Banyak yang Keliru, Simak Cara Pengoperasian Mobil Bertransmisi Otomatis yang Baik dan Benar

Namun, sering terjadi salah kaprah yang dilakukan pengemudi mobil bertransmisi otomatis.

CAR FROM JAPAN
Ilustrasi Transmisi Otomatis 

Banyak yang Keliru, Simak Cara Pengoperasian Mobil Bertransmisi Otomatis yang Baik dan Benar

Laporan Reporter Tribun Lampung Daniel Tri Hardanto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mobil bertransmisi otomatis (automatic transmission) semakin digemari konsumen di Tanah Air.

Artinya, sudah terjadi pergeseran pada perilaku pembeli mobil di Indonesia.

Jauh sebelumnya, peminat mobil bertransmisi otomatis sangat sepi.

Alasannya sederhana: pengoperasian mobil matik jauh lebih mudah dibandingkan manual.

Selain itu, pengendara tidak mudah lelah karena tidak perlu mengoper gigi dan memainkan tuas persneling.

Pahami Kerusakan Kopling Transmisi Manual Mobil

Mobil matik juga sangat efektif dalam kondisi macet di perkotaan.

Pengendara tinggal injak gas atau rem.

Namun, sering terjadi salah kaprah yang dilakukan pengemudi mobil bertransmisi otomatis.

Salah satu yang paling sering dilakukan adalah membiarkan transmisi pada posisi D (drive) saat berhenti lama.

Tanpa disadari, hal ini sangat berbahaya.

"Yang paling sering terjadi saat berhenti lama, orang lebih suka membiarkan posisi tuas pada posisi D dan menahan pakai rem agar mobil tidak bergerak. Hal ini sangat salah, karena membuat transmisi bekerja ekstra di saat suplai udara terbatas, yang membuat kualitas pelumas juga cepat berkurang," ucap Arifani Perbowo, Logistic and Production General Manager Kia Mobil Indonesia (KMI), beberapa waktu lalu.

Menurutnya, saat mobil berhenti tapi tuas dibiarkan pada posisi D, maka hubungan antara mesin dan transmisi tetap berjalan, meski sudah tertahan rem.

Ilustrasi Transmisi Otomatis
Ilustrasi Transmisi Otomatis (ferntreegullykia.com.au)

Karena terhubung, transmisi pun akan terus bekerja pada torque converter.

Padahal, saat mobil diam tidak banyak asupan udara segar yang membuat kondisi oli transmisi harus bekerja ekstra di suhu yang panas.

Salah Kaprah Penggunaan Mobil Transmisi Matik yang Sering Terjadi

"Bukan hanya itu. Kerugian lain juga membuat konsumsi bahan bakar terus berjalan karena mesin dan transmisi masih terkoneksi. Akibatnya, timbul keborosan. Bahkan, juga berpengaruh pada usia pakai kampas rem yang cepat habis karena harus menahan laju kendaraan," paparnya.

Oleh karena itu, biasakan memindahkan tuas transmisi ke posisi N saat mobil berhenti lama, baik saat lampu merah atau ketika terjebak kemacetan.

Jangan biarkan tuas terus berada di posisi D terlalu lama ketika berhenti.

Ada aturannya

Saat mobil di posisi parkir atau berhenti cukup lama, pengendara mobil matik biasanya akan langsung menggunakan transmisi P (parking).

Sayangnya, sering kali proses yang dilalui tidak tepat, yang pada akhirnya bisa memengaruhi umur sistem transmisi.

“Banyak yang asal pindah tuas transmisi karena dirasa mudah menggunakan transmisi matik. Kerap ditemui saat memindah tuas transmisi dari P ke D (drive) untuk menjalankan kendaraan merasakan entakan keras. Masalahnya ada di kebiasaan yang salah,” ucap Dolf Valentino, service manager Daihatsu Pangeran Jayakarta, beberapa waktu lalu.

Kebiasaan yang sering dilakukan pemilik mobil adalah langsung memindahkan posisi dari D menuju P.

Begitu juga saat mobil hendak jalan, dari posisi P langsung dimasukkan ke D, pada saat perpindahan ini kerap dirasakan entakan dan suara keras dari transmisi.

Fitur Paddle Shift Mobil Cross-over Ini Mudahkan Pengemudi Oper Transmisi

Perlu diketahui, saat kendaraan berada di posisi P, transmisi dalam keadaan terkunci akibat aktifnya pengunci transmisi.

Pengunci transmisi ini memiliki ukuran fisik cukup kecil dengan panjang sekitar 1 hingga 2,5 cm dan diameter 3 cm.

Ilustrasi Transmisi Otomatis
Ilustrasi Transmisi Otomatis (yummymummyclub.ca)

“Bisa bayangkan saat pengunci itu aktif, dengan ukurannya komponen ini harus menahan bobot kendaraan sebesar hampir satu ton,” ucap Dolf.

Supaya komponen ini tidak cepat aus, cara yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Saat kendaraan berhenti, pindahkan tuas dari posisi D ke N (netral) terlebih dahulu

2. Setelah itu, tarik rem tangan hingga maksimal dan lepas kaki dari pedal rem.

3. Terakhir, tekan tuas transmisi ke posisi P.

“Jika dilakukan dengan benar, maka tidak ada entakan saat posisi transmisi berpindah dari P ke D ketika hendak menjalankan mobil. Proses ini jika terus dibiasakan, maka usia pakai pengunci transmisi jadi lebih panjang. Bisa bayangkan saat gesekan dari P ke D kerap dilakukan, komponen pengunci transmisi bisa patah,” ucap Dolf.

Fungsi Tuas Transmisi

Tuas transmisi pada mobil matik berbeda dengan mobil manual.

Perbedaan Tuas Transmisi Manual dan Otomatis
Perbedaan Tuas Transmisi Manual dan Otomatis (SellAnyCar.com)

Bila pada mobil manual tingkatan percepatan sudah ditandai dengan nomor yang tertulis di tuas, tidak demikian pada mobil matik.

Suzuki Celerio Sediakan Dua Pilihan Transmisi

Pada umumnya, tuas pada mobil matik terdapat barisan kombinasi huruf dan angka, yakni P-R-N-D-2-L.

Service Manager Bengkel Auto2000 GDC Depok Deni Andrian mengatakan, untuk posisi P, R, dan N, hampir tak ada pengemudi matik yang keliru dalam penggunaannya.

Karena P (parking) merupakan posisi untuk parkir, R (reverse) untuk mundur, dan N (neutral) untuk posisi netral.

Namun, tidak demikian dengan posisi D, 2, dan L.

D (drive) merupakan posisi untuk berkendara dalam kecepatan terbaik.

Pengguna mobil matik dinilai dapat menggunakan D saat berkendara dengan kecepatan normal di dalam kota.

Selain itu, D juga merupakan posisi terbaik untuk melakukan over drive, yakni mengemudi dengan kecepatan tertinggi untuk memaksimalkan tenaga mobil tersebut.

Jika pada mobil manual cara untuk memaksimalkan kecepatan harus dengan mengubah transmisi ke gigi tertinggi, maka pada mobil matik cukup dengan menekan tombol yang ada pada tuas transmisi.

Teknik mengemudi seperti ini disarankan hanya digunakan saat berkendara di jalan tol. 

Kendari demikian, bukan berarti posisi D bisa digunakan dalam segala kondisi.

Untuk kondisi menanjak, pengendara disarankan menggunakan tuas di posisi 2.

Selain dapat membuat laju kendaraan lebih stabil, posisi tuas di 2 juga akan membuat bahan bakar lebih irit.

Suzuki Ertiga Kini Hadir dengan Transmisi Otomatis

"Kalau tetap di D bisa tetap menanjak, tapi bahan bakar jadi lebih boros. Karena kalau di D artinya harus kencang terus," kata Deni, dikutip dari KompasOtomotif.

Sementara untuk L (low), Deni menyarankan agar pengguna matik menggunakannya saat melintasi turunan atau tanjakan curam.

Karena L merupakan transmisi dengan kecepatan paling rendah.

Sehingga dinilai aman saat melibas turunan atau tanjakan yang cukup curam.

"Kalau turunan tetap pakai D, dikhawatirkan mobil akan melaju terlalu cepat," kata Deni. 

Jangan Malas
Mobil dengan transmisi otomatis jelas berbeda dari transmisi manual.

Bila dalam transmisi manual pengguna harus direpotkan dengan menginjak kopling saat perpindahan persneling, tidak demikian dengan transmisi matik.

Kendati demikian, bukan berarti pengguna matik bisa "bermalas-malasan" untuk hal lain.

Salah satunya dalam penggunaan tuas persneling.

Cukup sering ditemui pengguna matik yang terus-menerus menggunakan transmisi D (drive) saat berkendara.

Mereka bahkan sama sekali tidak memindahkan ke level transmisi lain.

Padahal, cara seperti ini dinilai salah kaprah.

Berencana Beli Mobil? Kenali Kelebihan dan Kekurangan Mobil Matic dan Manual

Mekanik Bengkel R Speed, Heron, menilai terus-menerus menggunakan transmisi D bisa menyebabkan girboks terus-menerus bekerja.

Dampaknya bisa menyebabkan selip kopling.

Heron menyarankan agar pengguna matik untuk tidak malas memindahkan tuas ke posisi lainnya, seperti N (netral) saat kondisi jalan macet atau sedang berhenti sebentar.

"Harus pintar-pintar pindah gigi. Misal pindah 2 atau 3. Atau kalau lagi nanjak pindah ke low. Jangan di D terus. Bukan berarti mentang-mentang matik, terus tidak dipindah tuasnya," kata Heron kepada KompasOtomotif.

Hal yang sama berlaku saat terjebak macet.

Heron menyarankan agar pengguna matik tidak malas untuk memindahkan tuas ke posisi netral.

"Jangan terus di D kalau berhenti lama. Kalau terus di D berarti girboksnya kerja, kan. Otomatis kalau direm bisa selip koplingnya," ucap Heron. (otomania.com/initisarionline.com/gridoto/kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved