Muncul Sederet Fenomena Usai Gunung Anak Krakatau Erupsi
Muncul Sederet Fenomena Usai Erupsi Gunung Anak Krakatau, Dasar Laut Selat Sunda Berbeda
"Kemarin Jumat (28/12/2018). Pukul 14.18WIB, saya baru menemukannya. Tiba-tiba ada yang teriak, kok awannya putus?
Saya langsung lihat, saya ke depan, dalam hati "Kenapa gunungnya hilang?" saya langsung minta teropong,
Akhirnya dapat. Kita analisis, ternyata hilang gunungnya. Ini sesuatu hal yang luar biasa.
Setelah itu, air laut masuk ke kawah, jadi awannya sempat terputus," cerita Kushendratno.
Bahkan menurut Kushendratno, berkurangnya ukuran Gunung Anak Krakatau menjadi 100 meter bisa membuat cerita baru lahirnya anak Krakatau baru.
"Kalau masih aktif, akan tetap meningkat lagi. Mungkin sama seperti dia (Gunung Anak Krakatau) baru lahir 1929.
Hanya saja sekarang sudah di 100 meter, sebelum kemarin sempat 338 meter.
Mungkin akan terulang lagi sejarah lahirnya Anak Krakatau, lahir dan tumbuh besar," pungkasnya.

Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan update terkini kondisi Gunung Anak Krakatau.
Hal tersebut diunggah melalui laman Twitter resminya, @vulkanologi_mbg, pada Rabu (2/1/2019).
Melalui visual yang didapatkan oleh PVMBG tercatat bahwa masih muncul asap putih tebal dengan ketinggian 200-1500 meter dari atas kawah.
Gunung Anak Krakatau juga masih terus menunjukkan aktivitas kegempaannya.
Dari catatan PVMBG diketahui bahwa dari tanggal 1 Januari hingga 2 Januari 2019 ini, terjadi sedikitnya 51 kali gempa letusan dan 44 kali gempa hembusan.
Tercatat pula, Gunung Anak Krakatau menyebabkan satu kali adanya Gempa Vulkanik dalam.