Jimmi Pura-pura Mati Agar Lolos dari Pembunuhan Sadis KKB di Nduga Papua

Jimmi Aritonang Pura-pura Tewas untuk Lolos dari Pembunuhan Sadis KKB di Nduga Papua

Editor: taryono
(Dok. Istimewa)
Jimmi Aritonang (baju hitam) salah satu pekerja pembangunan jembatan yang berhasil dievakuasi ke Wamena. (Dok. Istimewa) 

“Rupanya mereka tetap melakukan pengejaran. Serangan diawali dengan pelemparan batu ke arah Pos sehingga salah seorang anggota Yonif 755/Yalet, Serda Handoko membuka jendela, lalu ditembak dan meninggal dunia,”

“Saat itu anggota di pos membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak dari jam 05.00 WIT hingga 21.00 WIT. Karena situasi tidak berimbang dan kondisi medan yang tidak menguntungkan, maka pada 4 Desember sekitar pukul 01.00 WIT, Danpos memutuskan untuk mundur mencari medan perlindungan yang lebih menguntungkan. Saat itulah salah seorang anggota, Pratu Sugeng, tertembak di lengan,” ujar Aidi.

 Akan tetapi, ia menegaskan sejak tanggal 4 Desember 2018 pukul 07.00 WIT Satgas gabungan TNI-Polri berhasil menduduki Mbua dan melaksanakan penyelamatan serta dilakukan evakuasi terhadap korban.

“Jadi, kalau mendengar keterangan saksi korban yang masih hidup (Jimmi), jumlah korban yang dipastikan meninggal dunia dibantai oleh KKB di lereng bukit puncak Kabo adalah 19 orang,” pungkasnya.

Tunggu Kabar

Zainuddin berharap ada keajaiban sehingga 31 karyawan PT Istaka Karya (BUMN) yang dikabarkan tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bisa selamat.

Mereka tengah mengerjakan pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Auruk, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Zainuddin adalah keluarga dari Muhamad Agus, salah satu karyawan PT Istaka Karya yang berada di lokasi pembangunan jembatan.

Hingga kini, keluarga belum bisa mendapat kabar mengenai keberadaan Agus. 

Agus yang merupakan warga Dusun Botong, Desa Bonto Manai, Kecamatan Bongaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan itu, diketahui bekerja bersama Istaka Karya selama satu tahun terakhir untuk melalukan pekerjaan pembangunan jembatan di Papua.

Zainuddin menjelaskan, Agus adalah anak tunggal dari pasangan almarhum Minggu dan ibunya Hasnawati Lenteng.

Saat ini, sang ibu masih menunggu kabar anak semata wayangnya.

"Dia bekerja bersama Istaka Karya kurang lebih sudah satu tahun, untuk memperkerjakan proyek pembangunan di Papua,” kata Zainuddin ketika dihubungi melalui telepon selulernya.

Pihaknya sangat kaget mendengar adanya informasi dari berbagai media yang menyampaikan adanya 31 pekerja pembangunan jembatan di Nduga, tewas dibunuh oleh sekelompok orang.

“Kami susah mendapat akses informasi yang jelas.Tak ada yang menghubungi keluarganya. Pernah ada komunikasi dengan perusahaan melalui media sosial Facebook. Hanya dikatakan kita semua berdoa. Semoga tak terjadi apa-apa. Kami butuh informasi riil dari perusahaan maupun pemerintah,” harap Zainuddin.

Dia berharap, perusahaan, pemerintah, dan aparat TNI dan Polri memberikan kemudahan akses bagi para keluarga yang bekerja bersama Istaka Karya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved