Prabowo Tak Peduli Ditertawan karena Kritisi Unicorn di Debat Kedua Capres
Capres No 02 Prabowo Subianto Tak Masalah Ditertawan Usai Soroti Unicorn di Indonesia
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Capres 02 Prabowo Subianto terkesan gagap Unicorn dalam debat kedua semalam.
Namun dalam pernyataan selanjut terungkap bahwa demi bangsa ia tak peduli, bahkan ditertawakan sekali pun.
Ketika mendapat pertanyaan dari Capres 01 Joko Widodo soal Unicorn, Prabowo tampak berpikir sejenak.
Lalu menjawab: "Yang bapak maksud Unicorn, maksudnya yang apa itu online-online itu?" Ia pun menyatakan dukungannya.
Namun dalam sesi selanjutnya Prabowo seolah kembali percaya diri.
"Tetapi hal-hal mendasar, Pak Jokowi, saya lihat ya, hal-hal mendasar dalam perekonomian Indonesia adalah bahwa terjadi suatu disparitas suatu, segelintir orang yang kurang dari 1 persen menguasai lebih dari setengah kekayaan kita. Jadi kalau ada unicorn-unicorn, ada teknologi hebat, saya khawatir ini nanti mempercepat nilai tambah dan uang-uang kita lari keluar negeri. ini yang saya khawatir. silakan anda ketawa tapi ini masalah bangsa." Prabowo berucap.
• Jokowi Dituding Pakai Earphone Saat Debat Kedua Pilpres, Faktanya yang Dipasang Clip On
"Jadi memang unicorn itu kita harus hati-hati. Itu suatu sistem baru, jangan sampai kita terjebak terjadi dehumanisasi," kata Djoko Usai Acara Debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
BERIKUT TRANSKRIP LENGKAP PERNYATAAN PRABOWO SOAL UNICORN
[Prabowo Subianto (21:57 17/02/2019)]
Yang bapak maksud Unicorn, maksudnya yang apa itu online-online itu? Saya kira prasarana yang kita bangun yah kita tentunya fasilitasi. Kita kurangi regulasi, kurangi pembatasan karena mereka lagi giat-giatnya, lagi pesat-pesatnya berkembang. Jadi saya akan dukung segala upaya untuk memperlancar. Mereka juga mengalami apa ya kesulitan dalam arti merasa sekarang ada tambahan-tambahan regulasi ada tambahan-tambahan mereka mau dipajak, rupanya, dalam perdagangan online. Ini yang mereka juga apa mengeluh. Jadi saya menyambut baik dinamika perkembangan apa itu bisnis seperti itu. Ini luar biasa pesatnya dan ini memungkinkan membuka peluang-peluang luar biasa. jadi saya sangat mendukung hal-hal seperti itu terimakasih.
• Disinggung Saat Debat Kedua Capres, Indonesia Ternyata Punya 4 Unicorn
[Prabowo Subianto (22:00 17/02/2019)]
Jadi kita tahu derap kecepatan dinamika perkembangan internet di telecommunications berkembang dengan sangat-sangat pesat, dan memang saya juga mendukung semua upaya untuk kita mengejar dan mengambil posisi. Tetapi hal-hal mendasar, Pak Jokowi, saya lihat ya, hal-hal mendasar dalam perekonomian Indonesia adalah bahwa terjadi suatu disparitas suatu, segelintir orang yang kurang dari 1 persen menguasai lebih dari setengah kekayaan kita. Jadi kalau ada unicorn-unicorn, ada teknologi hebat, saya khawatir ini nanti mempercepat nilai tambah dan uang-uang kita lari keluar negeri. ini yang saya khawatir. silakan anda ketawa tapi ini masalah bangsa.
Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. menteri bapak sendiri mengatakan bahwa ada 11 ribu empat ratus triliun uang Indonesia di luar negeri. Di seluruh bank di Indonesia uangnya hanya 5465 triliun. Berarti lebih banyak uang kita di luar daripada di Indonesia. Nah kalau kita tidak hati hati dengan antusiasme untuk internet, ecommerce, e-ini, e-itu, saya khawatir ini juga bisa mempercepat arus larinya uang keluar negeri. Ini bukan saya pesimistis. Ini saya ingin, saya ingin menggugah kesadaran sistem sekarang ini memungkinkan uang kita mengalir ke luar negeri itu saja.
• Inilah Video Detik-detik Terjadinya Ledakan di Gelora Bung Karno Saat Nobar Debat Kedua Pemilu 2019
4 Unicorn
Saat ini Indonesia sudah memiliki 4 Unicorn yakni start-up alias perusahaan rintisan yang bernilai di atas 1 miliar dollar AS.
Apa saja?
Berikut daftarnya:
1. Go-Jek
Berdasarkan situs Crunchbase, Selasa (25/12/2018) Go-Jek sudah mendapat pendanaan sebesar 3,3 miliar atau dollar AS dengan total 7 kali putaran pendanaan semenjak 31 Desember 2014.
Terakhir, menurut situs tersebut, Go-Jek menerima pendanaan dari Corporate Round pada 31 Oktober 2018 yakni dari Tencent Holdings, JD.com, dan Google senilai 1,2 miliar dollar AS.
2. Tokopedia
Dikutip dari Cruchbase, Tokopedia telah mengumpulkan 9 kali pendanaan sejak 6 Februari 2009.
Adapun putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Tokopedia yakni seri G senilai 1,1 miliar dollar AS dari Alibaba dan SoftBank.
Dengan pendanaan itu, maka nilai Tokopedia saat ini disebut mencapai 7 miliar dolar AS.
3. Bukalapak
Start up unicorn yang satu ini tidak terlalu gencar mencari pendanaan di tahun 2018.
Dikutip dari situs Cruchbase, Bukalapak terakhir kali mendapat putaran pendanaan Series C pada 17 November 2018.
Cruchbase mencatat, Bukalapak baru lima kali mendapat putaran pendanaan.
Salah satunya dari EMTEK Group tahun 2015 silam.
4. Traveloka
Dilansir dari Cruchbase, Traveloka tercatat mengumpulkan 500 juta dollar AS dari 4 kali putaran pendanaan semenjak 12 November 2012.
Putaran pendanaan terakhir yang dilakukan oleh Traveloka yakni pada 27 Juli 2017 dengan investor Expedia sebesar 350 juta dollar AS.
Pada bulan Oktober 2018, Traveloka sempat dikabarkan mengincar pendanaan sebesar 400 juta dollar AS.
Pendanaan tersebut diperoleh dari investor baru maupun eksisting.
Saat ini Traveloka menjadi salah satu startup Indonesia yang berekspansi ke Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, hingga Vietnam.
Jumlah unicorn Indonesia tersebut termasuk banyak dibanding negara-negara di Asia Tenggara.
Pertanyaannya mengapa banyak unicorn itu muncul di Indonesia?
Ekonom Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko bercerita, beberapa waktu lalu, dirinya bertemu dengan Dubes Singapura.
Dalam pertemuan itu ada diskusi, mengapa unicorn-unicorn muncul dari Indonesia.
"Salah satu yang muncul itu, satu itu karena di sini (Indonesia) tidak ada aturannya. Karena tidak ada aturannya orang jadi berkreasi semaksimal mungkin," ucap dia dalam FGD BTPN di Bali, pekan lalu.
Selain itu sebut Prasetyantoko, munculnya unicorn tersebut karena adanya kesempatan yang besar di Indonesia.
"Yang kedua opportunity itu ada di sini, tidak di sana," ujarnya.
Mengenai saat menjadi unicorn, perusahaan-perusahaan itu ternyata diambi alih oleh investor asing, Prasetyantoko menilai hal tersebut bukan merupakan suatu masalah, tetapi merupakan paradoks yang alamiah.
"Karena opportunity di sini, sehingga ruang untuk berkembang itu ada di sini. Tetapi begitu dia muncul jadi unicorn, asing yang ambil, take over. Bagi saya ini alamiah untuk pasar indonesia. Karena di sini ada oppurtunity, begitu dia mau naik harus ada injeksi asing," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur BTPN Anika Faisal menyebut, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan mempunyai potensi yang sangat bagus.
"Sehingga apapun bisa berkembang, istilahnya tanahnya subur banget ditanami apapun tumbuh, potensi apapun tumbuh," ucapnya.
Mengenai modal asing yang masuk ke unicorn, Anika menyebutkan, hal itu karena kapasitas membangun modal di Indonesia memang masih belum bisa diharapkan.
"Sehingga bila mengharapkan pengumpulan modal dari dalam negeri itu yang sulit, itu lah mengapa datang dari asing," katanya.
Mengenai modal asing tersebut, Anika mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan, selama Indonesia mendapatkan manfaat dari modal tersebut.
"Karena kan orang bawa uang ke Indonesia untuk kebaikan Indonesia kenapa tidak? Yang penting apakah memberikan kemanfaatan enggak? Nah kalau memberikan manfaat, seperti bayar pajak, memberikan pekerjaan bagi orang Indonesia, uangnya itu di Indonesia, di-invest dan reinvest kenapa enggak?" papar dia.