Perkembangan Terbaru, Jenazah Khashoggi Dimutilasi dan Diberi Cairan Asam agar Tak Tinggalkan Jejak
Kepada Hurriyet via AFP, Jumat (2/11/2018), pelaku yang berjumlah 15 orang langsung melenyapkan jenazah itu menggunakan cairan asam.
Dia tiba pada Minggu lalu dan bertemu dengan Fidan sebanyak dua kali, serta berbincang dengan intelijen Turki MIT.
Kemudian dia terbang ke Istanbul pada Rabu sore tanpa membuat pernyataan publik.
"Terlepas dari upaya kami yang bermaksud baik untuk mengungkapkan kebenaran, tidak ada hasil nyata yang keluar dari pertemuan itu," kata kantor kejaksaan Turki.
Khashoggi merupakan jurnalis berkebangsaan Saudi yang bekerja untuk pers Amerika Serikat. Dia dikenal sebagai pengkritik kebijakan negaranya.

BBC mewartakan, jenazah Khashoggi belum ditemukan hingga kini.
Namun, Turki, AS, dan juga Saudi sepakat bahwa dia dibunuh di dalam gedung konsulat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berbicara dengan Raja Salman pada pekan lalu.
Keduanya setuju untuk melanjutkan kerja sama penyelidikan.
Seorang pejabat Turki sebelumnya mengatakan, pihaknya memiliki bukti audio dan visual untuk membuktikan pernyataan mereka terhadap kematian sang jurnalis.
Baca: Fakta Baru Raibnya Jamal Khashoggi, Penasihat Putra Mahkota Saudi Perintahkan Pembunuhan Lewat Skype
Namun, bukti-bukti tersebut belum ada yang dirilis.
Sebut Khashoggi Orang Berbahaya
Putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, jurnalis Jamal Khashoggi adalah seorang tokoh radikal yang berbahaya.
MBS, panggilan akrab sang pangeran, dikabarkan mengatakan hal itu dalam pembicaraan teleponnya dengan Gedung Putih.

Pembicaraan ini terjadi tak lama setelah Khashoggi dinyatakan hilang dan sebelum Arab Saudi mengakui terlibat dalam pembunuhan sang jurnalis.
Namun, Pemerintah Arab Saudi membantah kabar yang dilaporkan dua harian terkemuka AS, yaitu The Washington Post dan The New York Times.