Andi Arief Sebut Rumahnya Digeruduk Mobil Polda, 'Pak Kapolri, Apa Salah Saya'

Andi Arief Sebut Rumahnya Digeruduk Mobil Polda, 'Pak Kapolri, Apa Salah Saya'

Penulis: taryono | Editor: taryono
warta kota
Politikus Partai Demokrat Andi Arief 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengaku rumahnya didatangi  dua mobil Polda Lampung.

Hal ini disampaikan  Andi Arief  via akun Twitter resminya, Jumat 3 Januari 2019.

Rumah saya di lampung digerudug dua mobil Polda mengaku cyber. Pak Kapolri, apa salah saya. Saya akan hadir secara baik2 kalau saya diperlukan.

Mengapa Ahok Bebas dari Penjara Lebih Cepat pada 24 Januari 2019? Fakta yang Terungkap

Atas langkah itu,  Andi Arief pun Presiden Jokowi turun tangan.

Ini bukan negara komunis. Penggeudukan rumah saya di lanpung seperti negara komunis. Mohon hentikan Bapak Presiden.

Tak hanya ke Presiden, Andi juga menyebut nama Kapolri  Jenderal Tito Karnavian.

Pak Kapolri, jangan kejam terhadap rakyat. Salah saya apa. Kenapa saya hendak diperlakukan sebagai teroris. Saya akan hadir jika dipanggil dan duperlukan.

Polwan Cantik Makassar Ternyata Bikin Video Tanpa Busana Berdurasi Panjang buat Napi Lampung

Dilaporkan

Politikus Asal Lampung Andi Arif terbawa-bawa dalam kasus hoaks surat suara tercoblos di medsos.

Hal ini menyusul laporan   C Suhadi ke polisi  terhadap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat  tersebut.

C Suhad menuduh Andi Arif menyebarkan berita bohong.

Laporan Suhadi diterima Bareskrim Polri dengan nomor STTL/005/I/2019/Bareskrim.

 Polwan Dipecat di Makassar Setelah Foto-fotonya Disebar Polisi Gadungan, Pelakunya Napi di Lampung

Dalam surat tanda laporan tertulis terdapat dua nama, salah satunya Andi Arief.

Sedangkan, pasal yang disangkakan yakni UU ITE Pasal 28 ayat (1), Jo pasal 45 ayat (2) tentang penyebaran berita bohong.

 Ia menjelaskan, ada tiga orang yang dilaporkan, salah satunya yakni anggota Partai Demokrat berinisial AA (Andi Arief). Ia menilai Andi membuat citra buruk pada capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019.

“Ya (anggota Partai Demokrat Andi Arief) kira-kira begitu. Yang patut dilaporkan itu perbuatannya,” ucapnya.

Informasi mengenai adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu beredar mulai Rabu (2/1/2019) sore.

 VIDEO Cuplikan Gol Manchester City vs Liverpool, Skor 2-1

Salah satunya diunggah Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief, melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief_.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kicauan Andi tersebut diunggah pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019). Namun, cuitan ini sudah tidak ditemukan.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) ()

Pada Rabu tengah malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung mengecek informasi itu bersama Bawaslu dan Bea dan Cukai di Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Setelah melakukan pengecekan, KPU menyatakan kabar tersebut bohong. KPU juga membantah kabar yang menyebut KPU telah menyita satu kontainer yang berisi surat suara yang sudah dicoblos.

 Persib Bandung Bakal Bikin Kejutan-kejutan untuk Liga 1 2019

"Hari ini kami memastikan, berdasarkan keterangan yang didapat oleh pihak Bea Cukai, tidak ada kebenaran tentang berita tujuh kontainer tersebut, itu tidak benar," kata Ketua KPU Arief Budiman.

Siap usut tuntas 
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ( Kabareskrim) Komjen Arief Sulistyanto menegaskan siap mengusut tuntas kasus penyebaran hoaks tujuh kontainer yang berisi surat suara tercoblos.
Semua pihak yang diduga terkait juga akan dipanggil untuk memberikan keterangan.
"Bapak Kapolri sudah memberikan instruksi kepada saya untuk menuntaskan masalah ini sampai ketemu siapa yang pengunggah pertama dan penyebar berita yang tidak benar," kata Arief di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Arief menambahkan, Bareskrim akan bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum ( KPU) dan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) untuk mengatasi masalah yang berpotensi mengganggu kelancaran pemilu.
Termasuk penyebaran hoaks. 
Selain itu, dia juga akan memanggil semua pihak yang berkaitan dengan beredarnya hoaks tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
"Ya akan dipanggil, identifikasi semua. Proses hukum juga akan tetap berjalan sebagaimana mekanisme yang ada. Pasti semua yang ingin melakukan kekacauan akan kita selesaikan," ucapnya kemudian.
Hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara pemilu yang sudah tercoblos tersebar melalui sejumlah platform, seperti YouTube, Facebook dan WhatsApp.
Hoaks itu berupa rekaman suara seorang lelaki yang berbunyi demikian: "Ini sekarang ada 7 kontainer di Tanjung Priok sekarang lagi geger, mari sudah turun. Di buka satu. Isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1, dicoblos Jokowi. Itu kemungkinan dari cina itu. Total katanya kalau 1 kontainer 10 juta, kalau ada 7 kontainer 70 juta suara dan dicoblos nomor 1. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke pusat ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu. Ya. Atau syukur ada akses ke Pak Djoko Santoso. Pasti marah kalau beliau ya langsung cek ke sana ya."
Kabar mengenai surat suara dalam kontainer yang sudah tercoblos itu juga sempat disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief.
Melalui akun Twitter pribadinya, @AndiArief__, Andi berkicau, "mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar".
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kicauan Andi tersebut dibuat pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019).
Namun demikian, saat ini kicauan itu telah hilang karena dihapus. Atas berita simpang siur tersebut, sejumlah komisioner KPU dan Bawaslu mendatangi kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam. 
Setelah melakukan pengecekan bersama pihak Bea Cukai, KPU memastikan kabar tujuh kontainer berisi surat suara pemilu yang sudah tercoblos adalah hoaks.

Bantahan

Andi Arief membantah bahwa dirinya menyebar informasi bohong mengenai adanya surat suara yang sudah tercoblos.

Andi mengatakan, informasi yang diunggah melalui akun Twitter-nya hanya permintaan agar kabar yang beredar itu dicek kebenarannya.

"Saya mengimbau supaya dilakukan pengecekan," ujar Andi ketika dikonfirmasi, Kamis (3/1/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurut dia, hal tersebut sudah jelas tertulis dalam twit yang dia buat.

Dia menyayangkan ada pihak-pihak yang justru menudingnya sebagai penyebar hoaks.

Salah satunya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.

Hasto menyebut pernyataan Andi sangat provokatif dan berbahaya.

Pernyataan Andi juga dinilai sudah memenuhi delik hukum.

"Suruh baca twit saya dengan jelas," ujar Andi.

2. Respons Andi Arief soal rencamna pelaporan dirinya ke polisi

Atas rencana tim kampanye Jokowi-Maruf melaporkan dirinya ke polisi, Andi mempersilakan pelaporan itu dilakukan.

Andi menilai nantinya akan terlihat hukum berpihak pada siapa.

Namun, jika benar dipolisikan, Andi  menganggap hal itu sebagai hal lucu.

Hal itu disampaikan Andi di tweetnya, Kamis (3/1/2018).


3. Tweet soal tujuh kontainer sudah dihapus

Sebelumnya, melalui akun Twitter-nya, @AndiArief_, Andi menuliskan, "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar".

Tweet itu diunggah Andi pada Rabu (2/1/2019) pukul 20.05 WIB. 

Namun, tweet ini tak lagi ditemukan.

Andi pun mengakui tweetnya itu sudah dihapus.

"Tuit saya terhapus, saya memang mentuit," tulisnya.

sumber kompas.com dan tribunnews

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved