salah satu personil grup band Slank, Bimbim. Lalu, bisnisnya pun berjalan cukup baik dan terus berkembang.
Sayang, Vertikal tak berjalan lama. Pada 2013, Jos harus menutup usahanya karena sudah tidak ada lagi kecocokan dengan partner. "Saya sebenarnya sedih dan merasa tidak percaya bila Vertikal harus saya akhiri. Sayasampai menangis waktu itu," ceritanya.
Ingin menenangkan hati, dia mengajak keluarganya untuk berlibur ke Hongkong. Selama berjalan-jalan disana, Jos mendapatkan ide dari product knowladge digital yang ditayangkan disetiap toko ritel.
Menurutnya, dengan mengadopsi teknologi tersebut dan di terapkan dipasar lokal, maka akan tercipta potensi yang sangat besar.
Alhasil, setelah pulang dari berlibur, dia segera mencari seorang rekanan untuk diajak bekerjasama. Karena insfrastruktur internet dalam negeri yang kurang memadai, membuat keduanya harus menghabiskan sekitar dua tahun pertama untuk menyiapkan seluruh teknologi dan sistemnya.
Sekedar info, selama menjalankan bisnis rumah produksi, Jos juga membuka usaha lain yaitu toko yang menjual aneka produk plastik. Ia mulai membuka tokonya pada 2009.
Selain itu, pada 2010 membuka usaha kuliner Bakso Ceker Om Kribo. Sayangnya, kedua bisnis itu juga harus gulung tikar karena tak sesuai dengan target.
Sudah menyiapkan rencana untuk menikmati pensiun
Keterbatasan jangkauan infrastruktur internet di Tanah Air pada 2014 membuat Bernardus Joseph Te Victoria bersama mitranya harus kerja ekstra keras mewujudkan impian menciptakan teknologi push digital konten lewat Numedia.
Laki-laki berambut kribo ini bercerita bila sang partner yang ahli teknologi informasi itu sempat ngambek dan menghilang beberapa waktu. Padahal proyek itu sudah habis Rp 500 juta.
Dengan penuh keyakinan dia tetap menjalankan Numedia sampai berhasil diluncurkan pada 2016. Beruntung, dia langsung mendapat klien pertama dari perusahaan swasta ternama.
Hingga akhirnya layanan konten media luar ruang itu ada di 800 titik dari Aceh sampai Papua. Dari situlah, produknya mulai dikenal dan konsumen lain pun berdatangan dengan sendirinya.
Berbekal dengan teknologi dan sistem yang telah dibuat, laki-laki yang akrab disapa Jos ini mulai mengembangkan bisnis teknologi lainnya. Seperti Numotion, Goline, dan Kamubisa.com.
Tidak mudah berpuas diri, laki-laki asal Lampung ini terus berupaya mengembangkan Numedia. Saat ini dirinya tengah sibuk mencari investor untuk pengembangan usaha tersebut.
Rencana lain yang masuk radar adalah membuat perangkat keras yang bisa mempermudah pebisnis dalam menjalankan usahanya. Yakni dengan membuat fitur video yang bisa diakses oleh konsumen. Sayang Jos tidak merinci target persis proyek tersebut.