Kuburan Masal Berisi Tiga Truk Jenazah Korban Tsunami Aceh Dibongkar setelah Belasan Tahun
Kuburan Masal Berisi Tiga Truk Jenazah Korban Tsunami Aceh Dibongkar setelah Belasan Tahun
Kuburan Masal Berisi Tiga Truk Jenazah Korban Tsunami Aceh Dibongkar setelah Belasan Tahun
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Warga Desa Kaju, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, kembali memindahkan belasan jenazah korban tsunami dari lokasi lahan pembangunan gedung klinik kesehatan swasta milik dr Teuku Yusriadi di kawasan tersebut.
“Kuburan korban tsunami ini kita bongkar karena berada dalam lahan klinik, dan akan dikebumikan kembali di tanah wakaf di Desa Cot Paya,” kata Jauhari, kepala Dusun kepada wartawan, Selasa (19/02/2019).
Jauhari menyebutkan, bedasarkan pengakuan saksi yang ikut mengebumikan korban tsunami tahun 2004 lalu, di tanah kosong yang kini sudah dibangun klinik kesehatan itu terdapat sekitar tiga truk jenazah yang dikuburkan secara massal.
Namun ia tak mengetahui jumlah pasti jenazah tersebut.
• Puluhan Jasad Korban Tsunami Aceh Baru Ditemukan 14 Tahun Kemudian, Begini Penampakannya
“Menurut kesaksian warga yang ikut mengebumikan pasca-tsunami 2004 lalu, ada tiga truk jenazah yang dikebumikan di situ, tapi jumlah pasti saya juga tidak tahu,” katanya.
Sementara itu, dr Teuku Yusriadi mengaku saat membeli lahan kosong dengan kondisi rawa pada tahun 2010 lalu tidak mengetahui adanya kuburan korban tsunami di lokasi yang kini telah rampung dibangun gedung untuk klinik.
“Saya beli lahan itu tahun 2010, saya tidak tahu ada kuburan tsunami, dan pemilik tanah sebelumnya juga tidak mengetahui,” sebutnya.
Keberadaan kuburan massal korban tsunami yang tidak terdata itu baru diketahui Yusriadi pada saat pekerja mulai menggali fondasi bangunan gedung klinik pada akhir tahun 2016 lalu.
Sehingga sebagian lokasi kuburan korban tsunami tersebut tidak diteruskan untuk pembangunan.
“Saat digali fondasi dengan kedalaman dua meter, pekerja menemukan bungkusan plastik, dan baru diketahui ada jenazah korban tsunami.
Sehingga di lokasi tersebut diberikan tanda tidak diteruskan untuk galian fondasi,” katanya.
Pemindahan beasan jenazah korban tsunami yang berada di lahan pembangunan kliniknya itu baru dilakukan sekarang, karena klinik kesehatan miliknya itu akan segera difungsikan.
“Lahan ini dulu rawa, makanya saya timbun dulu, sebagiannya sudah padat dan gedung sudah siap agar mudah untuk memindahkan jenazah korban tsunami itu,” ujarnya.
Proses pemindahan kuburan massal korban tsunmai di lahan klinik milik Yusriadi itu sepenuhnya diserahkan kepada warga setempat susuai dengan hukum Islam.