Bertemu Petani di Pringsewu, Presiden Jokowi Sebut Persoalan Air Masih Jadi Kendala Sektor Pertanian

Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan, persoalan yang paling mendasar dalam bidang pertanian adalah air.

tribunlampung/robertus didik
Presiden Jokowi saat berada di Pringsewu di hadapan para petani Lampung, Sabtu 24 November 2018 

Jokowi juga berpesan rakyat Indonesia untuk tidak bercerai-berai dan selalu menjaga persaudaraan.

"Saya titip pesen, kita jangan cerai-berai. Tidak boleh. Kita harus menjaga persaudaraan. Kita harus menjaga ukhuwah islamiyah. Karena kita bangsa besar," bebernya.

Tak lupa, Jokowi mengapresiasi kerukunan yang ada di Lampung Timur.

Hal itu dikatakan Jokowi karena melihat kegiatan Silaturahmi dengan Alim Ulama dan Santri Se-Provinsi Lampung turut dihadiri umat Hindu dan Kristen.

"Ini menujukkan Lampung adem ayem, tentrem (tenteram). Tidak ada gesekan karena kita saudara setanah air," imbuh Jokowi.

Jokowi mengingatkan, gesekan bisa dimulai dari perbedaan pilihan bupati, gubenur, bahkan presiden.

"Hati-hati, jangan sampai (terpecah). Karena pesta demokrasi setiap lima tahun sekali selalu ada terus (pergesekan). Jadi keliru besar kalau mengorbankan kerukunan dan persaudaraan demi demokrasi," tandasnya.

Temu Petani Lampung Bersama Jokowi, Peserta dan Panitia Harus Lewati Metal Detector

Fitnah Berseliweran

Dalam kegiatan itu, Presiden Joko Widodo menegaskan tidak ada yang namanya PKI balita.

Presiden pun menitipkan pesan kepada masyarakat Lampung, khususnya Lampung Timur, untuk selalu mencerna informasi yang beredar.

"Masuk tahun politik, fitnah berseliweran. Jangan sampai dimakan mentah-mentah. Difilter dulu informasi tersebut, bener gak," ungkapnya.

Salah satu contoh isu yang berkembang pada tahun politik ini adalah Jokowi kerap disebut anak PKI.
"(Isu) Aneh-aneh. Coba, contoh Presiden Jokowi anak PKI," ungkapnya.

"Umur saya lima tahun (tahun 1966). Ada PKI balita?" tanya Jokowi.

Jokowi pun mengajak masyarakat untuk menggunakan logika dalam berpikir.

"Logika dipakai. Kalau gak (dipakai), dikompor-kompori," sebutnya.

"Jangan sampai muamalah kita terpecah karena pilihan kita berbeda-beda. Berbeda-beda gak papa,

tapi jangan sampai tidak membuat seperti saudara," tandasnya. (dik/nif/sam)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved