Tips Merawat Mobil

Mobil Terpapar Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau? Lakukan Langkah-langkah Berikut

Bukan hanya mengganggu pemandangan, abu vulkanik juga dapat mengotori mobil, baik eksterior maupun interior.

Tribunnews
Ilustrasi mobil terpapar abu vulkanik 

Mobil Terpapar Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau? Lakukan Langkah-langkah Berikut

Laporan Reporter Tribun Lampung Daniel Tri Hardanto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Abu vulkanik dari aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terbawa angin ke segala penjuru.

Dengan ketinggian sekitar 12 km, tidak heran jika abu vulkanik Gunung Anak Krakatau tidak hanya terbang ke wilayah Lampung, namun juga mencapai Pulau Jawa, khususnya Banten dan DKI Jakarta.

Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018).
Aktivitas letupan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terpantau dari udara yang diambil dari pesawat Cessna 208B Grand Caravan milik maskapai Susi Air, Minggu (23/12/2018). (KOMPAS/RIZA FATHONI)

Bagi pemilik mobil, abu vulkanik tentu menjadi ancaman tersendiri.

Debu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Terbang 15 Km, Rute Penerbangan Lampung-Jakarta Dialihkan

Bukan hanya mengganggu pemandangan, abu vulkanik juga dapat mengotori mobil, baik eksterior maupun interior.

Lalu apa yang harus dilakukan jika mobi kita terpapar abu vulkanik?

Cara Berkendara

Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, saat harus berkendara di tengah abu vulkanik, usahakan lampu mobil dalam kondisi menyala.

Ini penting karena abu vulkanik mampu mengganggu jarak pandang.

Selain itu, kecepatan juga wajib diperhatikan.

Pasalnya, abu vulkanik bisa membuat jalanan menjadi licin, apalagi jika terkena air.

"Untuk roda empat, pastikan air dan wiper selalu siap untuk mengibas debu di kaca depan, serta kurangi kecepatan 20 km/jam dari kondisi normal," ujar Sony, dikutip dari GridOto.com.

Pasalnya, abu vulkanik mengandung partikel tajam yang bisa menggores kaca serta bodi mobil.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menyarankan untuk selalu waspada dan tetap memperhatikan sisi keselamatan.

"Biasanya saat ada aktivitas vulkanik akan dibarengi dengan debu yang menyebar. Dalam kondisi ini, pengendara perlu meningkatkan kewaspadaan karena sisi visibilitas akan menurun drastis. Usahakan tetap terkontrol dan jangan panik, nyalakan lampu untuk membantu visibilitas dan juga alat komunikasi bagi pengendara lainnya," ucap Jusri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/12/2018).

Saat abu vulkanik mulai turun dan menutupi kaca mobil, Jusri mengingatkan pengendara untuk tidak menyalakan wiper.

Menurut Jusri, abu vulkanik memiliki sifat yang mengumpal saat terkena air atau cairan, sehingga justru bisa membuat kaca justru makin buram. 

Pengendara baiknya membersihkan kaca dengan benda kering, seperti lap atau disemprot dengan udara dari kompresor.

Jangan lupa untuk membawa peralatan tambahan, seperti masker dan kacamata untuk mencegah adanya iritasi dari dampak abu vulkanik.

Tidak kalah penting, Jusri juga menyarankan pengendara untuk aktif memantau perkembangan informasi di dunia media sosial.

Terutama terkait dengan instansi yang menangani bencana, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hal ini penting dilakukan karena dengan demikian pengendara akan mendapat informasi yang bisa digunakan untuk menghindari daerah yang terdampak. 

VIDEO - Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Sudah Sampai Banten

Pantau informasi mengenai daerah yang terdampak agar bisa menghindar.

Bersihkan kaca juga jangan pakai air, cukup kain kering atau lainnya.

Ilustrasi mobil terpapar abu vulkanik
Ilustrasi mobil terpapar abu vulkanik (Tribun Jogja)

"Apabila kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk berjalan karena faktor visibilitas atau lainnya, lebih baik jangan memaksakan diri, cari lokasi yang aman dan menunggu hingga situasi lebih normal," ujar Jusri. 

Sementara Service Manager Honda Megatama, Kalimalang, Jakarta Timur Dedi Junaedi mengatakan, kandungan pada abu vulkanik tidak hanya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, namun juga kendaraan.

“Kandungan material pada abu vulkanik mengandung S102 atau pasir kuarsa yang biasa digunakan untuk membuat gelas,” jelas Dedi, seperti dikutip dari Otomotifnet.com.

Penggunaan air dalam mengibas abu dari kaca mobil maksudnya agar abu tidak menggores kaca mobil.

Abu vulkanik memiliki material yang beda jika dibandingkan dengan abu biasa.

Cara Membersihkan

Secara kasat mata, abu vulkanik punya permukaan lebih kasar karena berbentuk partikel berupa potongan kecil batuan bergigi, mineral, dan kaca vulkanik.

Menurut Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Barat Sapta Agung Nugraha,, karena memiliki sifat seperti itu, maka cara membersihkannya tidak boleh langsung dilap, tetapi harus diimbangi dengan penggunaan air yang mengalir.

"Agar tidak menimbulkan baret pada bagian bodi dan juga pada permukaan kaca," ucap Sapta kepada Kompas.com, Kamis (27/12/2018).

Status Gunung Anak Krakatau Siaga, Ketinggian Debu Vulkanik 10 Km, Sebaran hingga 143 Km

Sementara itu, Body & Paint Service Head Auto2000 Bekasi Timur Bambang Sulistiyanto mengatakan, material abu vulkanik tidak berbahaya untuk cat mobil.

Tetapi, tidak boleh dibiarkan terlalu lama.

"Kalau dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan flek yang bisa terpenetrasi ke dalam cat itu sendiri," kata Bambang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (27//12/2018).

Bambang menjelaskan, jika sudah terpenetrasi seperti itu, langkah awal bisa dicuci sampai benar-benar hilang.

Tetapi, apabila bercak abu tidak hilang maka harus dilakukan pemolesan.

"Kalau tetap tidak bisa juga, sambil dilakukan pemanasan terlebih dulu menggunakan alat khusus atau alat pengering khusus," ujar Bambang. 

Perhatikan Kaca Kendaraan 

Christopher Sebastian, CEO Makko Group (pemegang beberapa merek perawatan kendaraan), angkat bicara terkait langkah tepat yang perlu dilakukan pemilik kendaraan, terutama di bagian kaca. 

“Untuk pemilik kendaraan yang terkena hujan abu vulkanik, tidak disarankan langsung membersihkan dengan wiper. Sebab, akan menimbulkan goresan halus di kaca,” ucap Christopher saat dihubungi Kamis (27/12/2018). 

Christopher menyarankan agar pemilik kendaraan membesihkan dahulu permukaan kaca dengan air.

Ini untuk melunturkan abu yang menempel di permukaan kaca kendaraan.

Permukaan kaca yang tergores dapat membuat pandangan berkurang.

Ini tentu berbahaya bila menghadapi perjalanan di tengah hujan atau malam hari.

“Material debu vulkanik berbeda dengan debu biasa. Ia punya bahan seperti serat kaca, serta pasir dengan bentuk yang tajam. Perhatian tidak hanya pada kaca depan, tapi kaca belakang yang punya fitur wiper juga perlu dibersihkan terlebih dulu. Soalnya kadang terlupa,” ucap Christopher.

Lantas bila kaca kendaraan sudah telanjur tergores, pemilik kendaraan dapat memilih mengganti kaca atau memperbaikinya.

“Tentu dengan kondisi goresan tidak terlalu dalam. Saat ini sudah ada teknologi dengan pemolesan khusus untuk menghilangkan goresan di kaca,” ucap Christopher.

Wiper Mobil Diangkat Saat Parkir di Bawah Terik Matahari, Mitos atau Fakta?

Mencuci Kendaraan

Saat mencuci mobil yang terpapar abu vulkanik, Christopher menyarankan untuk menggunakan tekanan air yang cukup kencang agar debu vulkanik luruh dan terlepas dari permukaan kaca.

Semprotkan air di seluruh permukaan mulai dari bagian atas kendaraan sampai ke bagian bawah.

Lakukan ini dengan seksama sampai debu tidak terlihat lagi menempel di permukaan.

“Lalu kemudian lap dengan kain microfiber yang khusus digunakan untuk bodi kendaraan. Tidak harus baru, asal bersih. Kemudian lakukan gerakan satu arah, jangan memutar,” ucap Christopher.

Chris mengungkapkan, gerakan memutar yang selama ini banyak digunakan pemilik kendaraan untuk membersihkan kendaraan tidak terlalu tepat dilakukan saat hujan abu.

Ini dapat menimbulkan goresan berbentuk lingkaran atau swirl mark yang cukup terlihat.

Pastikan membersihkan kendaraan di area tertutup agar debu vulkanik tidak kembali menempel.

Selain itu, bila terpaksa menggunakan kendaraan segera membilas kendaraan dan tidak disarankan parkir di luar ruangan. (Kompas.com/GridOto.com) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved