Januari 2019, Harga Mobil Toyota Naik, Berlaku untuk Semua Model?
Awal tahun 2019, harga mobil Toyota mengalami kenaikan. Wakil Presiden PT Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto mengungkapkan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Awal tahun 2019, harga mobil Toyota mengalami kenaikan.
Wakil Presiden PT Toyota Astra Motor (TAM), Henry Tanoto mengungkapkan, kenaikan tersebut diberlakukan pada Januari 2019.
Kenaikan tidak dilakukan pada semua produk.
“Januari memang ada penyesuaian. Hampir semua model naik tapi ada juga yang tidak mengalami kenaikan,” ucap Henry saat ditemui Selasa (8/1/2019).
Dari data yang diperoleh, rata-rata kenaikan produk mobil Toyota sekitar Rp 1 juta sampai Rp 4 juta.
Tingkat kenaikan berbeda pada produk CBU, yang mendapatkan variasi penyesuaian mulai Rp 3 juta-Rp 25 juta.
Henry menerangkan, faktor kenaikan harga mobil Toyota bisa beragam, mulai dari ongkos produksi, logistik, pajak BBN, dan sebagainya.
• Toyota Camry Terbaru Resmi Meluncur di Indonesia, Beda Toyota All New Camry dari Model Sebelumnya
Hal itu termasuk penerimaan pasar terhadap suatu produk.
“Itu jadi dasar kami mengambil keputusan menaikkan harga atau tidak," ucap Henry.
"Nilai tukar mata uang juga jadi salah satu faktor, tapi tidak melulu karena itu harga kita naikkan,” lanjut Henry.
Lantas, bagaimana bila nilai tukar rupiah menguat, apakah mungkin harga mobil Toyota akan diturunkan?
Henry mengungkapkan hal tersebut mungkin saja dilakukan.
“Tinggal kami melihat faktanya seperti apa. Komponen harga kan banyak sekali, jadi itu memengaruhi tapi bukan yang utama,” ucap Henry.
Pertahankan Penguasaan Pasar
PT Toyota Astra Motor (TAM) berharap bisa mempertahankan penguasaan pangsa pasar sepanjang 2019, seiring persaingan ketat yang terus terjadi.
Target itu bercermin dari rapor penjualan yang diperoleh sepanjang 2018, turun 5,2 persen dari hitungan wholesale dan minus 3,8 persen untuk retail sales.
Mengacu data Gaikindo, sepanjang 2017 lalu, Toyota plus Lexus berhasil menjual total 372.614 unit untuk wholesale dan 371.270 unit retail sales.
• Deretan Fitur Modern Toyota Avanza Baru
Sedangkan, data yang disuguhkan TAM, sepanjang 2018 lalu, wholesale tercatat 353.000 sedangkan retail sales 357.000.
Lewat hasil itu, pangsa pasar Toyota menurun lumayan besar, mengingat posisinya sebagai pemimpin pasar otomotif di Indonesia.
Market share untuk wholesale, mengacu data termutakhir Gaikindo periode Januari-November 2018, hanya 30,6 persen sedangkan retail sales, adalah 30,8 persen.
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmy, mengatakan, kompetisi di pasar dalam lima tahun terakhir memang semakin ketat.
Perubahan yang terjadi di pasar juga sudah diantisipasi oleh Toyota dengan beragam strategi.
Hal itu bukan sekadar produk mobil Toyota baru.
Tetapi, strategi juga terkait pengembangan oleh prinsipal, termasuk memikirkan platform bagaimana berjualan mobil, menjaga konsumen fleet, sampai mobility basis.
Toyota, kata Anton, memprediksi total pasar di 2019 diasumsikan akan sama seperti tahun sebelumnya.
Kondisi memasuki tahun politik, diprediksi tidak akan terlalu berpengaruh banyak ke pasar.
Sehingga, target ditetapkan sama seperti tahun lalu.
• Toyota Avanza Model Baru Akan Meluncur pada 2019, Sistem RWD Tetap Dipertahankan
• Soal Harga Mobil Avanza Baru, Manajemen Toyota Kasih Informasi Sedikit
“Secara jumlah, dengan produk baru, harapan kita impact-nya tetap bisa mempertahankan market share, (sekaligus) melihat kompetisi, realistisnya 31 persen (retail sales), sama seperti tahun lalu (2018),” kata Anton di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019).
Masih Positif
Meski turun, Anton menilai, capaian market share 31 persen sampai akhir 2018 dianggap masih relatif baik, jika dibandingkan dengan kinerja Toyota di negara lain, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Eropa.
Di mana, porsinya tidak sampai sebesar itu.
“Memang kalau volume market-nya berbeda," ucap Anton.
"Tetapi, kalau dibandingkan dengan (market share) Toyota di seluruh dunia, kita pikir 30-31 persen masih lumayan cukup baik. Bahkan dari total volume (penjualan), kita hanya kalah dari AS, China, dan Jepang, masih peringkat keempat (Toyota) dunia,” lanjut Anton.
Terkait dengan prediksi pasar otomotif 2019, Anton menjelaskan, kondisi makro ekonomi, mulai dari GDP, nilai tukar mata uang, harga bahan bakar, belum menunjukkan sinyal yang lebih positif.
• Modifikasi Digital Toyota Avanza Terbaru, Meluncur 2019 dan Sudah Bisa Dipesan
Selain itu, kondisi ekonomi global juga belum stabil.
“Kami nggak bilang ekonomi ini jelek, tapi belum ada sinyal yang lebih positif dari tahun sebelumnya," kata Anton.
"Kalau ada stabilitas politik, ini bisa membantu, meksipun pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, lebih kurang sama, tidak terganggu,” kata Anton menambahkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Toyota Lebih Realistis Menghadapi 2019" dan "Harga Toyota Mulai Naik, Maksimal Rp 25 Juta "