Bongkar 2,5 Hektare Ladang Ganja di Tanggamus, Polisi Cuma Papasan dengan Pemilik Lahan di Jalan
Bongkar 2,5 Hektare Ladang Ganja di Tanggamus, Polisi Cuma Papasan dengan Pemilik Lahan di Jalan
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Heribertus Sulis
Bongkar 2,5 Hektare Ladang Ganja di Tanggamus, Polisi Cuma Papasan dengan Pemilik Lahan di Jalan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tim gabungan Satnarkoba dan Satreskrim Polres Tanggamus berhasil melacak keberadaan ladang ganja seluas dua hektare di kawasan hutan wilayah setempat.
Tak mudah bagi kepolisian mengendus tanaman terlarang itu. Mereka harus menerobos hutan.
Berjalan kaki menyusuri sungai berjam-jam dan berkeliling di dalam hutan untuk menemukan lokasi ladang ganja yang tersebar di tiga titik.
Baca: Temukan Ladang Ganja 2 Ha di Tanggamus, Kapolda Lampung Malah Endus Ada Kebun Ganja Lainnya!
PENEMUAN ladang ganja di Tanggamus mengejutkan semua pihak. Di balik penemuan itu, ada jalan panjang yang harus dilalui tujuh personel gabungan dari Satnarkoba dan Satreskrim Polres Tanggamus.
Brigadir Polisi Herman, anggota Satnarkoba Polres Tanggamus, termasuk yang ikut dalam pencarian ladang ganja itu.
Ia menyebut perjalanan menuju lokasi demi dapatkan tanaman ganja di Talang Balak, Dusun Kedaung, Pekon Kota Agung Timur, cukup panjang.
Herman mendapatkan perintah dari atasannya pada Minggu (29/11). Tak perlu waktu lama bagi Herman mencerna perintah dari sang komandan.
"Asrama Polisi di Kota Agung sebagai titik kumpul bagi tim terdiri gabungan anggota Satnarkoba dan Satreskrim," kata Herman saat ditemui Tribun di Tanggamus, Sabtu (10/11). Setelah briefing beberapa saat, perburuan pun dimulai.
Tim gabungan bergerak mulai pukul 14.00 WIB, Minggu. Mereka berkendara selama 5 jam menuju sekitar Dermaga Batu Balai.
Setibanya di sana, perjalanan belum berakhir. Tim gabungan cuma menitipkan kendaraan.
Lokasi tujuan tim gabungan tersebut memang tak bisa dilintasi kendaraan. Alhasil, mereka harus berjalan kaki menuju hutan kawasan hutan di Talang Balak, Dusun Kedaung, Pekon Kota Agung Timur.
Medan yang dilalui bukanlah jalan setapak yang mulus. Melainkan semak belukar dan sungai berbatu. Ditambah lagi selama perjalanan turun hujan beberapa kali.
"Setelah titip mobil itu ya jalan kaki. Pertama lewat jalan biasa terus mulai menyusuri sungai besar, berliku-liku banyak batu. Untung pas tidak besar air sungainya jadi bisa dilewati," kisah Herman.

Dalam perjalanan itu ada dua sungai yang dilintasi tim gabungan. Menurut Herman, sungai pertama cenderung mudah dilalui.