Mendamba Pendidikan Tinggi untuk Sang Putri

kehadiran kampung berseri astra di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, dirasakan manfaatnya oleh warga

Penulis: wakos reza gautama | Editor: wakos reza gautama
Tribun Lampung
Kampung Berseri Astra di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Wakos Gautama

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,BANDARLAMPUNG - Keberadaan Kampung Berseri Astra di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, disambut hangat warga setempat.

Sarmono sibuk menempel keramik di lantai teras rumahnya di Jalan Pondok Pesantren, Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Sabtu, 22 Desember 2018.

Sementara Nuryana, sang istri mengaduk semen bercampur pasir, pria berusia 62 tahun ini dengan cekatan meletakkan keramik satu per satu ke lantai.

“Ini rencana sudah lima tahun lalu mas,” ujar Sarmono membuka pembicaraan ketika disambangi Tribun Lampung.

“Saya ngumpulin uang dari Rp 50, Rp 100 sejak lima tahun lalu. Baru sekarang terkumpul bisa masang keramik,” tutur bapak dua anak ini.

Kehidupan Sarmono memang tidak mudah. Tak punya pekerjaan tetap membuatnya jatuh bangun memutar roda ekonomi rumah tangga.

Geram Dibully Netizen Akibat Lepas Jilbab, Nikita Mirzani Pamer Foto Grup Whatsapp Ini di Instagram

Memang Sarmono memiliki kebun karet, tapi itu tak cukup untuk menafkahi keluarga. Dalam sebulan, kebun karetnya hanya menghasilkan rupiah sebesar Rp 300 ribu. “Itu paling banyak mas. Bisa kurang dari itu,” imbuhnya.

Untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, Sarmono mesti banting tulang memeras keringat. Semua pekerjaan ia lakoni demi kehidupan istri dan anak-anaknya.

Sarmono saat memasang keramik di rumahnya di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Sarmono saat memasang keramik di rumahnya di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. (Tribun Lampung)

Mulai dari kuli bangunan, jual kayu, dan pekerjaan lain yang bisa menghasilkan uang. “Apa aja mas yang penting ga nyuri. Cuma itu yang bisa saya lakuin maklum sekolah hanya sampai kelas 5 SD,” papar Sarmono.

Beruntung anak pertamanya dapat pekerjaan sebagai Satuan Polisi Pamong Praja. Tinggal istri dan anak bungsunya yang jadi tanggungan Sarmono.

Pendidikan anak menjadi prioritas Sarmono saat ini. Destiana Suci Lestari, anak keduanya, masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Sarmono tak ingin sang putri mengikuti jejaknya yang tidak tamat sekolah. “Saya ga bisa sekolah tinggi, anak saya yang harus sekolah tinggi,” tegasnya.

Yang membuatnya kelimpungan jika sudah memasuki tahun ajaran baru. Menurut Sarmono, ia memikirkan keperluan sekolah Destiana sejak jauh hari.

“Setahun sebelum kenaikan kelas itu saya sudah kepikiran. Gimana nih beli keperluan sekolah anak saya. Sampe ga bisa tidur mikirinnya,” ujar Sarmono.

Eks Hotel 56 Kalianda Jadi Tempat Penampungan Korban Tsunami

Beruntung di tahun 2017, Astra masuk ke lingkungan tempatnya tinggal. Astra membuat program Kampung Berseri Astra di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Di kampung berpenduduk 3.227 jiwa ini, Astra membuat empat program yang terintegrasi yaitu pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan kesehatan.

Sarmono adalah satu diantara warga Sumber Agung yang terpilih mendapat program dari Astra. Anaknya mendapat beasiswa pendidikan sebesar Rp 630 ribu.

Uang itu ia belikan keperluan sekolah anaknya. Bantuan ini dirasa Sarmono sangat bermanfaat. “Sebelum ada bantuan itu, kayanya hidup ini berat bener. Istilahnya ga bisa nafas. Pas ada bantuan ini agak plong mas,” ucap dia.

Ia bersyukur ada program dari Astra karena bisa membantu kehidupan rakyat kecil. “Alhamdulillah ada yang memikirkan rakyat kecil seperti saya,” kata Sarmono.

Senada dirasakan Maryati. Ibu rumah tangga ini mendapatkan manfaat beasiswa Kampung Berseri Astra.

Perempuan berusia 34 tahun ini sangat terbantu adanya beasiswa pendidikan bagi anaknya, Nabila Putri Ananda. Nabila duduk di kelas delapan Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Islamiyah.

Maryati saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung
Maryati saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung (Tribun Lampung)

Sekolah di swasta, ada pungutan SPP setiap bulannya sebesar Rp 85 ribu. Ini tentu memberatkan Maryati. Rusman, suaminya, bekerja serabutan sehingga penghasilan yang didapat tidak besar dan tidak menentu.

Astra lalu memberikan beasiswa untuk anaknya sebesar Rp 630 ribu. Uang itu menurut Maryati, digunakan untuk membayar SPP selama tujuh bulan. “Lumayan kan meringankan beban SPP selama tujuh bulan,” ujarnya.

Uang yang tadinya dialokasikan untuk membayar SPP, dialihkan Maryati untuk membeli buku anak.

Tidak hanya Sarmono dan Maryati yang mendapatkan program beasiswa. Project Manager Kampung Berseri Astra Lampung, Ekki Primanda Ramadhan mengatakan, ada 35 orang yang mendapatkan beasiswa. Besarannya bervariasi tergantung tingkat pendidikan.

Untuk SD sebesar Rp 480 ribu, SMP Rp 630 ribu dan SMA sebesar Rp 750 ribu. Tidak hanya beasiswa, di bidang pendidikan Astra juga membantu merenovasi gedung perpustakaan SDN 1 Sumber Agung.

Astra juga membantu buku-buku baru untuk perpustakaan.  Ke depan, kata dia, Astra akan membuat program Astra mengajar.

Di bidang wirausaha, kata Ekki, Astra membantu menyediakan mesin giling kopi. Rencana ke depan, menurut Ekki, pihaknya akan membantu dalam membuat kemasan yang menarik dan pemasaran memanfaatkan digital.

Menurut Ekki, target Astra adalah mewujudkan kampung mandiri dalam lima tahun. “Setelah lima tahun kami lepas, dengan kondisi kampung ini  sudah mandiri,” tuturnya.

Rusdi (53), penggiat Kampung Berseri Astra di Kelurahan Sumber Agung mengatakan, ada sembilan jenis wirausaha yang digeluti warga.

Yaitu batik, kopi, tengteng jahe, wedang jahe, keripik talas, keripik pisang, opak, kue pisang, pot bunga. “Yang dibantu Astra, tengteng jahe, keripik pisang dan talas, kopi dan batik,” kata Rusdi. 

Selama hadir di Sumber Agung, Astra sudah memberi bantuan beberapa peralatan. Seperti membangun gapura, penanaman pohon beringin merah, membuat tempat duduk penonton di lapangan sepakbola, tong sampah 20 buah, mesin pemotong rumput, selang 70 meter.

Lalu membantu penyediaan alat posyandu lansia, tenda 3x4, kursi 25 buah, matras, termometer, alat pengukur tinggi badan. Menurutnya, bantuan-bantuan dari Astra ini sangat membantu warga.

Malam Tahun Baru 2019 di Bandar Lampung, Berikut Penutupan dan Pengalihan Arus Lalu Lintas

 Sementara itu Lurah Sumber Agung, Dessy Adha mengatakan, kehadiran Kampung Berseri Astra diharapkan bisa memberdayakan masyarakat sekitar.

Menurutnya, bantuan yang diberikan akan lebih bermanfaat berbentuk pengetahuan dan pembangunan skill seperti pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Harapannya, tutur Dessy, masyarakat bisa berdaya dan mandiri secara ekonomi.

Ia juga berharap Astra bisa koordinasi lebih baik lagi dengan aparatur pemerintah setempat terutama masalah pendataan masyarakat yang mendapat program.

Pemerintah, kata dia, juga punya program bantuan untuk warga.  Dessy mengatakan, koordinasi yang baik akan menghindari adanya tumpang tindih penerima bantuan.

“Jadi kalau ada pihak swasta yang mau kasih bantuan, harapannya tepat sasaran. Jangan sampai yang sudah nerima bantuan dari pemerintah, dapat bantuan lagi dari swasta,” jelas dia.

 Pengamat Ekonomi Universitas Bandar Lampung (UBL) Erwin Octavianto mengatakan, program CSR Kampung Berseri Astra patut didukung semua pihak.

Harapannya bermanfaat memberikan perlindungan dan kesejahteraan masyarakat, menciptakan kenyamanan lingkungan hidup, danmengurangi kesenjangan dan keterpinggiran,” tutur dia.

Bagi Astra, menurut dia, program ini memberi manfaat memperoleh citra yang baik, kepercayaan, keamanan sosial, penguatan investasi, efisiensi dan keberlanjutan perusahaan.

Erwin berharap, program CSR seperti Kampung Berseri Astra jangan hanya sekedar formalitas tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar.

Ini terlihat dari hasil survey PusatStudi Kota dan Daerah (PSKD-UBL) pada tahun 2015. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 30 perusahaan yang tersebar di Provinsi Lampung, perusahaan yang tidak melakukan CSR mencapai 60 persen (18 perusahaan).

Hanya 40 persen (12 perusahaan) yang menerapkan CSR dalam bentuk  empat aktivitas yaitu tanggungjawab ekonomi, tanggungjawab etis, tanggungjawab legal, dan tanggungjawab donasi/filantropi.

Hasil survey juga menyebutkan bahwa CSR yang dilakukan perusahaan sangat bergantung pada keinginan pihak manajemen.

Erwin mengatakan, perusahaan tidak memperhatikan isu kebutuhan pemangku kepentingan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa bantuan yang diberikan.

“Artinya perusahaan hanya memberikan bantuan seadanya tanpa menghiraukan kebutuhan masyarakat sekitar sehingga manfaatnya tidak maksimal,” ujar dia.

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved