Banjir Rendam Ratusan Hektar Sawah di Lampung Selatan, Begini Situasi Terkini
Banjir sempat menggenangi ratusan hektar sawah di kecamatan Sragi dan Palas, Kabupaten Lampung Selatan
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,SRAGI - Banjir yang sempat menggenangi ratusan hektar sawah di kecamatan Sragi dan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, pada Sabtu, (16/2/2019) pagi ini mulai surut.
Akses jalan yang melintasi persawahan di Kecamatan Sragi dan Palas, Lampung Selatan, yang kini sudah bisa dilalui warga.
"Pagi ini luapan air sungai Way Pisang sudah surut. Jalan sudah bisa dilewati," kata Bibit Purwanto, Camat Sragi kepada Tribun Lampung, Sabtu (16/2/2019).
Menurutnya luapan sungai Way Pisang sempat menggenangi ratusan hektar sawah di Desa Mandalasari. Rata-rata tanaman padi petani di sawah baru berumur 6-10 hari.
"Surutnya air diharapkan tanaman padi petani bisa terselamatkan. Pagi ini sebagian tanaman padi sudah terlihat kembali," terang Bibit.
Tidak hanya menggenangi ratusan hektar sawah di kecamatan Sragi, banjir juga mengakibatkan tanggul sungai Way Pisang di Dusun Lebung Larangan, Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, kembali jebol.
Jebolnya tanggul terjadi setelah hujan mengguyur wilayah Palas dan sejak Jumat (15/2/2019) dini hari hingga menjelang siang.
• Gunung Anak Krakatau Alami Gempa Tremor Menerus
"Sejak subuh hujan turun sampai dengan pagi. Sungai Way Pisang meluap mengakibatkan tanggul jebol," kata Dayat, warga sekitar.
Akibat jebolnya tanggul, luapan air sungai Way Pisang merendam setidaknya 250 hektar lahan sawah di beberapa desa dan memutus akses jalan menuju Desa Pematang Baru.
Sampai Jumat sore, luapan air terpantau masih menggenangi ratusan lahan sawah warga yang baru masuk penggarapan.
Jika hujan kembali turun, kemungkinan luapan banjir akan semakin tinggi.
Menurut warga, bukan kali pertama ini tanggul sungai Way Pisang jebol.
Hampir setiap musim penghujan dan sungai Way Pisang meluap, selalu membuat tanggul jebol dan banjir merendam ratusan hektar sawah warga.
Padahal hampir setiap kali jebol, tanggul tersebut selalu diperbaiki.
Namun selalu kembali jebol dikala musim penghujan dan luapan sungai Way Pisang terjadi.