Tribun Bandar Lampung
Fasilitas Rumah Singgah Pasien Miskin di Bandar Lampung, Ada TV Hingga Mesin Cuci
Fasilitas Rumah Singgah Pasien Miskin di Bandar Lampung, Ada TV Hingga Mesin Cuci
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Daniel Tri Hardanto
Fasilitas Rumah Singgah Pasien Miskin di Bandar Lampung, Ada TV Hingga Mesin Cuci
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rumah Singgah Peduli Cabang Lampung berdiri sejak 2010.
Sudah ratusan pasien dari keluarga tak mampu alias miskin "ditolong" di rumah singgah ini.
Para pasien dan keluarganya menginap dan mendapatkan semua fasilitas gratis di rumah singgah tersebut.
Minggu, 24 Februari 2019 siang itu, ada tujuh pasien sedang berkumpul di suatu ruangan berukuran 4x6 meter persegi.
• IZI Lampung dan YBM PLN Operasikan Rumah Singgah Pasien
Mereka berasal dari Way Kanan, Tanggamus, dan Lampung Tengah.
Beberapa pasien tampak beristirahat berbaring di atas empat kasur yang berjajar dan disekat dengan gorden.
Sementara pasien-pasien lainnya tampak berbincang-bincang dengan lainnya di teras ruangan tersebut.
Ruangan tempat berkumpul tersebut posisinya di bagian samping rumah.
Sementara bagian depan rumah terisi ruang tamu dan di tengah terdapat ruang kantor.
Kemudian di lantai bagian atas terdapat tiga kamar dengan ukuran masing-masing seluas 3x3 meter persegi.
Dua kamar terdapat dua ranjang dan satu kamar lagi terisi satu ranjang kasur.
Di bagian tembok pintu masuk tertulis "Rumah Peduli" dengan logo berwarna putih plus dilingkari warna merah.
Bagian bawah logo tertulis alamat website: www.rumahsinggahpeduli.org.
Rumah tersebut beralamat di Jalan Sam Ratulangi, RT 08 Lingkungan 02 Kelurahan Penengahan, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung.
Tempat itu dikenal dengan nama Rumah Singgah Peduli Cabang Lampung dengan slogan "We Care, We Do, We Share".
Para pasien yang tinggal di rumah ini merupakan pasien yang sedang menunggu jadwal seperti checkup ataupun terapi di beberapa rumah sakit yang ada di wilayah Bandar Lampung, seperti Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Rumah Sakit Bintang Amin, dan lainnya.
Ketika melongok ke dalam rumah singgah tersebut akan merasakan layaknya rumah hunian biasa dan terasa nyaman dengan beragam fasilitas mulai kamar tidur, kamar mandi, dapur lengkap peralatan masak, dan tempat jemuran pakaian.
• Dengan Kondisi Memprihatinkan, Dua Bocah yang Ditinggal Ayah Ibu Itu Dibawa ke Rumah Singgah
Fasilitas pendukung lainnya mulai dari mesin cuci, kulkas, televisi, bahkan hingga CCTV sebagai perlindungan keamanan.

Terdapat juga dua unit mobil ambulance yang disediakan untuk antar jemput pasien yang mengalami keadaan darurat.
Wagirin (32), asal Desa Limus, Kecamatan Pematang Sawah, Tanggamus, mengaku sudah tinggal di Rumah Singgah selama enam hari.
"Ya dari hari Selasa (19/2) lalu tinggal di sini soalnya mau pulang sangat jauh. Jalan mau menuju ke kampung terputus karena harus naik perahu dari pantai Kota Agung dan harus menempuh selama tiga jam untuk sampai ke rumah," tuturnya.
Wagirin mengalami luka bakar akibat terkena setrum pada bagian lengan sebelah kanannya saat di rumah orangtuanya.
Ia mengaku sudah sebanyak tiga kali menjalani operasi di Rumah Sakit Bintang Amin.
"Sekarang ini lagi nunggu jadwal terapi dan keputusan dokter besok untuk jadwalnya," katanya.
Oleh karenanya, ia sudah jauh-jauh hari datang ke Bandar Lampung dan memanfaatkan fasilitas layanan Rumah Singgah Peduli Cabang Lampung.
"Ya kita kan kurang mampu makanya kita tinggal di sini. Dan Alhamdulillah terbantu sekali karena fasilitas kan lengkap dan tidak dipungut biaya untuk tinggal di sini," paparnya.
Pendamping pasien, Wayan Suanda (53), warga Rumbia, Lampung Tengah, menuturkan, dirinya sengaja mampir untuk bermalam di Rumah Singgah karena mengantarkan anak ketiganya, Nyoman Ayu Nuryani (11), yang mengalami kelainan darah yang sudah berjalan lima tahun.
"Saya tadinya maunya chekcup. Tahu-tahu disuruh menginap. Lalu mampir ke Rumah Singgah sini. Supaya pas ketemu dokter. Jadi saya ke sini hari Senin (18/2) lalu dan ketemu dokter hari Selasa (19/2). Makanya menginap dulu ke Rumah Singgah," paparnya.
"Wah banyak sekali manfaat adanya Rumah Singgah ini karena lebih memberikan kenyamanan dan meringankan beban biaya. Kadang-kadang ada bantuan baju yang layak pakai," katanya.
Markus Hernan (48), warga Way Kanan, menyatakan, hampir dua bulan tinggal di Rumah Singgah menemani istrinya, Veronika Retnowati (48), yang mengalami kista.
Ia mengatakan dengan tinggal di Rumah Singgah tentunya meringankan beban karena lebih menghemat biaya dan menghemat makan di sini karena rumah singgah membantu untuk pasien.
"Ya kalau bantuan tidur di sini dan numpang di sini bantu iuran saja Rp 10 ribu untuk makan dan gak ada tarikan lain-lain. Di sini untuk fasilitas nyaman di tempat sini dan bagus semua," tukasnya.
Een, koordinator Rumah Singgah Cabang Lampung, menuturkan, kehadiran Rumah Singgah berawal dari Komunitas Peduli Generasi Lampung tahun 2010.
Kemudian membentuk Rumah Singgah pada tahun 2012 di Bandar Lampung.
"Di Jakarta ada tiga (Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan), lalu Lampung, Bandung, Surabaya dan Bali," katanya.
Firmansyah adalah ketua Yayasan Peduli Generasi Lampung yang menaungi Rumah Singgah.
Sedangkan Komunitas Peduli Generasi Lampung dipimpin Ncep.
Kehadiran Rumah Singgah khususnya diperuntukkan bagi pasien BPJS kelas 3 yang berasal dari luar kota Bandar Lampung yang sedang berobat jalan di rumah sakit.
"Kita di sini ada kebijakan memang khusus untuk pasien kategori kurang mampu. Jadi yang bisa tinggal harus pasien yang harus ada pendamping. Kita gak bisa terima pasien yang tanpa pendamping dengan maksimal dua orang pendamping," jelasnya.
Adapun syarat bisa tinggal di sana yaitu melampirkan fotokopi KTP, KK, BPJS, dan surat keterangan rujukan dari puskes setempat atau rumah sakit kalau memang yang berobat jalan. (*)