Kisah Yusril Ihza Mahendra Jadi Penulis Pidato Soeharto, 'Tentara Ketakutan Sama Saya'
Kisah Yusril Ihza Mahendra Jadi Penulis Pidato Soeharto, 'Tentara Ketakutan Sama Saya'
Sebelumnya, di acara yang sama, Yusril juga mengungkapkan cita-citanya yang hingga kini belum tercapai yakni menjadi Presiden RI.
Mulanya, Adam Lubis bertanya soal cita-cita Yusril yang belum tercapai hingga kini.
"Kalau kita bicara prof (Yusril) sendiri, tadi Menteri udah, penulis naskah pidato presiden udah, Ketua Umum Partai udah, sebenarnya ada gak sih cita-cita entah 5 tahun, 20 tahun, cita-cita yang belum kesampaian dari seorang profesor Yusril Ihsa Mahendra?," tanya pembawa acara itu.
Yusril mengatakan bahwa ia masih ingin bercita-cita menjadi presiden.
Dikarenakan, Yusril beberapa kali memiliki gagasan-gagasan namun tidak bisa dilakukan karena hanya presiden yang bisa mengubah suatu aturan negara.
Ia juga bercerita pengalamannya ketika menjadi menteri masih belum bisa tersalurkan gagasannya karena harus melalui beberapa tahapan agar tercapai gagasan tersebut.
"Ya, barangkali suatu ketika mungkin saya bisa jadi presiden," ujar Ketua Umum PBB ini.
"Banyak pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan yang tidak bisa diwujudkan kecuali itu dilakukan oleh seorang presiden."
"Saya mengatakan kalau kita mau melakukan perombakan total pada hukum Indonesia ini, itu hanya ada yang mungkin dilakukan oleh presiden, saya sudah coba ketika saya jadi menteri, tidak selalu draft-draft yang kita ajukan disetujui oleh presiden," ujarnya.
"Saya pernah pada masa Pak SBY itu ada draft, sebenarnya itu datang dari Menteri Agama itu draftnya tentang hukum terapan pengadilan agama, jadi kita tahu pengadilan agama itu ada, tapi pengadilan aga itu masih mengadili berdasarkan kitab-kitab fikih."
"Jadi semestinya ada hukum islam yang berlaku di Indonesia yang dituangkan dalam bentuk undang-undang, waktu itu sudah di draft tapi presiden tidak setuju untuk diserahkan ke DPR," ujarnya.
Namun, hingga kini gagasan tersebut tidak terlaksana. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)