Fakta Seputar Dokter Terawan yang Merawat Ani Yudhoyono di Singapura

Fakta Seputar Dokter Terawan Agus Putranto yang Merawat Ani Yudhoyono di Singapura

Editor: taryono
IST
Dokter Terawan Agus Putranto - Fakta Seputar Dokter Terawan yang Merawat Ani Yudhoyono di Singapura 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Presiden Jokowi yang telah mengirim dokter kepresidenan untuk merawat ibu Ani Yudhoyono di Singapura.

Dia adalah Dokter Kepresidenan Terawan Agus Putranto.

Demikian dikatakan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

Dilansir dari Grid.ID, berikut  fakta seputar dokter kepresidenan sekaligus Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Terawan Agus Putranto.

Dari Kumpulan Jenderal Hingga Elite Nasional Pernah Terapi Cuci Otak dr Terawan, Begini Pengakuannya

Seberapa Amankah Terapi Cuci Otak Ala dr Terawan? Bagaimana Risikonya?

Ini Alasan IDI Memberhentikan Dokter Cuci Otak dr Terawan Agus Putranto

1. Terkenal dengan metode 'cuci otak'

Terawan Agus Putranto
Terawan Agus Putranto (cek and ricek)

 

Nama dokter Terawan pernah jadi pemberitaan karena dianggap telah melanggar kode etik dengan metode "cuci otak".

Hal ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie menyerukan upaya penyelamatan dokter Teriawan di akun Instagramnya.

Abrizal Bakrie mengungkap metode yang digunakan dokter Terawan sudah menolong dan terbukti mampu mencegah maupun mengobati ribuan penderita stroke.

Hal itulah yang kemudian membuat nama dokter Teriawan kemudian menjadi trending topik di Google.

2. Sembuhkan 40 Ribu Orang

Kemampuan dokter Teriawan mencuci otak demi kesembuhan pasien menuai kontroversi.

Meski begitu, metode Cuci Otak yang dilakukan dokter Teriawan pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.

Dilansir dari laman warta kota, dokter Teriawan asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.

"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya.

Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti keampuhan metode yang diterapkannya itu.

Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).

3. Dokter yang Cerdas

Dokter Terawan termasuk dokter yang cerdas karena kemampuannya menyembuhkan penyakit stroke

Meskipun ia sempat menolak menjelaskan di forum ilmiah, dengan alasan demi keamanan dan menghindari penyalahgunaan metode cuci otak tersebut.

Dokter Terawan akhirnya mengungkap yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.

Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh di area otak.

Selain itu, dengan cara memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.

Metode pencucian otak atau metode DSA, Dr Terawan kemudian melambung.

Bahkan pernah menangani beberapa tokoh, seperti Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendroproyono, hingga tokoh pres Dahlan Iskan.

4. Pernah Memperoleh Sanksi Pemecatan

Karena metode cuci otak yang diterapkannya pada pasien penderita stroke, dokter Teriawan pernah menerima sanksi pemecatan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran.

Selain itu, metode DSA tersebut mendapat penolakan dari Prod DR dr Hasan Machfoed, ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi).

Akhirnya dokter Teriawan mendapat sanksi pemecatan selama 12 bulan.

5. Dokter yang Dermawan

Dokter Teriawan juga diketahui sebagai dokter yang dermawan dan tidak doyan duit.

Hal ini disampaikan salah satu pasiennya, yang bernama Bambang Kuncoro.

"Saya saksi hidup. Itu dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan duit. Sing penting pasien yang dia tangani sembuh," kenang Bambang Kuncoro yang sekarang sudah bisa jalan-jalan ke luar kota mendatangi sejumlah obyek wisata bersama keluarganya.

Seperti diketahui, saat ini Ani Yudhoyono tengah berjuang melawan penyakit kanker darah yang diidapnya. 

Kabar tentang penyakit yang diidap Ani Yudhoyono dikabarkan Presiden ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

SBY berharap doa dari sahabat dan masyarakat agar istrinya diberi kesembuhan.

Seperti diketahui, Ny Ani dirawat sejak Sabtu (9/2/2019) di National University Hospital, Singapura. Sejak dirawat, tak ada keterangan dari pihak keluarga mengenai penyakit Ny Ani.

Baru kali ini, keterangan diberikan oleh Yudhoyono melalui video yang dibuat dan dikirimkan dari Singapura, Rabu (13/2/2019).

Berikut pernyataan lengkap dari SBY yang diunggah akun instagram menantunya, Annisa Yudhoyono:

Assalamualaikum Wr Wb

Salam sejahtera untuk kita semua. Bapak, ibu, saudara sekalian yang saya cintai.

Saat ini saya berada di Singapura mendampingi Ibu Ani dalam pengobatan dan perawatan kesehatan di negeri ini. Sejak tanggal 2 Februari 2019 yang lalu, Ibu Ani menjalani medical treatment di Singapura atas rekomendasi tim dokter kepresidenan Indonesia.

Dengan rasa prihatin, saya sampaikan kepada para sahabat di Tanah Air, Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah. Dan karenanya harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di National University Hospital, Singapura.

Atas nama Ibu Ani dan keluarga besar SBY, saya mohon doa dari para sahabat agar Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa dengan takdir dan kuasanya, memberikan kesembuhan kepada istri tercinta Ibu Ani, atau Kristiani Herawati binti Sarwo Edhie Wibowo, agar Ibu Ani dapat kembali menjalani kegiatan sehari-harinya di Tanah Air.

Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah, utamanya tim dokter kepresidenan atas perhatian dan bantuan yang diberikan dalam pengobatan Ibu Ani.

Saya juga menyampaikan terima kasih atas ucapan dan doa kesembuhan kepada Ibu Ani, yang disampaikan oleh para sahabat di Tanah Air yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Termasuk yang melalui media sosial.

Semoga Tuhan Yang Mahakuasa membalas budi baik dan ketulusan bapak ibu saudara sekalian.

Saya dan Ibu Ani meminta maaf karena tidak dapat menghadiri sejumlah kegiatan, yang direncanakan oleh berbagai pihak yang sebelumnya saya niatkan untuk saya penuhi. Sebagai seorang suami, tentu saya harus mendampingi Ibu Ani dalam menghadapi ujian dan cobaan Tuhan ini.

Meskipun saya amat mengetahui, Ibu Ani adalah sosok yang kuat, tabah, dan tegar dalam menghadapi tantangan kehidupan, termasuk ketika kami bersatu dalam suka dan duka selama 10 tahun saya mengemban tugas memimpin Indonesia dulu. Namun, bagaimanapun, saya, Ibu Ani dan keluarga harus bersatu dalam semangat keyakinan dan kekuatan agar semua ikhtiar untuk penyembuhan Ibu Ani dengan izin pertolongan Allah dapat berhasil dengan baik.

Demikianlah pernyataan saya hari ini, semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi kita semua.

Wassalamualaikum.

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved