Dukun Habisi 2 Santri di Pasuruan Gara-gara Penipuan Umrah, Korban Diracun Lalu Dibakar
Dukun Habisi 2 Santrinya di Pasuruan Gara-gara Penipuan Umrah. Korban Diracun Lalu Dibakar
Dukun Habisi 2 Santrinya di Pasuruan Gara-gara Penipuan Umrah. Korban Diracun Lalu Dibakar
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PASURUAN – Satreskrim Polres Pasuruan mengungkap dan membeberkan kronologi lengkap kasus pembunuhan dua pria di Pasuruan, Jawa Timur.
Tiga pelaku membunuh Sya'roni (60) warga Dusun Pejaten, Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, dan Imam Sya'roni (70) warga Desa Selorentek, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.
Dalam kasus ini, polisi menangkap tiga orang sebagai pelaku pembunuhan.
Tiga orang yang diamankan adalah pasangan suami istri (pasutri) M Dhofir (59) dan Nanik Purwanti (30) warga Dusun Sumber Gentong, Desa Jati Gunting, Kecamatan Wonorejo, dan Zainudin (30) warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
• Dendam Karena Pernah Disantet, Tiga Pelaku Bakar 2 Pria dengan Tangan Terikat
Dari hasil pemeriksaan, Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Dewa Putu Prima menjelaskan, kejadian ini motifnya bermula dari sakit hati.
Awalnya, tersangka M Dhofir (59) mengaku dirugikan oleh korban yang menawarkan program umrah murah dengan biaya Rp 10 juta.
Sudah banyak santri M Dhofir yang mendaftar, tapi korban ternyata tidak menepati janjinya.
Pembunuhan sadis tersebut terjadi pada Sabtu (19/1/2018).
Saat itu, tersangka Zainudin diminta oleh tersangka M Dhofir untuk menjemput korban Sya’roni dan Imam Sya’roni.
Tersangka berdalih ke korban menyampaikan amanah dari tersangka Dhofir untuk datang ke rumahnya.
“Alasannya saat itu di rumah tersangka sedang ada pengajian. Tersangka ini kan dukun dan punya banyak pengikut yang disebutnya sebagai santri.
Nah, kedua korban ini juga merupakan santri tersangka selama ini,” ujarnya, kepada Surya (Trinunmadura.com Network).
Mendapat perintah demikian, Zainudin lantas menjemput kedua korban sekira pukul 16.00 WIB.
Selanjutnya, tersangka dan dua korbannya ini tiba di rumah tersangka M Dhofir sekira pukul 16.30 WIB.
Lalu korban ini dijamu dengan apik oleh M Dhofir dan istrinya.
Tak lama, tersangka Nanik, membuatkan teh untuk kedua korban itu.
“Sebelum disajikan, tersangka M Dhofir memasukkan potas (racun ikan) ke dalam teh yang akan disajikan ke kedua korban itu.
Istrinya saat itu juga tahu dan membiarkan perbuatan suaminya itu. Selanjutnya, teh disajikan ke korban dan diminum oleh kedua korbannya,” jelasnya.
Menurut AKP Dewa Putu Prima, tak lama setelah minum teh bercampur potas itu, kedua korban langsung muntah – muntah.
Tersangka M Dhofir langsung menyuruh Zainudin untuk membelikan jamu agar korban tidak muntah–muntah.
Sekira pukul 17.20, korban minum jamu yang sudah dibelikan sama tersangka Zainudin.
Tak berselang lama, setelah korban minum jamu, kedua korban langsung tak sadarkan diri dan disandarkan di kursi rumah.
“Tersangka Zainudin mengunci kedua korban itu di dalam rumah tersangka M Dhofir.
Selanjutnya, tersangka M Dhofir meminta Zainudin keluar dari pintu dapur dan pulang untuk mencarikan pikap,” bebernya.
Dijelaskan AKP Dewa Putu Prima, Dhofir malah marah–marah ke Zainudin, karena ternyata perintahnya untuk mencarikan pikap tak kunjung dilakukannya.
Bahkan, Zainudin justru pergi ke acara selamatan di tetanggannya.
Sekira pukul 00.00 WIB, atau minggu dini hari, tersangka Dhofir terbangun dari tidurnya.
Ia kembali marah–marah karena Zainudin tak kunjung datang ke rumahnya.
“Dia (Dhofir) ini bingung, harus dikemanakan dua korban ini. Yang bersangkutan sangat panik sekali tidak bisa berbuat apa–apa.
Hingga akhirnya, dia mengajak istri dan Zainudin ini menitipkan sepeda motor korban di rumah kerabatnya bernama Novi,” ungkapnya.
Nah, sekitar pukul 00.15 WIB, tersangka tiba di lokasi dan menitipkan sepeda motor ke Novi yang lokasinya tak jauh dari ditemukannya korban tewas terbakar.
Lima menit kemudian, setelah memarkirkan sepeda motor korban, Dhofir meminta Zainudin untuk memotong bambu menggunakan gergaji.
Tak lama, Zainudin membawa potongan bambu dari kebun kosong itu ke rumah Dhofir.
“Istri tersangka Dhofir, Nanik disuruh untuk membeli bensin ke toko dan diantar Zainudin.
Setelah mendapatkan bensin itu, sekira pukul 02.10 WIB, ketiga tersangka menyeret dua korban dari rumah Dhofir ke dekat rumah Nurul Huda,” urainya.
Sekira pukul 02.30 WIB, Dhofir menyiramkan bensin yang baru saja dibeli ke sekujur tubuh dua korban yang sudah tewas.
Diduga kuat, tersangka dengan sengaja membakar korban ini dengan tujuan dan maksud untuk menghilangkan jejak dan mayat korban.
“Sayangnya aksi tersangka itu diketahui Nurul Huda yang sempat memadamkan api. Kami akan dalami lagi untuk mengungkap fakta lainnya,” tegasnya. (Galih Lintartika)