Terungkap Dugaan Penyebab Ratusan Napi Kabur dari Lapas di Aceh Besar, Dirjen PAS Sebut soal Kalapas
Dugaan penyebab ratusan napi kabur dari lapas di Aceh Besar, juga diungkapkan Wakil Ketua MPR, Ahmad Muzani
"Sebenarnya modus yang seperti ini sudah berulang di banyak tempat. Terjadi, terjadi, dan terjadi lagi. Ini karena selalu saja pengawasan dari petugas kita, dari lapasnya, selalu lemah," ujar Muzani di kompleks parlemen, Jumat (30/11/2018).
Muzani mengungkapkan bahwa lemahnya pengawasan tersebut, menjadi celah bagi narapidana untuk melarikan diri.
Muzani juga menjelaskan bahwa penyebab kaburnya narapidana biasanya dipicu adanya bentrok dari dalam Lapas.
Hal tersebut adalah modus yang digunakan napi untuk menciptakan suasana yang tidak kondusif.
Muzani lantas berharap, kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi kepala lapas, agar tidak terulang kejadian yang sama.
"Pelajaran yang terjadi di banyak lapas harusnya menjadi pelajaran penting supaya peristiwa ini tidak berulang karena peristiwa ini sudah beberapa kali terjadi, di Jawa terjadi dan sekarang terjadi di Aceh," kata Muzani, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Komentar lain terkait ratusan narapidana yang kabur dari Lapas Lambaro, juga disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM, Agus Thaib.
Ia mengaku kecolongan atas terjadinya keributan dan kaburnya 113 narapidana.
Agus mengungkapkan bahwa ada 10 petugas yang berjaga di lapas.
Namun, mereka tidak mampu menghadapi napi dengan kekuatan yang jauh lebih banyak.
Agus juga mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan kejadian yang sudah direncanakan.
"Sebagian memang mereka membawa peralatan untuk mendobrak pintu dan jendela, petugas baru tahu ada pergerakan ketika ada pergerakan yang masif, sebelumnya memang tidak terpantau oleh petugas, bisa jadi kemungkinan ini memang sudah direncanakan,” jelas Agus, Jumat (30/11/2018).

Agus membantah bahwa keributan tersebut akibat provokasi sejumlah narapidana.
“Lapas saat ini masih terus mendalami apa yang menjadi motif aksi keributan ini. Karena memang sangat naluriah, orang yang dikurung memiliki keinginan besar untuk lari."
"Namun memang seperti yang diakui sejumlah napi yang berhasil ditangkap kembali, mereka dipaksa kabur oleh temannya jika tidak ingin dipukul pakai balok kayu atau alat lain,” jelas Agus Thaib.