Siswa SD Dikeroyok Geng Anak di Bandar Lampung, Psikolog Sebut Pelaku Seperti Ini

Siswa SD Dikeroyok Geng Anak di Bandar Lampung, Psikolog Sebut Pelaku Seperti Ini

Penulis: hanif mustafa | Editor: Safruddin
Ilustrasi-Siswa SD Dikeroyok Geng Anak di Bandar Lampung, Psikolog Sebut Pelaku Seperti Ini 

Siswa SD Dikeroyok Geng Anak di Bandar Lampung, Psikolog Sebut Pelaku Seperti Ini

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Video viral pengeroyokan seorang siswa SD oleh Geng anak mendapat perhatian pengamat psikolog.

Menurut Ketua Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) Lampung Rini Proborini tindak kekerasan yang terjadi pada anak karena adanya agresifitas.

"Jadi agresifitas remaja terjadi karena adanya tekanan pada jiwa seseorang, tekanan ini diperoleh dari berbagai sumber," ungkap Rini, Rabu 13 Maret 2019.

"Pertama contoh dalam keluarga orang tua mendidik anak terlalu keras atau bisa jadi kebutuhan anak tak terpenuhi sehingga membuat tekanan dirinya," imbuhnya.

Kedua, kata Rini, bisa juga tekanan karena tekanan sekolah, sehingga anak tertekan. Dan juga faktor tekanan lingkungan.

"Kemudian agresivitas ditambah kekerasan yang berakumulasi dari apa yang dilihat oleh anak," tuturnya.

Rini pun mencontohkan sisi negatif game online.

"Anak yang melihat kekerasan dan terbiasa main game online, kemampuan berempati turun, sehingga tidak peka terhadap kondisi lain," jelasnya.

Rini pun menjelaskan, perlu ada pendekatan secara sistematis agar bisa melakukan pencegahan agresivitas anak.

"Harus ada peran berbagai pihak, mulai dari rumah, tekanan yang diberikan ke remaja harus ditinjau ulang, orang tua perlu menyisihkan waktu untuk memeperhatikan anak dan tuntutan yang diberikan harus ditinjau ulang," bebernya.

Kata Rini, orang tua harus jadi model bagaiamana mengendalikan diri kemudian mengajarkan sikap bijaksana.

"Termasuk menggunakan Gadget, karena Gadget in kekuatannya luar biasa membentuk agresivitas remaja," paparnya.

"Orang tua juga perlu meningkatkan komunikasi dirumah sehingga komunikasi harmonis antar keluarga. Serta di sekolah guru harus bersedia menerima aduan sehingga ada tindakan agresivitas bisa langsung ditindaklanjuti," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Bapas Anak Bandar Lampung, Ike Rahmawati atas adanya laporan tindak kekerasan terhadap anak di Polsek Kedaton, pihaknya menunggu koordinasi.

"Kami sudah dapat informasi tersebut, tapi belum ada permintaan (pendampingan)," katanya.

Menanggapi masalah ini, Ike mengaku Bapas akan mengedepankan upaya mediasi antara pelapor dan terlapor, agar sanksi pidana bisa dihindari.

"Ya kita lihat nanti prosesnya, Bapas mengedepankan upaya mediasi," tandasnya.

Pemprov Lampung Siapkan Rp 1,9 T untuk Belanja Pegawai, Termasuk Bayar Kenaikan Gaji PNS

Sinopsis Film Misteri Dilaila, Film dengan Dua Versi Ending Tayang Hanya di CGV Transmart Lampung

Lampung Fair 2019 Bakal Bertabur Artis, dari Padi Band hingga Marion Jola Ini Harga Tiket Masuk

Miss Komunikasi

Video viral pengeroyokan seorang siswa SD oleh Geng anak rupanya dipicu karena miss komunikasi.

Salah satu anggota Geng Jaling YA tersinggung dengan chat whatsapp dari korban DS (14).

Menurut Hendri Dunan (44), putranya DS melakukan chat whatsapp kepada SD.

"Nah salah satu anggota (YA) geng itu, kata anak saya tersinggung," ucap warga Rajabasa ini, Rabu 13 Maret 2019.

Lanjutnya, anaknya dikeroyok dengan cara diinjak, dijepit, ditendang dan dipukul.

"Baru setelah divisum ketahuan anak saya mengalami memar dan bengkak dibagian telinga sebelah kanan dan punggung," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Viral video penganiayaan seorang siswa SD di Bandar Lampung dikeroyok Geng anak-anak.

Video penganiayaan siswa SD oleh geng anak di Bandar Lampung ini beredar luas di WhatsApp.

Video penganiayaan Siswa SD oleh geng anak ini menjadi perbincangan warga Bandar Lampung.

Ayah dari siswa SD yang jadi korban penganiayaan geng anak itu melapor ke Polsek Kedaton, Bandar Lampung, Rabu 13 Maret 2019.

Dari video persekusi tersebut, seorang anak yang diketahui berinisal DS (14) dikeroyok oleh RZ, DV, YA,YI, dan AN.

Nampak awalnya DS sedang dibekap oleh salah satu pengeroyok, kemudian DS diinjak dan dipukuli oleh pengroyok lain.

Saat dikonfirmasi kepada orangtua DS, Hendri Dunan (44) membenarkan video tersebut.

"Iya benar, sudah saya laporkan ke Polsek Kedaton pagi tadi," ungkapnya, Rabu 13 Maret 2019.

Hendri pun menuturkan peristiwa ini terjadi pada Selasa sore, 12 Maret 2019, sekitar pukul 16.30 wib.

"Jadi awalnya saya gak tahu, awalnya dia pulang sekolah, kemudian dijemput keluarlah anak saya," ucap warga Jalan Linsun Rajabasa Jaya Bandar Lampung.

Kata Hendri, sekitar sore menjelang magrib anaknya pulang kerumah.

"Begitu pulang gak bilang-bilang apa-apa, memang kondisinya kotor, saya pikir habis main bola," tuturnya.

"Baru sekitar jam 20.00 wib saya dapat video (persekusi) itu dari ponakan, ya saya tentu kaget," paparnya.

Menengok Masjid UIN Raden Intan, Digadang-gadang Sebagai Masjid Terindah di Lampung

Inilah Biodata Putri Ayuningtyas, Moderator Debat Cawapres 17 Maret 2019 Bersama Alfito Deannova

Fotografer Nyaris Masuk Mulut Hewan Raksasa 15 Meter, Ini Detik-detik Rekaman Videonya

Jangan lupa subscribe channel video YouTube di bawah ini:

Hendri pun menanyakan kepada anaknya DS, dan DS mengaku telah dikeroyok oleh lima orang anak yang tergabung dalam Geng Jaling.

"Ternyata keluar itu dikeroyok, oleh kima anak, namanya saya lupa, tapi yang jelas bukan kawannya, ada yang SMP, dan ada yang gak sekolah, mereka geng, geng Jaling, umurnya sekitar 15 sampai 16 tahun," ucapnya.

Hendri pun mengaku mengadukan kelima anak ini karena sudah pernah membuat teror disekolahan anaknya.

"Jadi ke lima anak itu sudah buat kasus karena menyerang sekolah anak saya di SD," sebutnya.

"Atas penyerangan itu kelimanya membuat perjanjian kalau membuat ulah lagi bisa diadukan keranah hukum," imbuhnya.

Hendri pun berharap ada jalan keluar yang terbaik setelah pihaknya mengadukan perkara ini ke Polsek Kedaton.

"Saya aja nyakitin anak saya gak pernah mukul gak pernah, malah ngelihat video anak saya dikeroyok," tandasnya.

Sementara itu, Kapolsek Kedaton Kompol Abdul Mutholib mengatakan laporan yang tersurat dalam TBL/380/III/2019/LPG/RESTA BALAM/ SEKTOR KDT masih dalam proses.

"Nanti saya cek lagi," ungkap Abdul singkat.

(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved