Coretan Darah di Tembok Kontrakan Tersangka Pembunuh Pria yang Tewas Dalam Drum

Coretan Darah di Tembok Kontrakan Tersangka Pembunuh Pria yang Tewas Dalam Drum

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Coretan darah di kontrakan terduga pembunuh Dufi 

Aminah (35) warga yang rumahnya berdekatan dengan kontrakan pelaku mengatakan jika M Nurhadi dikenal sebagai sosok yang tertutup.

"ketemu paling say hai (salam) aja, atau ngangguk aja gitu, kalau lagi keluar rumah atau dateng berpapasan gitu, jarang ngobrol cerita-cerita," kata Aminah yang juga menghuni rumah kontrakan didaerah itu kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018).

Ia mengatakan bahwa pelaku sudah mengontrak selama 7 bulan lamanya bersama istrinya.

Beberapa bulan ke belakang, kata dia, ada saudaranya yang ikut menginap tapi terakhir kali saudaranya itu sudah tidak menginap lagi.

"Pekerjaannya yang saya tahu dia anggota ormas. Saya juga pernah didatengin dia, diajak jadi anggota ormas, tapi saya gak mau karena saya juga ngurus anak," kata Aminah.

Istrinya pun, kata Aminah juga tertutup dan jarang mengobrol dengan tetangga kontrakannya termasuk dirinya.

"Dia baik orangnya suka ngasih makanan sama anak saya. Saya juga gak nyangka lihat berita dia ngebunuh orang. Kalau Istrinya, sama juga, jarang ngobrol, di dalem kontrakan terus, paling keluar ngejemur cucian," katanya.

Terpisah, pemilik warung tak jauh dari kontrakan pelaku, Kokom (40), mengaku kerap bertemu pelaku mau pun istrinya yang hendak berbelanja.

Ia juga mengaku tak menaruh kecurigaan apa pun kepada pelaku.

"Paling dia ke sini beli rokok gitu. Istrinya juga sama suka beli rokok jarang belanja beras atau telur gitu. Tapi istrinya sama warga sini suka disebut artis, karena dandanannya menor terus," ungkap Kokom.

4. Keluarga Dufi Tak Kenal Pelaku

Dufi Abdullah, atau Abdullah Fithri Setiawan
Dufi Abdullah, atau Abdullah Fithri Setiawan (Facebook Dufi Abdullah/Dokumen Polres Bogor)

Keluarga almarhum Abdullah Fithri Setiawan, alias Dufi (43) mengaku tidak mengenal satu orang pelaku yang sudah berhasil ditangkap pihak Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ), pada Selasa sore (20/11/2018) lalu.

Pihak keluarga dihubungi pihak PMJ pada sore itu juga, dan diminta datang untuk ditanyakan sejumlah keterangan untuk keperluan berita acara pemeriksaan (BAP).

Sang adik, Muhammad Ali Ramdhani, bersama istri Dufi, Bayu Yuniarti Hendriyani, dan anak tertuanya, Nabila Rifdah Ramdoniyati, mendatangi PMJ pada sekira pukul 23.30 WIB.

Di rumah duka, cluster Catalina, Medang, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Ramdhani mengaku ditanyai sejumlah pertanyaan terkait barang bukti berupa, kartu identitas, seperti KTP, SIM A, SIM C, NPWP dan dua buku tabungan yang berada di satu tas hitam.

Sang sulung, mengenali tas selempang hitam yang biasa dibawa ayahnya kerja.

"Iyah ini punya papah," ujar Ramdhani menirukan ucapan Nabila.

Selain terkait barang bukti yang ditemukan dari hasil penggeledahan pelaku M Nurhadi (35) di kediamannya di Bekasi, keluarga Dufi juga ditanyai hal pekerjaan dan kronologis berangkatnya almarhum yang terakhir kali pada Jumat (16/11/2018) lalu itu.

Ramdhani pun menjelaskan keberangkatan almarhum yang menggunakan mobil Inova putih tahun 2012, lengkap dengan waktu dan tujuan yang diketahui keluarga, yakni hendak ke stasiun Rawa Buntu, untuk selanjutnya menuju Menteng, menyelesaikan pekerjaannya di tvMu, televisi Muhammadiyah.

