Tribun Bandar Lampung
Dua Patung Gajah Senilai Rp 200 Juta Jadi Magnet Baru di Lampung Elephant Park, Enggal
Dua patung gajah terbuat dari kayu jati dan ambon akan menjadi daya tarik baru bagi para pengunjung Lampung Elephant Park, Enggal.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG – Dua patung gajah terbuat dari kayu jati dan ambon akan menjadi daya tarik baru bagi para pengunjung Lampung Elephant Park, Enggal, Bandar Lampung.
Pasalnya patung karya seniman Lampung Mulyono ini merupakan koleksi terbaru yang ada di ruang terbuka hijau di pusat Kota Bandar Lampung.
Patung hewan yang menjadi icon Provinsi Lampung itu baru dipasang Minggu (21/10) malam, ditempatkan di dua pintu masuk Lampung Elephant Park yang diresmikan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, sekitar satu tahun lalu.
Baca: Dikira Maling Ternyata Gila, Seorang Pria Nyaris Babak Belur Dimassa
Mulyono mengatakan proses pembuatan dua patung gajah tersebut memakan waktu sekitar tiga bulan, satu patung dikerjakan dua orang. Dan dua patung tesebut bahanya ada yang dari kayu ambon dan yang satunya dari kayu Jati.
“Itu ada duapatung gajah, satunya dari kayu ambon, pesanan langsung dari pak gubernur, dan satunya dari kayu–kayu jati bekas. Bobotnya beda-beda kalau yang ambon itu sekitar 300 kg sedangkan yang jati itu 600 kg,” kata Mulyono, kepada tribun, Senin (22/10/2018).
Baca: BREAKING NEWS - Warga Tubaba Geger Penemuan Mayat Anonim di Areal Perkebunan Karet
Menurut Mulyono, duapatung gajah karyanya tersebut memiliki dua bentuk berbeda satunya dibuat secara animasi, sedangkan satunya dibuat mirip gajah asli. Dan kedua patung tersebut juga memiliki tahan dari panas dan air, karena dilapisi bahan kimia anti air yakni teax oil dan poky.
“Dua gajah patung itu kita buat beda, satu bentuk animasi, tidak sesuai aslinya istilahnya nyimpang dari anatomi asli gajah, kita buat imut, belalai pendek, dan lagi tersenyum. Kenapa saya buat begitu? karena waktu itu pak gub pesannnya saat jelang pilgub, filosofinya beda-beda pilihan artinya tetap tersentum. Sedangkan patung satunya sesuai anatomi gajah asli,” tukas Mulyono.
Mulyono menjelaskan, ukuran kedua patung tersebut berbeda-beda satunya memiliki tinggi sekitar sekitar 1,5 dengan lebar sekitar 3 meter, dengan bahan kayu ambon yang sudah berusia lebih dari 60 tahu. Sedangkan patung gajah yang satunya memiliki tingginya sekitar 1, 2 dengan lebar sekitar 3 meter, terbuat dari kayu jati.
“Yang dari kayu jati itu yang lebih berat, saat kita pasang saja itu butuh 14 orang buat ngangkatnya. Kenapa kita tidak pakai alat berat, karena kita takut itu rusak. Bahan patung itu memang kita pakai dari limbah kayu-kayu bekas, karena misinya simbol dukungan untuk ekonomi kreatif,” jelasnya.
Mulyono menambahkan, pengerjaan itu merupakan dari Dinas Pengairan dan Pemukiman Provinsi Lampung dengan anggaran senilai Rp 200 juta, selain membuat patung gajah, ia membuat dua unit halte bus yang terbuat dari kayu dengan ornamen berciri khas Lampung.
"Kita juga tambahkan dua unit halte bus dengan mengadopsi budaya kearifan lokal berciri khas Lampung, termasuk juga kita tanam 20 pohon Pule dan Gadap Merah, Jadi anak-naka muda ataupun yang kumpul di sana, suasananya akan sejuk,” pungkasnya.
Sementara sejumlah siswa pelajar yang tengah nongrong di lokasi taman gajah mengatakan adanya patunggajah tersebut menjadi pilihan baru bagi mereka melakukan swa foto.
“Lumayan bagus dan lucu untuk buat selfie,” ujar Rizky salahstau pelajar SMK Tamsis Bandar Lampung, kemarin.
Menurut Rizky ia dan rekan-rekannya sering singgah ke taman tersebut, biasanya seusai pulang sekolah. “Kita memang sering nongrong disini, kalau pas pulang sekolah, disini kurangnya cuma satu, kalau siang panas,” tutupnya. (rri)