Tribun Lampung Selatan
Sempat Minder Seragam dan Alat Tulis Hilang Akibat Tsunami, Agesya Akhirnya Semangat Lagi ke Sekolah
Hari pertama masuk sekolah juga berlangsung di SDN 1 Desa Kunjir di Kecamatan Rajabasa yang merupakan salah satu desa terkena dampak paling parah.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Teguh Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Proses pertama masuk sekolah juga berlangsung di SD Negeri 1 Desa Kunjir di Kecamatan Rajabasa yang merupakan salah satu desa terkena dampak paling parah tsunami Selat Sunda.
Di SD ini tidak hanya siswa dari sekolah tersebut, tetapi juga ada siswa dari SD Negeri 2 Kunjir yang digabung untuk mengikuti proses pembelajaran sekolah di SDN 1, karena bangunan sekolahnya rusak parah.
Agesya, siswa kelas 5 di SD Negeri 2 Kunjir yang ikut pembelajaran di SD Negeri 1 Kunjir mengaku senang bisa kembali ke sekolah.
• VIDEO - 130 Anak Pengungsian Korban Tsunami Selat Sunda Antusias Belajar di Hari Pertama Sekolah
Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu telah meluluhlantahkan rumahnya.
Ia dan kedua orangtuanya kini mengungsi ke tempat kerabatnya di desa lain.
“Senang bisa sekolah lagi. Bisa bertemu dengan teman-teman lagi,” kata dia yang saat itu dijemput sang ayah Andi kepada Tribun, Senin (7/1/2019)
Menurut sang ayah, tsunami yang menerjang kawasan Pesisir Rajabasa telah meluluhlantahkan rumah mereka di Sesa Kunjir, termasuk barang-barang rumah tangga mereka pun habis.
“Ini rok sekolah (seragam rok merah), saya ambil dari puing reruntuhan rumah. Saya cuci,” ujar Andi.
Ia mengatakan pada awalnya putri sulungnya enggan untuk berangkat ke sekolah karena minder.
Sebab perangkat dan seragam sekolahnya habis.
• Hari Pertama Sekolah, Anak Korban Tsunami Belajar di Lapangan Tenis
Namun ia meyakinkan sang putri jika kondisi tersebut tidak hanya dialami dirinya, tetapi juga teman-temannya yang lain.
Andi mengatakan putrinya tersebut termasuk siswa yang berprestasi di sekolah.
Sejak kelas I hingga kelas V selalu rangking kelas, terakhir putrinya itu mendapatkan rangkin 2 di sekolahnya.
Andi sendiri berharap tidak hanya bantuan perangkat dan sarana sekolah bagi anak-anak.
Tetapi juga ada bantuan buku-buku teks pelajaran bagi anak-anak. Karena seluruh buku teks yang dimiliki anaknya dan siswa lainnya sudah luluhlantah tersapu tsunami selat Sunda.
“Kita berharap selain bantuan alat-alat sekolah. Juga ada buku-buku teks pelajaran. Karena anak-anak tentu akan kesulitan untuk belajar tanpa ada bantuan buku teks pelajaran,” ujar dirinya.
(*)