Gempa Donggala Palu
ACT Bangun 1.000 Hunian Terpadu Tahan Gempa di Palu
Dia menuturkan, bangunan ini dirancang tahan gempa. Sebab, bangunan terbuat dari material kayu.
Penulis: Perdiansyah | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Perdiansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PALU - Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan membangun Integrated Community Shelter (ICS) atau hunian terpadu di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Palu, Sulawesi Tengah.
Seperti diketahui, Kelurahan Duyu merupakan salah satu titik yang rusak parah terkena dampak gempa bumi pada 28 September 2018 lalu.
Senior Vice President ACT Syuhaelmaidi Syukur mengatakan, hari ini pihaknya akan memulai program baru, yakni early recovery atau pemulihan tahap awal pascagempa dan tsunami.
"Saya merasakan susahnya pascagempa. Ikut antre BBM, listrik tidak ada. Tapi ini semua agar menjadi Palu yang lebih baik," kata Syuhaelmaidi saat groundbreaking ICS di posko pengungsian Kelurahan Duyu, Kamis, 25 Oktober 2018.
Dia menjelaskan, ICS merupakan bagian dari gerakan recovery.
Baca: BERITA FOTO - Sambangi Posko Korban Gempa Palu, Menkeu Sri Mulyani Serahkan Bantuan Rp 3,091 Miliar
Baca: Kesaksian Relawan ACT Evakuasi Jenazah Korban Gempa Donggala
Rencananya, ACT membangun 1.000 ICS di Palu.
"Di sini kita bangun 96 unit rumah, satu masjid, MCK, dan taman bermain. Kita dirikan di tanah seluas 50x70 meter persegi," jelasnya.
Dia menuturkan, bangunan ini dirancang tahan gempa. Sebab, bangunan terbuat dari material kayu.
"Yang kita bangun akan sama dengan yang di Lombok. Jumlah bangunan kita sesuaikan dengan lapangan. Ukurannya 3x4,75 meter persegi. Satu rumah isinya 4-5 orang atau satu KK (kepala keluarga). Insya Allah, pembangunan selesai satu bulan," ungkapnya.
Selain di Kelurahan Duyu, sambung Syuhael, ACT juga membangun tiga ICS di lokasi lainnya.
"Kita bangun juga di Sigi dan Donggala. Ada dua titik, yakni Wani dan Lero. Sebenarnya sudah ada 10 usulan titik pembangunan ICS, tapi kita proses assesment dulu. Kita intinya akan membangun hunian nyaman," terang dia. (*)