Tribun Bandar Lampung
Mahasiswa Posting Ujaran Kebencian Korban Tsunami Menghilang, Orangtua Janji Serahkan ke Polisi
Polisi masih mencari KYT, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandar Lampung yang diduga melakukan ujaran kebencian melalui media sosial.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Daniel Tri Hardanto
Mahasiswa Posting Ujaran Kebencian Korban Tsunami Menghilang, Orangtua Janji Serahkan ke Polisi
Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Polisi masih mencari KYT, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Bandar Lampung yang diduga melakukan ujaran kebencian melalui media sosial.
Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol Harvan Rambang mengatakan, polisi sudah berkoordinasi dengan orangtua pelaku.
Mereka berjanji menyerahkan anak mereka ke polisi jika sudah ditemukan.
• Heboh, Video Dua Remaja Keluarkan Kalimat Tak Pantas Tentang Bencana Tsunami di Lamsel
• Turis Lokal ke Lokasi Tsunami Selat Sunda buat Selfie demi Dapat Like di Medsos, Disorot Media Asing
• Kisah Mencekam Warga Satu Pulau Terkurung Debu Gunung Anak Krakatau, Suara Dentuman Diiringi Kilatan
• Video-video Tsunami Lampung, Warga Berlari ke Tempat Tinggi hingga Kondisi Kerusakan dan Pengungsian
“Sampai saat ini kami masih mencari keberadaan pelaku, dan kami sudah koordinasi dengan orangtuanya. Orangtuanya sudah berjanji akan menyerahkan anaknya,” kata Harvan kepada Tribunlampung.co.id, Kamis, 27 Desember 2018.
Harvan menjelaskan, saat ini keberadaan KYT belum diketahui.
Pasalnya, nomor ponsel pelaku sudah diblokir.
“Keberadaan pelaku belum diketahui karena (nomor) handphone-nya sudah diblokir,” jelas Harvan.
Harvan menambahkan, kondisi rumah pelaku yang berada di kompleks Perumahan Wisma Mas, Sumber Rejo, Kemiling, Bandar Lampung, sudah kondusif.
Sebelumnya, rumah itu didatangi puluhan warga yang diduga berasal dari Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
• Polda Lampung Masih Dalami Kasus Mahasiswa Cibir Donasi Korban Tsunami
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG BANTEN - Tangis Haru Warnai Pemakaman Putri Sulung Aa Jimmy, Radea Putri
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Ribuan Warga Pulau Sebesi dan Sebuku Berhasil Dievakuasi
• Tergulung Karpet Saat Main Ponsel, Bocah 9 Tahun Selamat dari Tsunami Banten
Mereka kesal dan geram dengan ucapan KYT di media sosial.
“Situasi rumah pelaku sudah kondusif, dan kita juga sudah mengerahkan anggota melakukan pengamanan di lokasi. Dan memang tadi ada puluhan orang dari Way Muli yang datang ke sini, “ tutur Harvan.
Polda Lampung masih mendalami kasus dugaan ujaran kebencian terhadap aksi penggalangan donasi korban tsunami di pesisir Lampung Selatan.
Aksi tak terpuji itu dilakukan KYT, mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternama di Bandar Lampung.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG BANTEN - Ternyata Hingga Kini, Telah Terjadi 12 Kali Tsunami di Selat Sunda
• Bawaslu Lampung Kirim Bantuan untuk Korban Tsunami, Mulai Celana Dalam Hingga Pembalut Wanita
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Duka Pengungsi di Gunung Rajabasa, Kedinginan dan Mulai Terserang Penyakit
Pjs Kasubdit II Tindak Pidana Perbankan dan Cyber Crime Ditkrimsus Polda Lampung Kompol I Ketut Suryana mengatakan, sejauh ini polisi masih berusaha mencari keberadaan KYT.
Menurut Ketut, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait ancaman pasal yang akan dikenakan terhadap KYT.
“Kita akan lihat dulu. Bisa penghasutan, provokasi. Jadi sementara lidik dulu. Tunggu saja perkembangan,” kata Ketut, Kamis, 27 Desember 2018.
Turis Selfie di Lokasi Tsunami
Bencana tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) menimbulkan ratusan korban jiwa serta ribuan korban luka dan pengungsi.
Ironisnya, wilayah yang menjadi lokasi bencana tersebut justru dijadikan sejumlah oknum sebagai latar belakang untuk berswafoto atau selfie, pascabencana terjadi.
Kondisi tersebut pun menjadi sorotan media asing.
Terjangan tsunami Selat Sunda menjadi sorotan dunia karena dianggap bencana yang cukup langka.
Tsunami yang menerjang pesisir wilayah Banten dan Lampung bukan disebabkan gempa.
Bencana itu dipicu aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah korban jiwa akibat tsunami tersebut mencapai 430 orang.
Selain korban tewas, berdasarkan catatan BNPB, sekitar 21.991 orang mengungsi akibat tsunami.
Kejadian memilukan tersebut turut disoroti berbagai media luar negeri.
Pasalnya, tsunami yang melanda pada Sabtu (22/12/2018) adalah tsunami kedua yang melanda Indonesia dalam enam bulan.
Namun ternyata, media asing tak hanya menyoroti kondisi terkini terkait bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda.
Salah satu media asing, The Guardian, menyoroti aktivitas warga, yang justru menjadikan kondisi pascatsunami untuk berswafoto atau selfie.
Warga yang berselfie di sekitar lokasi bencana tersebut, tertangkap kamera Jamie Fullerton, jurnalis The Guardian.
Jamie mengaku terkejut melihat hal tersebut, saat meliput bencana tsunami di kawasan Banten.
Keterkejutannya tak lain karena banyak orang yang selfie di daerah bencana tersebut.
Hal yang lebih mengejutkan bagi Jamie, yakni ketika tahu alasan mereka ber-selfie di lokasi bencana.
Kepada Jamie, mereka mengaku ber-selfie untuk eksistensi serta mendapatkan banyak like di media-media sosial.
• Kisah Band Element yang Nyaris Jadi Korban Tsunami Lampung Banten
Jamie pun menulis berita terkait hal tersebut, dan kemudian hal yang diberitakannya menjadi sorotan.
Pemberitaan tersebut menjadi sorotan karena warga yang berselfie dinilai kurang berempati terhadap korban bencana.
Dan, hal sebut dianggap tak seharusnya dilakukan dalam kondisi tersebut.