Balita Hilang saat Ditinggal Ibunya Mencuci Piring, Ada Mobil Avanza Hitam Terekam CCTV
Balita Hilang saat Ditinggal Ibunya Mencuci Piring, Ada Mobil Avanza Hitam Terekam CCTV
Balita Hilang saat Ditinggal Ibunya Mencuci Piring, Ada Mobil Avanza Hitam Terekam CCTV
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang bocah laki-laki bernama Ajun berusia 1 tahun 3 bulan, sampai saat ini belum pulang ke rumahnya.
Ajun, diduga diculik sekitar pukul 07.40 WIB, tak jauh dari rumah orang tuanya di Komplek Villa Ria Indah, Tanjung Hulu Pontianak Timur, Minggu (4/11/2018).
Menurut keterangan ibu korban, Meliani, kejadian tersebut sekira 07.40 WIB, saat dirinya sedang mencuci piring di dapur.
Baca: Lolos dari Penculikan, Siswi SD di Bandar Lampung Ceritakan Wanita Pincang dan Pakai Masker
"Bangun tidur Ajun selalu saya bawa ke luar rumah, main di depan rumah, habis main di luar dia makan dan minum susu," ujar Meliani saat ditemui Tribun di rumahnya.
Setelah itu kata Meliana, anaknya itu kembali bermain, setelah itu dia nonton TV di ruang tamu bersama kakaknya.
"Terus saya bilang kakaknya suruh jaga adeknya, posisi saya masih nyuci piring saat itu.
Tak lama saya lihat kok enggak ada, saya tanya kakaknya adek kemana," ucapnya.
Ia menuturkan setelah itu kakak Ajun langsung melihat ke luar, namun Ajun sudah tidak ada lagi.
"Biasa dia main ke toko sebelah, tapi udah saya cari kesana juga enggak ada, saat itu memang kondisi komplek masih sepi," ungkapnya.
Kemudian Meliana mencari di keliling komplek tapi juga tidak menemukan anaknya.
Baca: 4 Pelaku Penyebar Berita Hoaks Penculikan Anak Diciduk Polisi, Ibu-ibu di Lampung Ngaku Sempat Resah
Setelah mencari dan tidak menemukan anaknya, Meliana pergi ke Polsek Timur untuk melaporkan kejadian ini.
"Saya cari keliling tak ketemu, habis itu ke kantor polisi, setelah saya lapor polisi datang kesini, dan lihat rekaman CCTV toko sebelah.
Saat kejadian ada mobil Avanza warna hitam, tapi tidak kelihatan pelat nomornya," jelasnya.
Ia sangat berharap anaknya bisa cepat ditemukan. Meliana juga meminta masyarakat untuk membantu mencari informasi terkait keberadaan anaknya.
Kasus ini sudah ditangani Unit Reskrim Polsek Pontianak Timur.
Namun sampai berita ini diturunkan Tribun belum bisa mendapat keterangan dari Kapolsek Pontianak Timur, karena masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut di lokasi kejadian (TKP).
Artikel ini telah tayang di Tribunpontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS: Bocah di Tanjung Hulu Pontianak Diduga Jadi Korban Penculikan
Ditarik-tarik Perempuan Bermobil Putih, Anak SD Gigit Tangannya lalu Teriak Minta Tolong
Percobaan penculikan nyaris menimpa seorang siswi SD di Kota Bandar Lampung.
Peristiwa ini diketahui setelah terbitnya surat imbauan SD Negeri 2 Gedong Air yang meminta orangtua mengantar jemput anaknya.
Imbauan ini ternyata merujuk peristiwa percobaan penculikan siswi SD Negeri 2 Gedong Air.
Pada Senin (29/10), Tribunlampung.co.id mewawancarai siswi SDN 2 Gedong Air yang mengaku nyaris menjadi korban penculikan.
Siswi berinisial G tersebut mengungkapkan, peristiwa percobaan penculikan terjadi pada Kamis (25/10) siang pekan lalu, sekitar pukul 13.00 WIB.
Saat itu, ia pulang sekolah dengan berjalan sendirian. Menurut G, suasana di sepanjang jalan sedang sepi.
Ia lalu bertemu perempuan berciri-ciri rambut sebahu, menggunakan masker, dan membawa payung yang masih terlipat.
"Jalannya kayak pincang. Dia halang-halangi jalan saya. Terus, saya ditarik-tarik," kata G saat diwawancarai di sekolahnya, Jalan Sam Ratulangi, dengan didampingi guru, Senin pagi.
Merasa terancam, G spontan menggigit tangan dan menginjak kaki perempuan tersebut. Ia juga sempat berteriak meminta tolong.
Berikutnya, jelas G, perempuan itu berlari menuju mobil berwarna putih, kemudian pergi dari lokasi.
"Deket bener saya sama mobil itu. Alhamdulillah saya selamat. Saya lari kencang, balik ke rumah," ujarnya.
Kepala SDN 3 Gedong Air, Risa Umami, membenarkan upaya penculikan siswinya. Ia menjelaskan, penculikan tersebut gagal karena siswinya melawan.
"Alhamdulillah anak kami ini selamat. Kami berharap semua orangtua waspada," katanya saat diwawancarai di sekolah.
Risa sendiri mengaku sudah mulai berangkat lebih awal ke sekolah untuk ikut memantau siapa saja yang mengantar anak didiknya ke sekolah.
"Untuk jam pulang sekolah, para orangtua tidak boleh memasuki area sekolah. Dibantu juga dengan satpam yang mengamati siapa saja yang menjemput siswa-siswi," ujarnya.
Kapolsek Tanjungkarang Barat Komisaris Hapran saat dikonfirmasi, Senin, mengakui telah menerima tembusan surat imbauan dari SDN 2 Gedong Air.
"Iya, itu (surat) imbauan. Sudah saya terima melalui Bhabinkamtibmas, ditembuskan ke saya," katanya.
Terkait percobaan penculikan siswi di SDN 2 Gedong Air, Hapran mengaku tidak ada laporan resmi yang masuk ke kantornya.
"Belum ada laporan yang masuk," ujarnya.
Hapran pun mengimbau masyarakat selalu waspada serta mengingatkan anaknya agar jangan mau dijemput orang tak dikenal.
"Ingatkan kepada anak, jika belum ada yang jemput, bilang ke gurunya. Dan, perlu dicatat, guru harus punya nomor para wali murid.
Dengan begitu kan bisa telepon wali murid kalau ada anak yang belum dijemput. Jadi, ada pengawasan," pesannya.
Terkait penempatan personel untuk pengamanan, Hapran menyatakan hal itu bisa saja dilakukan.
Mengingat, dalam satu kelurahan bisa ada dua SD.
"Bisa melalui Bhabinkamtibmas," katanya.
Jemput Lebih Awal
IBU G, siswi SDN 2 Gedong Air, mengungkap cerita anaknya yang mengaku nyaris menjadi korban penculikan.
Saat pulang sekolah, beber ibu G, putrinya menangis, lalu bercerita hampir diculik seorang perempuan.
"Memang enggak pernah antar-jemput, karena sekolahnya juga enggak jauh dari rumah.
Tapi mulai sekarang, saya harus rajin memperhatikan anak bungsu saya ini. Isu penculikan kan juga sudah viral," ujarnya di rumahnya, Senin (29/10).
Orangtua siswi lainnya, Desiana, mengaku semakin sadar pentingnya keselamatan anak dengan berkaca pada peristiwa yang dialami G.
"Ngeri sekarang. Harus lebih waspada kalau sudah seperti ini. Harus antar-jemput anak," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Bandar Lampung Eka Afriana Novel memastikan akan mengingatkan seluruh kepala sekolah melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3) agar meningkatkan kewaspadaan.
"Surat edaran secepatnya diberikan kepada pihak sekolah. Sekarang saya masih berkoordinasi dengan Pak Kadis (kepala disdik)," ujarnya.
Sementara di SDN 2 Gedong Air, sejumlah wali murid meningkatkan kewaspadaan sejak terbitnya surat imbauan dari pihak sekolah.
Pada Senin, beberapa wali murid bahkan datang lebih awal sebelum bel berdering untuk menjemput anaknya pulang sekolah.
"Ada pemberitahuan dari sekolah. Berarti, ada respons (dari pihak sekolah). Jadi, saya lebih waspada. Saya sudah standby pas jam anak pulang sekolah. Setidaknya, saya sudah jaga di depan pintu," tutur Cacha (34), saat diwawancarai di luar SDN 2 Gedong Air.
"Percaya enggak percaya (dengan kabar percobaan penculikan). Tapi, tetap waspada," imbuhnya.
Cacha mengaku mendengar kabar percobaan penculikan siswi di SDN 2 Gedong Air.
"Denger sih. Kabarnya, anak itu berangkat dan pulang sendiri. Di depan sekolahnya kebon-kebon," ujarnya.
Endang Rahayu (42), wali murid lainnya, berharap respons pihak terkait agar meningkatkan keamanan.
"Keamanan perlu ditingkatkan," katanya saat menjemput anaknya di SDN 2 Gedong Air.
Terkait imbauan pihak sekolah, Endang menyikapinya secara positif.
"Mengingatkan supaya orangtua lebih waspaada. Sebelum anak keluar sekolah, kami sudah harus datang duluan," katanya.
Sarbawi (59) yang menjemput cucunya lebih awal menilai positif imbauan dari pihak sekolah.
"Ah itu mah bukan penculikan. Mungkin pengen viral," ujarnya.
"Tapi bagus juga (ada imbauan). Supaya orangtua lebih perhatian. Dijaga bener anak-anak. Pulang jam berapa, berangkat jam berapa. Jangan ngerumpi aja."
"Daripada terjadi, lebih baik mencegah. Makanya kami buat imbauan itu. Apalagi, saya dapat informasi (ada percobaan penculikan) di SDN 2 Gedong Air, dan benar ada kejadiannya," jelas Hasiana di kantornya, Senin (29/10).
Selain imbauan, pihaknya juga membuat aturan mengenai pintu gerbang sekolah yang tidak boleh langsung dibuka saat anak-anak pulang sekolah.
"Mulai Sabtu (27/10) kemarin, anak-anak enggak boleh keluar gerbang, sebelum orangtuanya jemput langsung," ujar Hasiana.
"Kami berusaha mengantisipasi supaya enggak terjadi apa-apa," tandasnya.