Gunung Anak Krakatau Masih Berstatus Siaga, Jalur Pelayaran Merak-Bakauheni Aman

Gunung Anak Krakatau Masih Berstatus Siaga, Jalur Pelayaran Merak-Bakauhuni Aman

Penulis: taryono | Editor: taryono
Tribunlampung/Dedi
Gunung Anak Krakatau - Gunung Anak Krakatau Masih Berstatus Siaga, Jalur Pelayaran Merak-Bakaheuni Aman 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus.

Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan kondisi terkini   Gunung Anak Krakatau  via akun resmi twitternya @Sutopo_PN, 3 Januari 2019.

Menurut Sutopo hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus.

Berlaku Mulai Hari Ini, Catat Daftar Harga BBM yang Turun Termasuk Pertalite

Pada 3/1/2019 dari pukul 00.00 -24.00 WIB terjadi 37 kali letusan, 42 kali hembusan dan tremor menerus.

Asap kawah bertekanan sedang-kuat, warna putih, kelabu dan hitam, intensitas tebal setinggi 2.000 meter dari puncak kawah.

Sutopo juga mengatakan Gunung Anak Krakatau tetap berstatus Siaga (level 3).

Daerah berbahaya di dalam radius 5 km.

Gunung Anak Krakatau Kembali Semburkan Lava Pijar, Gempa Embusan Tercatat 9 Kali

Masyarakat diimbau tenang dan meningkatkan kewaspadaan.

Jalur pelayaran Merak - Bakaheuni aman.

Tidak terpengaruh letusan.

Sutopo menyebut selalu ada jeda waktu istirahat beberap hari kemudian meletus beruntun dari Gunung Anak Krakatau.

4 Kasus Polisi Gadungan yang Ternyata Napi di Lampung, Polwan Makassar Brigpol DS Ikut Jadi Korban

Jika ada letusan baru, itu sudah perilaku Gunung Anak Krakatau.

PVMBG terus memantau aktivitas vulkanik GAK.

Menurut Sutop Gunung Anak Krakatau tidak akan meletus seperti ibunya (Gunung Krakatau) tahun 1883.

Jika ditemukan ada retakan saat ini. Itu wajar pada gunungapi pascaletusan.

Kalapas Ungkap Identitas Napi asal Lampung yang Dikirimi Video Tak Senonoh Polwan Makassar

Percayakan pada PVMBG selaku otoritas pemantau gunungapi.

Mereka punya alat, SDM, ilmu dan pengalaman.

Terakhir, Sutopo mengatakan tahun 1883, tiga gunung di Selat Sunda (G.Rakata, G.Danan. G.Perbuatan) meletus bersamaan.

Letusanny besar dan menimbulkan tsunami besar setinggi 36 meter.

Lalu gunungnya hilang.

Lalu 1927 muncul Gunung Anak Krakatau (GAK).

Tidak mungkin letusan GAK akan sama tahun 1883.

Mbah Rono

Seorang ahli vulkanologi, Surono atau Mbah Rono mengatakan terjadinya tsunami akibat letusan Gunung Anak Krakatau sangat kecil kemungkinan bisa terjadi, seperti dilansir dari Tribunnews

Pernjelasan Mbah Rono ini sekaligus menjawab peryataan sejumlah pihak yang menyebut tsunami yang melanda kawasan Selat Sunda bulan lalu, disebabkan letusan Gunung Anak Krakatau.

"Saya kaget, saya dulu pernah urus Anak Krakatau loh, sekarang seperti dikriminalisasi. Karena dari hasil penelitian apa pun, Gunung Anak Krakatau itu seperti anak muda sedang membangun tubuhnya," kata Mbah Ronodalam sebuah diskusi bertema 'Mitigasi bencana masih menjadi PR', di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (3/1/2019)

"Dan letusan sehebat apa pun juga, Anak Krakatau itu kecil kemungkinan bisa menimbulkan tsunami," sambungnya.

Mbah Rono juga menyebut beberapa faktor yang bisa mengakibatkan tsunami yang berkaitan dengan gunung api, salah satunya karena letusannya.

Namun, ada pula karena guguran lava yang masuk ke laut dalam jumlah besar, maupun longsoran gunung api tersebut.

Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ini meyakini, tsunami yang menerjang kawasan Selat Sunda tak ada kaitannya dengan letusan Gunung Anak Krakatau.

"Begitu banyak orang (menyebut) ini letusan (Anak Krakatau), ini bukan, ini (karena) longsoran. Karena apa? Kalau Anak Krakatau letusannya menimbulkan tsunami, ini letusannya Jakarta pasti dengar," ulas Mbah Rono.

Lebih lanjut, ia juga mengimbau agar alat di Gunung Anak Krakatau tidak boleh mati. Sebab, hal itu bisa berakibat fatal terhadap wilayah terdekatnya, yakni Lampung dan Banten, yang menjadi pusat wisata dan industri.

"Nah, untuk Anak Krakatau jangan pernah alat di Anak Krakatau itu mati, walaupun sering mati karena kejatuhan letusan, ganti lagi. Kenapa enggak boleh mati? Dua pulau, Sumatera Selatan dan Banten itu tempat wisata strategis, terus bergeser sedikit Cilegon itu industri, ini wilayah vital, enggak boleh lengah (mantau) Anak Krakatau," papar Mbah Rono

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved