Tribun Bandar Lampung
Delapan Gardu Listrik di Bandar Lampung Diduga Dirusak
Gardu listrik PT Perusahaan Listrik Negara UID Lampung di delapan lokasi diduga dirusak.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Gardu listrik PT Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Distribusi (UID) Lampung di delapan lokasi di Bandar Lampung diduga dirusak. Dampaknya, tegangan listrik menjadi naik hingga merugikan warga selaku pelanggan listrik.
Pelaksana Tugas Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) UID Lampung Junarwin menjelaskan, temuan rusaknya peralatan pada gardu listrik itu berdasarkan pemeriksaan tim pelayanan teknis di lapangan.
"Gardu distribusi yang ditemukan telah dirusak antara lain di Jalan Nunyai, Kecamatan Rajabasa; Jalan RA Basyid Pal 6, Karang Sari; Jalan Purnawirawan; dan Jalan Bumi Manti 1 Perumahan Dosen Universitas Lampung. Kemudian di Jalan Soekarno-Hatta, dekat pemakaman di Jalan Hanoman, Jalan Pulau Buton, dan Jalan Dakwah, Kecamatan Labuhan Ratu," paparnya, Selasa (29/1/2019).
Dugaan perusakan tersebut, menurut Junarwin, terjadi sejak awal hingga pengujung Januari ini. Tim pelayanan teknis, beber dia, menemukan kerusakan seperti kabel-kabel yang putus.
"Dampak dari perusakan itu, tegangan listrik menjadi naik atau overvoltage. Tegangan listrik yang terlalu tinggi bisa merusak peralatan elektronik para pelanggan di sekitar gardu," katanya.
Junarwin mengungkapkan, setiap gardu distribusi sebenarnya telah dipasangi gembok untuk mengantisipasi perusakan. Namun, jelas dia, tim pelayanan teknis kerap mendapati gembok di beberapa gardu raib.
"Walaupun tidak setiap hari, petugas pelayanan teknis melakukan pemeliharaan secara berkala. Pas waktu pemeliharaan itu, mereka kadang baru mendapati gardu telah dirusak," ujarnya.
Junarwin memastikan pihaknya telah melaporkan dugaan perusakan gardu PLN di delapan tempat itu ke kepolisian. Pihaknya pun masih melanjutkan pemeriksaan aset gardu di setiap wilayah kerja di seluruh kantor Unit Layanan Pelanggan.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polresta Bandar Lampung Ajun Komisaris Titin Maezunah menyatakan segera berkoordinasi terkait informasi dugaan perusakan sejumlah gardu distribusi PLN.
"Segera kami koordinasikan," katanya, Selasa.
Untuk sementara, jelas Titin, informasi tersebut akan ditindaklanjuti sebagai dugaan perusakan fasilitas bersama.
"Kami teruskan ke jajaran untuk dilakukan pengecekan dan tindak lanjut," ujarnya.
Lampu Putus, Alat Elektronik Rusak
Ketua RT 4 Kelurahan Gedung Meneng Baru, Kecamatan Rajabasa, Eko, membenarkan dugaan gardu listrik PLN Lampung dirusak di lingkungannya. Tepatnya di kompleks Perumahan Dosen Universitas Lampung.
"Kalau nggak salah dua atau tiga minggu lalu. Posisinya Minggu, warga di sini sedang kerja bakti. Jam 10 pagi, baru sadar lampu-lampu putus. Bahkan ada lampu jalan yang meledak," katanya saat ditemui awak Tribun Lampung, Selasa (29/1/2019).
Eko menjelaskan, warga yang rumahnya masih menggunakan meteran lama paling merasakan dampak. Sementara warga yang rumahnya telah memakai meteran token (pulsa), menurut dia, tidak terdampak karena ada proteksi pada meteran.
"Kalau masih pakai meteran lama, lampu-lampu putus semua. Karena ketika gardu rusak, tegangan listrik langsung naik. Dari normalnya 220 volt ke 380 volt," bebernya.
Eko mengungkapkan, usai kejadian, warga langsung menghubungi PLN. Selanjutnya, sambung dia, tim PLN datang ke lokasi untuk melakukan penanganan.
"Ternyata, yang dipotong di gardu itu kabel tembaga sepanjang 30 centimeter. Pelakunya kemungkinan orang yang paham soal kelistrikan. Soalnya, gardu kan tegangannya tinggi. Kok berani-beraninya potong kabel," tutur Eko.
Ia menambahkan, kerusakan barang-barang elektronik akibat peristiwa tersebut setidaknya terjadi di empat rumah warga.
"Ada sekitar empat rumah yang laporan. Kulkas, AC, TV, dan kipas angin warga di empat rumah rusak," katanya.
Sapto, warga RT 4 Gedung Meneng Baru, Rajabasa, mengungkap total tujuh buah lampu putus lantaran tegangan listrik tiba-tiba naik. Kenaikan tegangan listrik itu diduga dampak dari aksi perusakan gardu listrik di Jalan Bumi Manti 1.
"Dua minggu lalu, pas Minggu. Setelah saya bersih-bersih rumah bareng anak, lampu tiba-tiba mati. Meteran listrik turun," ujarnya saat ditemui awak Tribun Lampung.
Sapto kemudian menaikkan meteran listriknya. Saat itu, jelas dia, lampu hidup dalam kondisi lebih terang, tetapi tiba-tiba meredup.
"Pas ke ruang tengah, lampu di ruang tengah meledak. Terus, lampu meledak lagi di kamar mandi. Akhirnya saya matikan semua. Baru sore saya hidupkan," katanya.
Sapto mengungkap total tujuh buah lampu meledak di lingkungan rumahnya. Lima buah lampu di dalam rumah dan dua buah lampu di kamar kos-kosan di samping rumahnya.
"Di kamar, anak saya biasanya hidupkan kipas angin, nggak pernah mati. Sekarang mati kipas itu," ujarnya.
Menurut Sapto, beberapa rumah di lingkungannya juga terkena dampak dari naiknya tegangan listrik. Ia pun berharap PLN cepat tanggap jika ada masalah serupa.
"Ya walaupun nggak seberapa nilainya (kerusakan), tapi tetap rugi lah. Satu lampu nggak murah juga," katanya.
Lapor PLN
Sementara PT PLN UID Lampung mengimbau seluruh pelanggan ikut peduli jika melihat oknum mencurigakan di dekat gardu. Warga bisa melapor ke contact center PLN 123. Atau melapor ke call center 123, dengan terlebih dahulu menekan kode area 123 apabila menghubungi melalui ponsel.
"Dengan bantuan masyarakat yang melapor, kami bisa dapat info tentang pelaku supaya bisa diserahkan kepada pihak berwajib," kata Plt Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) UID Lampung Junarwin.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/kabel-dipotong.jpg)