Bertemunya Korban Bom dan Eks Napi Terorisme: Menangis, Salaman, Saling Mengikhlaskan
Pengeboman di Hotel JW Marriot, Jakarta, pada tahun 2003 menyisakan trauma panjang bagi Fifi.
Saat menyebutkan lokasi-lokasi yang berdekatan dengan titik peristiwa nahas itu, Fifi mengatur intonasi suaranya.
"Kurang lebih saya berangkat dari Ambassador, sampai saya di titik ini, di mana saya sekarang berada," kata Fifi.
Ali Imron Minta Maaf
Dalam acara bedah buku itu, hadir Ali Imron, pelaku Bom Bali I. Ali Imron pun meminta maaf atas apa yang pernah ia dan rekan-rekannya lakukan hingga menimbulkan trauma berkepanjangan dan luka yang membekas bagi para korban.
"Mbak Vivi, meskipun saya ketika kejadian itu sudah di penjara, tapi saya perlu mewakili kawan-kawan. Baik yang sudah sadar ataupun yang belum sadar. Dari hati yang paling dalam, kami mohon maaf sebesar-besarnya karena pernah terlibat aksi terorisme," kata Ali Imron.
Ali Imron mengaku telah mencoba menempatkan dirinya pada posisi korban. Hal itu terjadi saat ia berusaha memisahkan diri dari pemahaman agama yang salah. Ali Imron mengaku mencoba "bersahabat" dengan para korban bom dan kembali kepada Pancasila.
"Perlu kawan-kawan juga ketahui, bahwa saya pribadi juga berat. Ketika saya memutuskan (tobat), saya harus bertentangan dengan dua kakak saya. Saya juga melihat (sisi) bagaimana dengan korban," ujarnya.
Ali Imron pun mengenang saat dirinya menangis dan hanya bisa mengucapkan maaf. Itu terjadi saat ia menghadapi sidang, di mana sejumlah korban selamat yang harus menderita cacat, hadir dalam sidang.
"Ada beberapa korban yang didatangkan ke persidangan waktu itu. Saya hanya bisa memohon maaf dan menangis karena tidak bisa apa-apa lagi," katanya.
Salam dari Para Korban
DI tengah Ali Imron bercerita tentang pertobatannya dari tindakan radikal, Fifi yang berdiri tak jauh dari posisi duduk Ali, mendoakan agar mantan teroris itu mengamalkan perbuatan baiknya untuk Indonesia.
Fifi pun bersyukur bisa bertemu Ali Imron. Ia bahkan menitipkan salam dari para korban bom.
"Bersyukur sekali hari ini saya bertemu Pak Ali Imron. Bapak dapat salam dari teman-teman penyintas. Mereka berpesan kepada bapak. Semoga bapak semakin mencintai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan setiap hela napas bapak adalah menjaga NKRI untuk tidak ada pembom lainnya di negeri kita," tutur Fifi sembari menitikkan air mata.
Doa Fifi disambut tepuk tangan dari para tamu yang hadir dalam acara peluncuran buku.
"Saya beruntung ada di sini, bisa langsung bertemu bapak. Teman-teman ingin sekali bertemu bapak," imbuh Fifi.
Jiwa besar Fifi dan Ali Imron menjadi momen haru dalam acara itu. Ali Imron lantas turun dari atas panggung acara, lalu menghampiri Fifi. Keduanya bersalaman. Di hadapan para tamu, mereka saling mengikhlaskan apa yang telah terjadi pada masa lalu.
(Tribunnews/fit)