Geger 4 Orang Sekeluarga Tewas Dibunuh, Kapolda Ungkap Sosok Pelaku dan Kronologi

Geger 4 Orang Sekeluarga Tewas Dibunuh, Kapolda Ungkap Sosok Pelaku dan Kronologi

Tribun Medan / M Andimaz Kahfi 

Geger 4 Orang Sekeluarga Tewas Dibunuh, Kapolda Ungkap Sosok Pelaku dan Kronologi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Empat anggota keluarga ditemukan tewas mengenaskan di Dusun Janji Mauli, Desa Tambun Sukkean, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Rabu (24/10/2018) siang..

Pihak kepolisian akhirnya menemukan dugaan otak pelaku tewasnya satu keluarga tersebut.

 "Berdasarkan hasil forensik yang kita terima, dugaan kuat pelaku adalah sang suami yang diketahui bernama James Samosir (28)," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto saat dijumpai pascasalat Jumat.

Ia mengatakan pihaknya berpedoman melalui kaku mayat dan lebam mayat. Dari situ, sambungnya, yang terjadi lebih dulu adalah istri dan dua anaknya.

Baca: Bocah Tewas Dibakar Ibunya, Berikut Deretan Kasus Keji Penganiayaan Ibu pada Anaknya

"Ini hasil pemeriksaan dari forensik. Sementara yang meninggal belakangan adalah suaminya.

Jadi besar kemungkinan suami yang membunuh istri dan anaknya, lalu dia bunuh diri," ujarnya, Jumat (26/10/2018).

Meski belum bisa dipastikan secara tepat siapa pelakunya, akunya, namun hasil forensik bisa memberikan petunjuk untuk mengungkap kasus ini.

Dikatakan Agus, dalam mengungkap sesuatu harus ada pembuktian ilmiahnya.

"Kita mengatakan begitu karena dari keterangan forensik, yakni lebam mayat dan kaku mayat itu lebih duluan istri dan anaknya.

Jadi diduga keras si bapaklah yang melakukan pembunuhan ini," kata Agus.

Masih dikatakan Agus, hal itu dikuatkan lagi dengan gejala-gejala dan informasi dari keluarganya bahwa pasangan ini sering cek-cok.

Di mana kalau bertengkar, sambungnya, si istri pergi ke rumah orangtuanya, sehingga menjadi petunjuk bahwa dengan adanya fakta di TKP seperti itu, pelakunya adalah si suami.

Disinggung soal banyaknya peristiwa pembunuhan dalam dua pekan terakhir ini, jenderal bintang dua tersebut meminta masyarakat menyikapi hidup dengan bijak.

Dia bilang, jangan dikit-dikit marah, harusnya marah dikit-dikit.

Sebagaimana diketahui, satu keluarga di Dusun Janji Mauli Desa Tambun Sukkean, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, Rabu (24/10/2018) ditemukan tewas.

Jasad tersebut adalah sang suami James Samosir (28), istrinya Rosalina Gultom, serta kedua anaknya Rauli Samosir (4) dan Fransiskus Samosir (3).

Penemuan jasad 4 orang sekeluarga ini bermula pada Rabu (24/10/2018) pukul 10.00 WIB warga bernama Jonson Sinaga yang merupakan tetangga korban merasa curiga karena kerbau milik korban masih berada di bara (bagian bawah rumah adat batak toba tempat ternak).

Selanjutnya Jonson lalu memberitahukan hal tersebut kepada tetangga sekitar rumah korban dan bersama aparat Desa, Leo Sinaga dan Darwis Simanjuntak mencoba mengintip ke dalam rumah.

Namun karena tidak dapat melihat situasi dalam rumah, mereka pun melaporkan kepada Kepala Desa, Masbun Sinaga.

Singkat cerita, setelah masuk ke dalam rumah, warga pun menemukan para korban tewas dengan bersimbah darah.

Adapun barang bukti yang diamankan polisi berupa, pisau dengan sarung yang berlumuran darah, Kain/pakaian anak-anak korban, satu batang balok kayu berukuran 1 meter, serta botol racun hama merek gramoxone 1 (satu) buah.

Gegerkan warga

Warga Dusun Janji Mauli, Desa Tambun Sukkean, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, mendadak heboh dengan penemuan empat mayat dalam rumah, sekitar pukul 12.30 WIB, Rabu (24/10/2018) siang.

Identitas para korban, diantaranya James Samosir (30) yang sehari-harinya bekerja sebagai penderes tuak, Rosalina br Gultom (30), Pransiskus Esodorus Samosir (2) dan Rauli Agnes Samosir (5).

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saksi yang pertama kali menemukan korban Johson Sinaga yang tak lain tetangga korban.

Saksi menuturkan, sekitar pukul 10.00 WIB, ia merasa curiga karena kerbau milik korban masih berada di bara bagian bawah rumah adat batak toba tempat ternak rumah milik korban.

Selanjutnya Jonson, memberitahukan hal tersebut kepada tetangga sekitar rumah korban.

Ketika itu juga aparat desa atasnama Leo Sinaga bersama dengan Darwis Simanjuntak melihat dari celah rumah korban, namun tidak kelihatan ke dalam rumah korban tersebut.

Pembunuhan Sekeluarga di Samosir
(Tribun Medan / M Andimaz Kahfi)

Setelah itu saksi Darwis, menuju ke jendela dapur rumah korban dan menarik jendela tersebut yang dalam keadaan tertutup.

Namun, tidak terkunci dan melihat korban James Samosir sudah tergelatak di depan pintu kamar mandi.

Karena melihat hal tersebut saksi lainnya, Leo Sinaga menghubungi Handphone Kepala desa atasnama Robert Sinaga.

Tak lama kemudian Kepala Desa tiba lokasi kejadian dan menyuruh saksi lain, Masbun Sinaga yang sudah berada di lokasi rumah korban untuk masuk ke dalam rumah milik korban, melalui jendela dapur dan membuka pintu samping rumah milik korban.

Kepala desa bersama dengan saksi Masbun Sinaga masuk ke dalam rumah milik korban tersebut dengan tujuan untuk melihat situasi di dapur rumah milik korban, dan setelah itu kepala desa bersama dengan saksi keluar rumah korban.

Karena merasa curiga atas keberadaan istri dan anak korban selanjutnya Kades memerintahkan saksi lainnya, Atur Alhidayat Sinaga memanggil orangtua korban bernama Rosalina Gultom untuk menanyakan keberadaan korban dan kemudian saksi Atur Alhidayat berangkat menuju ke rumah orangtua istri korban.

Setibanya di rumah orangtua istri korban, saksi Atur Alhidayat Sinaga menanyakan kepada ibu istri korban tentang keberadaan istri korban dan anak korban.

Namun orangtua istri korban tidak mengetahui keberadaan anak dan cucunya.

"Atur ini mengajak ibu istri korban ke rumah korban. Setibanya di rumah korban, Kades bersama dengan saksi Masbun dan Ibu Istri korban masuk ke ruang tamu rumah korban melalui dapur dan melihat korban Rosalina Gultom dan kedua anaknya Rouli Agnes Samosir dan Fransiskus Isodorus Samosir berada di dalam kamar dengan kondisi terlentang dan bersimbah darah dan melihat kondisi ruang tamu berceceran darah," kata Tatan, Kamis (25/10/2018) dinihari.

Ia menambahkan, karena mengetahui hal tersebut, Kades lantas menghubungi Camat Onan Runggu dan setelah itu Camat menghubungi Kapolsek Onan Runggu.

Sekira Pukul 13.30 WIB personel Polsek Onan Runggu bersama dengan personel Polres Samosir yang dipimpin oleh Kapolres Samosir AKBP Agus Darojat melakukan olah TKP dan melakukan Identifikasi.

"Barang bukti yang diamankan oleh Polres Samosir dari TKP, di antaranya pisau dengan sarung yang berlumuran darah, kain pakaian anak-anak korban, satu batang balok kayu berukuran 1 meter dan botol racun hama merk gramoxone satu buah."

"Setelah dilakukan Identifikasi ke empat mayat korban dibawa ke RSUD Hadrianus Sinaga Pangururan untuk selanjutnya di bawa ke Rumkit Bhayangkara Tingkat II Medan untuk dilakukan autopsi terhadap korban," ujar Tatan.

Tatan menjelaskan, bahwa hasil analisa telah terjadi dugaan tindak pidana pembunuhan satu keluarga yang berada di Janji Mauli Desa Tambun Sungkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

Korban terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak. Diduga para korban meninggal akibat adanya tindak pidana penganiyaan.

Karena menurut keterangan masyarakat sekitar, hubungan rumah tangga korban dalam 6 bulan terakhir sudah tidak harmonis yang ditandai dengan istri korban bersama dengan anaknya sering pergi dan menginap di rumah orang tua korban.

Terlebih, pekerjaan dari korban James Samosir adalah penderes tuak yang hasil penjualan tuak tersebut selalu di terima korban Rosalina dan tidak pernah menyerahkan kepada korban James.

Kondisi fisik korban Rosalina Gultom juga  adalah tunawicara.

Masih kata Tatan, berdasarkan keterangan bidan Desa Tambun Sungkean, Arta Marpaung, pada (19/10/2018) korban Rosalina datang ke Posyandu Desa Tambun Sungkean dengan kondisi wajah memar untuk memeriksa anaknya yang sedang sakit dan korban menyatakan bahwa dia telah hamil sekitar enam minggu.

"Jadi tidak tertutup kemungkinan pelaku penganiyaan yang mengakibatkan meninggalnya orang adalah korban James Samosir. Karena diduga ia terlebih dahulu melakukan penganiyaan terhadap istri dan anak korban.

Kemudian James melakukan upaya bunuh diri dengan cara menyayat urat nadi tangan sebelah kiri dengan menggunakan pisau yang telah tergantung di dapur rumah korban," ungkap Tatan.

Hal tersebut dipicu oleh sakit hati korban James terhadap istrinya yang sering meninggalkan rumahnya dan tinggal di rumah orangtua dan kakaknya serta membawa anak-anaknya.

Tidak tertutup kemungkinan pihak keluarga korban merasa keberatan dan meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tindak pidana Pembunuhan tersebut.

"Karena dugaan lain sebelum melakukan pembunuhan, korban James sudah dalam kondisi mabuk alkohol jenis Tuak," pungkas Tatan. (tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved