Kini Jadi Pengacara Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra Ditanya Lebih Pilih Cebong atau Kampret

Kini Jadi Pengacara Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra Ditanya Lebih Pilih Cebong atau Kampret

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/7/2017).(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra) 

Kini Jadi Pengacara Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra Ditanya Lebih Pilih Cebong atau Kampret

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Yusril Ihza Mahendra ditanya soal cebong dan kampret. Dua sebutan ini kerap beredar di media sosial. Apakah Yusril Ihza Mahendra bagian dari cebong atau kampret?

Pernyataan Yusril Ihza Mahendra terkait cebong dan kampret tersebut diungkapkan saat menjadi narasumber di acara E-Talkshow tvOne, Jumat (8/12/2018) malam.

Yusril mengaku jika ia tak mengharapkan jabatan untuk dirinya sendiri ketika ditawari menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf Amin.

Wajah Pria Asal Lampung Ini Viral, Sempat Kejar-kejaran dengan Polisi hingga Akrhirnya Ditembak

Yusril menuturkan, ia hanya berharap agar PBB bisa kembali masuk ke DPR dan memiliki fraksinya sendiri.

"Saya tidak berharap jabatan untuk saya sendiri. Target saya sebenarnya begini, PBB bisa masuk ke DPR dan punya fraksi sendiri," kata Yusril.

Yusril mengaku tidak berharap mendapatkan jabatan karena sebelumnya ia sudah pernah menduduki sejumlah jabatan.

"Saya tidak berharap banyak lagi, saya sudah menjadi menteri tiga kali, sudah jadi anggota DPR, jadi anggota MPR, ditawari jadi Duta Besar beberapa kali saya enggak mau," jelasnya. 

"Nanti saja 2024 saya maju jadi calon presiden," tambah Yusril sambil tertawa.

Dalam kesempatan tersebut, Yusril menceritakan awal mula ia menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf.

Yusril menyebutkan jika awalnya ia mendapatkan tawaran untuk menjadi kuasa hukum Jokowi dari Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir.

Yusril mengungkapkan, ia menerima tawaran tersebut karena menurutnya, saat itu apa yang ditawarkan tim Jokowi-Ma'ruf adalah yang terbaik.

Yusril mengakui, ia harus segera menetukan pilihan saat itu.

"Saya memilih ke yang paling ringan saat ini. Saya terima saja sebagai lawyer Pak Jokowi, tapi posisi beliau sebagai calon presiden, bukan sebagai penasihat hukumnya presiden ya," tegasnya.

Namun, Yusril juga menjelaskan jika posisinya saat ini adalah sebagai penasihat hukum saja, bukan timses.

"Ya saya berada di luar timses, jadi bukan sebagai timsesnya pak Jokowi-Ma'ruf Amin," katanya.

Yusril mengaku ada kerjasama, namun hal yang diingkan Yusril yakni agar kader Partai Bulan Bintang (PBB) tetap ada perwakilan legislatif di tingkat pusat.

"Kader PBB itu di daerah masih ada, tapi semakin ke atas kok makin sedikit," ujar Yusril.

Saat ditanya, apakah akan tetap memberikan kritik kepada Presiden Jokowi, Yusril tetap akan memberikan kritik.

"Sampai sekarang bisa kritik gitu enggak?" tanya Wahyu Muryadi

Yusril mengaku akan tetap memberikan kritik.

"Masih. Misalnya kasus Habib Bahar yang kemarin itu, walal," jawab Yusril.

Ia mencontohkan dalam kasus Habib bahar.

Meskipun ia juga tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan Habib Bahar, ia tetap memberikan masukan soal apakah perkara tersebut akan terus dilanjutkan atau tidak. 

"Saya memberikan pendapat pada Pak Jokowi. Sebaiknya, walau polisi telah mengambil suatu langkah hukum, pada akhirnya kan nanti yang akan ditanya presiden juga. Ini gimana, apakah akan dilanjutkan perkara ini, atau gimana," ujarnya.

Yusril mengaku, saat memberikan pendapatnya soal kasus Habib Bahar, ia meminta Jokowi untuk mencari jalan yang terbaik.

Namun, menurut Yusril, akan lebih baik jika Jokowi memaafkan Habib Bahar.

"Saya bilang, cari saja jalan yang terbaik, kalau dimaafkan lebih baik. Ya saya kemukakan pendapat saya," ungkapnya.

Setelah itu, Wahyu Muryadi memancing reaksi Yusril.

"Ada celetukan menarik, pada akhirnya semua berakhir di cebong begitu, bener nggak itu?" tanya Wahyu Muryadi.

Setelah itu, Yusril memberikan pendapat bahwa dirinya ingin menjadi diri sendiri.

"Saya enggak," ujar Yusril sambil tersenyum.

"Berarti anda kampret?" tanya Wahyu Muryadi.

"Kampret apalagi," jawab Yusril sambil tertawa yang disambut riuh penonton.

"Saya pikir, satu yang saya inginkan dalam hidup ini, saya ingin menjadi diri sendiri bukan diri orang lain," ujar Yusril.

Yusril mencontohkan pengalamannya saat menjadi penulis pidato 3 presiden.

"Saya menjadi penulis pidato Pak Gus Dur, Pak Habibie, Pak SBY, tapi saya tetap menjadi diri saya sendiri," ujar Yusril.

Seperti diketahui, Yusril sejak awal November 2018 menjadi pengacara pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "

Kemarin kami sudah melakukan pertemuan dengan 24 wilayah.

Pada umumnya semua itu memahami langkah yang kami tempuh, dan juga memahami apa yang saya laksanakan selama ini," tambah Yusril.

PBB akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PBB pada Januari 2019. Dalam kesempatan itu, Yusril juga mengaku bahwa selama ini hubungan dia dan Jokowi baik. 

Hanya, di media sosial sering dikesankan, dirinya seperti sosok antagonis untuk Jokowi.

"Jadi, tidak seperti yang dikemukakan dalam banyak media sosial yang seolah-olah dibuat antagonis seperti itu. Kami dengan Pak Jokowi ini baik-baik saja, ketawa-ketawa saja," kata Yusril sambil tertawa.

Yusril membantah berseberangan dengan Jokowi secara politik maupun personal.

Namun, dia mengakui kerap menyampaikan kritik untuk Presiden. "Kritik yang konstruktif, ya, bukan asal kritik tanpa alasan.

Karena niatnya baik, ya, beliau juga mendengarkan dan mempertimbangkan. Kalau sesuai, ya, dilaksanakan.

Kalau tidak sesuai, ya, tidak dilaksanakan, itu saja," jelas Yusril. (TribunJateng.com/Woro Seto)

 
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved