Tsunami Pesisir Lampung

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG BANTEN - 430 Orang Meninggal Dunia, 1.495 Luka-luka, 159 Hilang

UPDATE TSUNAMI LAMPUNG BANTEN - 430 Orang Meninggal Dunia, 1.495 Luka-luka, 159 Hilang

Editor: taryono
(MUHAMMAD ADIMAJA)
Pemandangan kawasan Kecamatan Sumur yang hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal dunia akibat tsunami yang melanda wilayah pantai sekitar Selat Sunda bertambah menjadi 222 orang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama. (MUHAMMAD ADIMAJA) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hingga Rabu (26/12/2018) pukul 13.00 WIB,  jumlah korban meninggal tsunami bertambah menjadi 430 orang.

Demikian data yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

"Update H+4, pada hari ini, Rabu 26 Desember 2018, tercatat total 430 korban meninggal," ujar Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018).

Korban meninggal paling banyak tercatat di Kabupaten Pandeglang yaitu 290 korban.

Kisah Nahas Dokter Wanita yang Sekujur Tubuhnya Penuh Tato Saat Berada di Toko Baju

Kemudian, di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tercatat 113 korban jiwa.

Sementara, di Kabupaten Serang, Banten, tercatat ada 25 korban meninggal dunia.

Sutopo mengatakan, jumlah korban tersebut menurun sejak kemarin.

Hal itu disebabkan ada data korban yang tercatat dua kali.

"Untuk Serang jumlah korban kalau kemarin 29, kalau hari ini 25, beda 4 orang ternyata dobel karena antara Serang dan Pandeglang, yaitu di Kecamatan Sinangka dan Carita berbatasan. Jadi ada korban yang didata di Serang, ada juga yang di Pandeglang," kata Sutopo.

Di Kabupaten Pesawaran, Lampung, data BNPB menunjukkan satu orang meninggal dan di Kabupaten Tanggamus, Lampung, korban meninggal sebanyak satu orang.

Dylan Baru Saja Dikubur, Gerindra Sudah Bicara Pendukung, Addie MS Prihatin

Adapun, korban luka-luka tercatat terdapat 1.495, 159 orang hilang, dan 21.991 orang mengungsi.

Terkait kerusakan infrastruktur, data BNPB mengungkapkan, 924 rumah rusak, 73 penginapan rusak, 60 warung rusak, 1 dermaga dan 1 trmpat berlindung atau shelter rusak.

Sejumlah kendaraan juga ikut terkena imbas tsunami, di antaranya 434 perahu dan kapal, 24 kendaraan roda empat, dan 41 kendaraan roda dua.

Debu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Selimuti Pulau Sebesi, Dentuman Menggelegar Sepanjang Hari

Sebelumnya, tsunami melanda pantai di sekitar Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam.

Tsunami tersebut dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi Gunung Anak Krakatau.


Gagal Dekati GAK

Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) membuat tim  dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gagal mendekati GAK.

Padahal tim BMKG sudah dua kali berangkat menggunakan pesawat Boeing 737 dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Dua penerbangan tim BMKG yakni pada tanggal 23 dan 24 Desember.

Penerbangan yang dijadwalkan pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan 09.00 WIB bertujuan membawa rombongan dari BMKG beserta TNI untuk lebih dekat terhadap objek Gunung Anak Karakatau.

 Gunung Anak Krakatau Terus Keluarkan Bunyi Letusan, Ribuan Warga di Dua Pulau Diangkut 4 Kapal

Jarak yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau diperlukan, untuk mumudahakan tim BMKG yang dikepalai oleh Dwikorita Karnawati itu bisa memotret langsung kondisi terkini Gunung Anak Krakatau.

Namun, cuaca yang tidak mendukung ditambah awan tebal akibat abu vulkanik dari erupsi menyebabkan Dwikorita gagal mendekat ke Gunung Anak Krakatau dalam dua penerbangan berturut tersebut.

Ia menjelaskan, kondisi seperti di atas mengharuskan pesawat untuk balik arah ke bandara lantaran sangat berbahaya jika penerbangan dilanjutkan.

Bahkan, dari penuturannya, partikel-partikel dari abu vulkanikGunung Anak Krakatau tersebut sempat ada yang menempel di kaca pesawat.

Tidak ingin keadaan bertambah buruk baik bagi pesawat maupun keselamatan penumpang saat itu, akhirnya pesawat pun benar-benar harus kembali ke daratan Pulau Jawa.

"Yang pertama hari Senin tanggal 24 itu kena abu vulkanik, ada kaca yang tertempel abu vulkanik kaya gelas pecah, kaya pecahan gelas. Itu bisa membahayakan mesin pesawat sehingga harus balik dan saat itu awan tebal," kata Dwikorita kepada TribunJakarta.com, Rabu (26/12/2018).

 Bermula dari Senggolan, Anggota TNI Aktif Tembak Mati Letkol Dono Kuspriyanto

"Yang kedua hari Selasa itu karena awannya jauh lebih tebal lagi sehingga kami tidak bisa memotret, jarak pandang tidak memadai dan itu membahayakan keselamatan pesawat.

Sehingga harus balik lagi. Itu pagi sekitar jam 9 bahkan yang pertana jam 6 pagi yang pertama. Tapi cuaca tidak mendukung, semakin siang itu tidak kondusif," tambahnya.

Padahal ketinggian penerbangan kala itu, dikatakan Dwikorita cukup tinggi berkisar di antara 5.000 sampai dengan 15.000 kaki.

Namun karena Gunung Anak Krakatau yang masih erupsi, kondisi itu pula yang berdampak terhadap keselamatan penerbangan meski jaraknya belum terlalu dekat.

"Karena ini menurut Bapak Panglima (TNI) untuk melakukan survei itu harus cukup tinggi agar kamera itu memotretnya bisa utuh.

Kalau terlalu rendah itu selain membahayakan karena masih erupsi vertikal, terlalu rendah itu membahayakan dan angle foto pemotretannya itu enggak bisa utuh," kata Dwikorita.

 UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Gunung Anak Krakatau Semburkan Awan Panas ke Arah Selatan

Ia mengatakan, dalam dua penerbangan tersebut dirinya juga belum dapat melihat secara langsung kondisi Gunung Anak Krakatau terkini.

"Saya kemaren enggak, tapi menurut pilotnya, ini sebenarnya sudah dekat Bu sudah di depan hanya kami tidak bisa menembus ini awan terlalu tebal. Sehingga jarak pandang itu loh tapi dari radar kan kelihatan cuma kalau masuk di awan kan juga terguncang-guncang dong," ujarnya.

Meski berada tidak jauh dari Gunung Anak Krakatau dan sudah merasakan dampak dari erupsinya.

Hal tersebut tidak membuat Dwikorita merasa cemas atau takut.

Profesi serta jabatannya selaku Kepala BMKG membuat Dwikorita harus siap dalam segala kemungkinan yang terjadi.

Menurutnya, selama tetap memperhitungkan unsur keselamatan, maka tidak ada lagi alasan untuk cemas.

"Kalau kami ini jadi ditanamkan dalam proses investigasi ini safety adalah nomor satu. Jadi kita kalau was-was dan sebagainya kita sudah tidak jadi pertimbangan," kata Dwikorita.

Dirinya pun berencana untuk melakukan penerbangan kembali keGunung Anak Krakatau.

Namun waktunya masih belum dipastikan karena bergantung pada cuaca.

 BREAKING NEWS - Delapan PNS Jadi Saksi di Sidang Lanjutan Zainudin Hasan

Pemantauan langsung melalui jalur penerbangan tersebut, kata Dwikorita sangat diperlukan untuk melihat dan mengabadikan potret kondisi Gunung Anak Krakatau terkini.

"Tujuan penerbangan adalah untuk memotret Gunung Anak Krakatau kondisi terkini seperti apa. Perkembangannya sejak tanggal 23 Desember kan kita tidak tahu kondisinya secara lebih jelas, lebih akurat.

Yang sudah ada retakan-retakan pada lereng di sebelah mana. Seperti apa kondisi lereng itu kan tidak bisa melihat, tidak bisa mendekat," katanya.

Hal itu juga yang membuat BMKG memberikan imbauan agar masyarakat tidak mendekati daerah pesisir pantai sekitar Selat Sunda dakam radius 1 kilometer.

"Cuaca itu kami lihat sampai sehari ini tidak bagus. Jadi ini hujan lebat menurut prakiraan kami sampai sore dan malam mulai mereda.

Tetapi kalau malam kan sudah tidak kondusif (untuk melakukan penerbangan), mohon maaf sekali ini terpaksa yang hari ini rasanya tidak aman," kata Dwikorita. (TribunJakarta)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved