Petinju Cilik Tewas Usai Bertarung Lawan Temannya, Sama-sama Tak Menyangka Berakhir Tragis
Petinju Cilik Tewas Usai Bertarung Lawan Temannya, Sama-sama Tak Menyangka Berakhir Tragis
Ia harus berjalan sejauh 10 km mirip dengan latihan tentara sebagai bentuk latihannya.
Berlatih fisik keras demi kuat dan menang di setiap pertarungan.
Semua dilakukan demi mendapatkan cukup uang untuk keluarganya yang miskin.
Boosong yang tinggal di Provinsi Rayong hanya satu dari ribuan anak lainnya – beberapa bahkan berusia 5 tahun – yang diadu dalam sebuah pertarungan.

Dalam satu pertarungan mereka akan mendapat hadiah sebesar Rp 1,5 juta.
Para penonton juga biasanya akan memasang taruhan uang tunai sebesar 50.000 baht untuk menebak siapa yang akan menang.
Hadiah tersebut tentu tidak senilai dengan luka serius yang mereka dapatkan, hingga babak belur.

"Saya tidak keberatan memar, saya lebih takut tidak dapat makan apa yang saya sukai sepanjang waktu.
"Saya berharap suatu hari saya akan menjadi juara dan membangun kehidupan yang lebih baik untuk saya dan keluarga," ujar Boosong.
Seperti ribuan bocah laki-laki dan perempuan miskin di Thailand, Boosong dan keluarganya melihat Muay Thai - olahraga nasional negara itu - sebagai jalan keluar dari kemiskinan.
Sebenarnya, parlemen Thailand sedang meninjau undang-undang yang akan melarang anak-anak di bawah 12 tahun untuk bertarung Muay Thai.
Tetapi ada beberapa peraturan serta orang-orang yang menentangnya karena beralasan olahraga tersebut bagian dari tradisi tinju negara.
Kisah Pilu Petinju Cilik Tewas Usai Dipukul, Kickboxer Bertarung Sejak Usia 5 Tahun demi Keluarga
(tribun medan)