Keluarga juga ditanyai apakah mengenal sosok pelaku yang sudah ditangkap, dengan hanya ditunjukkan foto oleh aparat.

"Kami tidak mengenal, dari keluarga maupun istri dari almarhum," tegasnya.

Kemungkinan pelaku tertangkap merupakan rekan bisnis almarhum, juga ditepis keluarga. Sang adik mengatakan, almarhum Dufi tidak jarang mengenalkan rekan bisnisnya kepada keluarga, terlebih sang istri.

Ia juga sudah menghubungi sejumlah kolega Dufi untuk menanyakan hal sosok pelaku, namun mereka semua mengaku tidak mengenalnya.

Pihak keluarga hanya dimintai keterangan seputar barang bukti dan pelaku. Polisi belum memberi tahu motif dan modus dari terduga pelaku.

"Jadi kami hanya diminta keterangan terkait hal tersebut," ujarnya.

5. Sprei dan Golok Berdarah

Kontrakan terduga pembunuh Dufi di Kampung Bubulak, RT 03/04, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.
Kontrakan terduga pembunuh Dufi di Kampung Bubulak, RT 03/04, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari kontrakan M Nurhadi pelaku pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan di Kampung Bubulak, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Menurut salah satu tatangga kontrakan pelaku, Ngesti (37), pada Selasa (20/11/2018) malam pintu kamarnya diketuk oleh petugas kepolisian.

Ia mengaku bahwa dirinya ditanyai nomor pemilik kontrakan oleh polisi.

"Abis isya. Saya tanya ada apa, katanya ada kasus pembunuhan. Saya kaget, ya kita nggak tau apa-apa,” kata Ngesti saat ditemui di kontrakannya, Rabu (21/11/2018).

Ia mengatakan bahwa polisi masuk ke kamar kontrakan pelaku cukup lama.

Hingga sekitar pukul 24.00 WIB, polisi baru keluar dari kontrakan tersebut.

"Yang dibawa itu ada sprei, golok, terus yang lainnya. Semuanya yang dibawa itu banyak darahnya," kata Ngesti.

6. Misteri Tulisan Darah

coretan dengan darah di kontrakan terduga pembunuh Dufi
coretan dengan darah di kontrakan terduga pembunuh Dufi (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Pelaku pembunuhan Abdullah Fithri Setiawan mengontrak di sebuah kontrakan di Kampung Bubulak, RT 03/04, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Dikabarkan bahwa kontrakan tersebut juga dijadikan pelaku sebagai lokasi pembunuhan sebelum dibuang dalam drum ke Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Pantauan TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018), di dinding tembok luar kontrakan pelaku terdapat tulisan kata, 'KONTAK' yang diberi garis horizontal di bagian tengahnya.

Selain itu, tulisan tersebut juga terlihat ditulis menggunakan cairan merah tua diduga menggunakan darah.

Tetangga kamar kontrakan terduga pelaku, Aminah (35), mengaku kaget saat hendak membuang sampah melihat tulisan tersebut.

"Saya kaget juga lihat tulisan itu tadi. Saya kan mau buang sampah, saya lihat dikirain tulisan jorok yang jail gitu, ternyata tulisan 'Kontak' dan dilihat dari deket kayak darah," kata Aminah kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (21/11/2018).

Aminah mengaku tak tahu siapa yang membuat tulisan dari bercak darah tersebut.

Sampai berita ini diturunkan TribunnewsBogor.com belum mendapat keterangan pasti siapa dan apa maksud dari penulisan 'kontak' yang diduga menggunakan darah tersebut.

Selain itu rumah kontrakan pelaku sampai saat ini masih tertutup dan disegel petugas menggunakan garis polisi.

Kemudian yang tersisa di bagian luar korntrakan terpantau hanya ada beberapa piring, tempat menjemur baju dan seekor kucing peliharan pelaku. (TribunnewsBogor/TribunJakarta/ Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved