Mahasiswa yang Dibegal hingga Tangannya Putus Dikira Warga Korban Mutilasi
Mahasiswa yang Dibegal hingga Tangan Kanannya Putus Dikira Warga Korban Mutilasi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mahasiswa yang Dibegal hingga Tangan Kanannya Putus Dikira Warga Korban Mutilasi
Aksi pembegalan di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan sangat meresahkan.
Terkini, begal sadis itu nyaris menghabisi nyawa seorang mahasiswa.
Adalah Imran, yang tangannya putus akibat sabetan senjata tajam begal.
• Rumah Dua Lantai di Kompleks Perumahan Dibagi-bagi Gratis untuk Pasangan Muda, Kok Tak Ada yang Mau?
Peristiwa sadis ini terjadi di Jl Dato Ribandang, Kecamatan Tallo, Makassar, Minggu (25/11/2018) malam.
Pantauan awak Tribun-Timur.com, pukul 15.30 Wita, Imran nampak masih lemas di ruang perawatan usai menjalani operasi tangan kirinya yang putus diserang pelaku begal menggunakan parang.
Berikut fakta-fakta kejadian termasuk kronologinya:
1. Korban Hendak nginap di rumah teman
Imran mengungkapkan awal kejadian.
Malam itu ia hendak menginap di rumah rekannya bernama Hairul.
• Video Warga Menangkap Ular Piton 8 Meter, Sempat Dikira Batang Kayu
Saat menunggu dibukakan pagar, 2 orang tak dikenal menyerangnya dengan menggunakan parang.
"Ceritanya saya menunggu di depan rumahnya ini Hairul untuk dibukakan pagar. Pas menunggu, tiba-tiba ada dua orang naik motor dekati ka, baru langsung nakasih keluar parangnya, terus lari ka baru mereka nakejar ka," kata Imran.
2. Berusaha menghindar
Imran mengaku terus berusaha menghindari serangan pelaku.
Saat pelaku melayangkan parangnya secara refleks Imran menangkis.
"Pas ka terus lari menghindar, natebaskanmi parangnya jadi saya tangkis terus kenami tanganku. Seandainya tidak saya tangkis muka ku nakena," ujar Imran.
4. Pelaku ambil paksa ponsel korban
Melihat tangannya terputus terkena sabetan senjata tajam pelaku begal, Imran yang masih sadarkan diri pun terjatuh.
• Rumah Mewah Baim Wong yang Ditinggali Bersama Paula Verhoeven, Semewah Apa Rumah Impian 1,8 Miliar?
"Waktu jatuh, dia (pelaku begal) teriak-teriak mi minta hapeku. Dia bilang, "sini hapemu-sini hapemu, jadi saya lemparmi terus dia ambil baru pergi," ujarnya.
5. Sempoyongan
Usai menyerahkan handpone miliknya, mahasasiswa asal Enrekang itu pun bergegas memungut potongan tangannya yang ditebas pelaku begal.

"Saya ambilji itu tanganku, lalu saya jepit masuk diperutku. Lalu jalanka, tapi terjatuhki dari perutku karena mungkin loyoma juga karena banyakmi darah keluar," ungkap Imran.
6. pelaku masih dikejar polisi
Pelaku begal menurut Imran berjumlah dua orang.
Pelaku tersebut masih dalam pengejaran aparat kepolisian.
"Saat ini pelaku dalam penyelidikan tim kami," ungkap Kasatreskrim Polrestabes Kompol Wirdhanto Hadicaksono saat dikonfirmasi tribun, Senin (26/11/2018).
Kata Kompol Wirdhanto, korban Imran alami peristiwa itu Jl Datu Ribandang 2, tepat samping Pesantren Muahmmdiyah Syuhada, Kecamatan Tallo, Makassar.
"Jadi kami bersama tim Resmim Polsek Tallo yang melakukan penyelidikan ini, perkembangan akan saya infokan kalau pelaku ditangkap," jelas Wirdhanto.
7. Warga mengira korban mutilasi
Peristiwa pembegalan yang dialami Imran membuat warga Tallo Makassar heboh.
Bagaimana tidak, warga Jl Datu Ribandang 2, Kecamatan Tallo Makassar mengungkapkan, awalnya korban Imran (20) diketahui adalah korban mutilasi.
"Awalnya dikira korban mutilasi, karena itu tangannya terputus," ujar salah satu warga Jl Ribandang, Sahid (53) kepada tribun timur, Senin (26/11/2018) sore.
Keluarga Minta Pelaku Menyerahkan Diri
Tante korban pembegalan Imran, Subaedah (42) berharap polisi segera mengungkap pelaku.
Hal itu diungkapkan Subaedah saat ditemui di depan ruang perawatan kamar lima, lantai lima RS Awal Bros, Makassar, tempat Imran dirawat, Senin (26/11/2018).
"Semoga itu pelakunya segera ditangkap kasihan. Karena ini (perawatan Imran) juga tidak ditanggung BPJS, semoga juga ada yang bantuki kasihan karena orang kurang mampuji ki juga ini kasihan," kata Subaedah dengan nada sedih.

Subaedah bahkan, berdoa agar dua orang pelaku yang belum diketahui identitasnya itu dapat menyerahkan diri.
"Semoga dapatki hidayah itu pelaku na mauja menyerahkan diri," harapnya.
Subaeda mengaku sangat menyesalkan aksi pelaku begal yang tega memarangi tangan ponakannya, Imran, hingga terputus.
"Seandainya ituji barangnya (handpone) na ambil tidak na kasih begitu ji (memarangi tangan Imran) orang, itukah na ambil tommi barangnya orang baru na kasih begitu kasihan," ujarnya.
Imran dibegal dua pengedara menggunakan senjata tajam diduga parang saat menunggu rekannya Hairul, membukakan pintu pagar.
Ia berkunjung ke rumah Hairul di Jl Datu Ribandang, dengan niatan menginap.
Selama ini, mahasiswa asal Kabupaten Enrekang itu kuliah di salah satu kampus di Makassar, dengan menempati rumah bibinya, Subaedah, di Jl Abubakar Lambogo, Makassar.