Pesawat Lion Air Jatuh di Karawang
Pasutri Asal Metro Sebut Menantunya Diduga Turut Jadi Penumpang Lion Air JT 610 yang Jatuh
Menurutnya, Arfiyandi merupakan sosok ayah bertanggung jawab dan baik. Saat ini, Arfiyandi dan Bina sudah dikaruniai dua putra.
Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Daniel Tri Hardanto
Padahal, kata Eldi, pada Rabu, 31 Oktober 2018 Yuni berencana mengunjungi Wahyu dan keluarganya di Desa Padang Baru, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Sebab, Yuni telah dipesankan tiket pesawat oleh Wahyu.
Namun, Yuni bersama anak bungsunya, Dinda, harus terbang lebih awal untuk mengetahui kabar Wahyu dan anaknya.
Yuni terbang ke Jakarta, Senin sore.
Sementara Eldi dan adiknya, Rizki, berencana menyusul melalui jalur darat.
Eldi mengaku akan berangkat ke Jakarta selepas Magrib.
Lokasi yang dituju adalah posko keluarga korban pesawat jatuh di Bandara Soekarno-Hatta.
Eldi menceritakan, kali terakhir bertemu Wahyu dan keluarganya pada saat Idul Adha lalu.
Wahyu bekerja di Pelindo Bangka sejak 2011 silam. Sebelumnya, ia bekerja di Pelindo Tanjung Priok.
Di sana, Wahyu mendapat pasangan hidup dan menikah.
Mereka membangun rumah tangga dan menetap di Desa Padang Baru, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
Atas peristiwa nahas itu, Eldi hanya berharap jasad kakak dan keponakannya dapat ditemukan.
Sebab, menurut sepengetahuan dia, yang namanya kecelakaan pesawat sangat kecil kemungkinan selamat.
Baca: Usai Nonton Piala Asia U-19, Penumpang asal Pringsewu dan Anaknya Jadi Korban Jatuhnya Lion Air
Nonton Piala Asia
Fatma tak pernah menyangka menantu dan cucunya menjadi salah satu penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Senin, 29 Oktober 2018.